Eropa Europa League

Eksperimen Vincenzo Montella: Fabio Borini sebagai Bek Kanan AC Milan

Kabar mengejutkan datang dari klub kaya raya yang sedang jadi pesakitan, AC Milan. Dalam laga malam Jumat kontra HNK Rijeka esok (29/9), Vincenzo Montella kabarnya akan memainkan Fabio Borini sebagai wingback kanan dalam formasi 3-5-2, seperti dilansir dari Gazzetta dello Sport.

Pertandingan bertajuk Liga Europa ini sendiri memang ditujukan Montella untuk bereksperimen, mumpung lawan yang dihadapi terhitung ringan. Selain mencoba beberapa hal baru di pertandingan ini, Montella juga akan mengistirahatkan beberapa pemain untuk bersiap menghadapi AS Roma, akhir pekan ini.

Borini sendiri belum pernah memerankan tugas sebagai bek sayap kanan sepanjang kariernya. Ia memang berkaki kanan dan sering beroperasi di area sayap, namun tugas seorang bek sayap sangat jauh berbeda dengan seorang juru gedor. Akan tetapi, ada peluang bagi Borini untuk dapat bersinar di calon posisi barunya ini.

Sebagai penyerang, Borini (anehnya) tidak memiliki insting mencetak gol yang bagus. Penyelesaian akhirnya sangat buruk, yang juga sering disertai dengan pengambilan keputusan yang salah. Namun, ia beberapa kali terlihat aktif dalam membantu pertahanan timnya.

Itulah yang coba dimanfaatkan Montella. Seorang bek sayap tidak dituntut untuk dapat mencetak gol, cukup dengan mengkreasi peluang dan konsisten dalam membangun serangan, serta rajin turun membantu pertahanan, jadilah dia raja di area yang ditempatinya. Untungnya, Borini memiliki atribut yang dibutuhkan itu.

Berdasarkan data yang didapat dari Wyscout, saat Milan menang 2-1 atas Cagliari, Borini adalah pemain kedua di Milan yang paling minim kehilangan bola (dua kali), dan rajin berduel untuk merebut bola dari kaki lawan dengan catatan enam duel (dua menang dan empat kalah).

Kemudian ketika kalah 1-4 dari Lazio, Borini menjadi pemain kedua di Milan yang paling banyak mengirim umpan terobosan (dua kali), dan pemain kelima yang paling sering terlibat duel di area penyerangan (lima duel).

Dari data statistik tersebut, bisa disimpulkan bahwa talenta Borini bisa lebih bermanfaat jika digunakan untuk menguasai area tertentu, ketimbang menjadi penyantap umpan-umpan matang yang kemudian terbuang sia-sia seperti makanan mewah para gadis kekinian.

Seringnya Borini terlibat duel menjadi kunci untuk menguasai sisi kanan lapangan Milan dan karakter Borini yang mau bekerja keras bisa dimanfaatkan untuk memerankan tugas bek sayap yang harus maju dan mundur sewaktu-waktu. Akan tetapi, buruknya kemampuan Borini dalam merebut bola dapat menyulitkan dirinya untuk beradaptasi di posisi ini.

Saat melawan Cagliari, Borini merupakan pemain kedua yang terburuk dalam hal ini, sedangkan ketika kalah dari Lazio, Borini menempati peringkat satu terburuk. Sebagai pemain yang akan ikut berjibaku di lini pertahanan, kemampuan ini mutlak dibutuhkan oleh Borini.

Andrea Conti masih akan absen hingga tahun depan. Beragam cara dilakukan Montella untuk mengatasi absennya Conti, mulai dari memakai tiga bek, memasang Ignazio Abate dan Davide Calabria secara bergantian, dan kali ini memainkan Borini di posisi bek kanan. Menarik untuk disimak, apakah percobaan-percobaan ini akan berbuah kesuksesan, atau berujung pemecatan suatu hari nanti.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.