Cerita

Belgia Punya Banyak Gelandang Hebat, Mengapa Marouanne Fellaini Masih Tetap Dipanggil?

Belgia kini tengah dalam berada masa keemasan sepak bola mereka. Generasi emas yang dipimpin oleh Eden Hazard ini memiliki potensi yang amat besar. Publik sepak bola sudah melihatnya di Piala Eropa 2016, bagaimana Belgia tampil memukau dan berhasil melaju hingga ke babak perempat-final.

Sektor yang paling mentereng dari generasi emas Belgia tentu adalah posisi gelandang. Area ini diisi oleh nama-nama hebat mulai dari Radja Nainggolan, Kevin De Bruyne, Axel Witsel, Moussa Dembele, hingga adik Eden, Thorgan Hazard. Belum lagi nama-nama pemain belia dengan bakat luar biasa seperti Leandro Dedoncker dan Youri Tielemans.

Menjadi menarik, justru dengan stok gelandang hebat yang bahkan sampai menumpuk, pelatih timnas Belgia, Roberto Martinez, masih saja memanggil gelandang berambut kribo, Marouanne Fellaini. Keputusan Martinez jelas membuat banyak tanda tanya. Mengapa Fellainni yang bahkan di klubnya Manchester United saja tidak bermain reguler dan sudah terancam ditendang ke klub lain, masih saja tetap dipanggil?

Senjata rahasia Belgia untuk Piala Dunia 2018?

Salah besar pabila Anda menyangka bahwa Fellaini terus dipanggil karena kehadiran Roberto Martinez sebagai pelatih Belgia, adalah karena Martinez adalah eks manajer Everton, klub lama Fellaini. Semua juga tahu bahwa sebelum bergabung ke United, Fellaini lama berkarier di sisi biru kota Mersyeside tersebut.

Masalahnya, Martinez pun tidak lama menangani Fellaini karena ketika pelatih asal Spanyol tersebut tiba di Everton, pemain yang bersangkutan sudah hijrah ke Manchester United. Dengan kata lain, alasan Fellaini terus dipanggil Martinez karena sempat sama-sama di Everton menjadi gugur.

Ketimbang Fellaini, sebenarnya lebih masuk akal mempertanyakan panggilan yang terus datang kepada Kevin Mirallas. Selain karena banyak opsi yang lebih baik di sektor sayap, sang winger sudah jauh menurun penampilannya, bahkan kini kembali ke klub lamanya, Olympiakos. Dan Martinez pun memang cukup lama berkerja sama dengan Mirallas karena keduanya terus bersama hingga Martinez dipecat Everton pada Mei 2016.

Boleh jadi Martinez akan menggunakan Fellaini sebagai senjata rahasia, sama seperti Louis van Gaal dan Jose Mourinho menggunakan sang pemain di United. Untuk penyerangan, Fellaini akan sangat berguna ketika tim melakukan serangan balik. Fellaini akan menjadi tembok pemantul yang kokoh bagi lini kedua Belgia. Atau dengan kepalanya ia bisa unggul dalam duel-duel udara, dan membuat Belgia punya opsi lain dalam menyerang.

Sementara untuk bertahan, Fellaini bisa dibebankan tugas untuk mengawal para pemain dengan ketat. Kemampuan fisiknya memungkinkan ia menjalankan peran “kotor” untuk menghentikan serangan lawan. Pun dengan kehebatannya dalam duel udara, Fellaini akan sangat berguna untuk menghalau serangan-serangan udara dari tim lawan.

Selain itu, Martinez juga membutuhkan pengalaman bertanding Fellaini. Untuk turnamen besar seperti Piala Dunia, Martinez tentu membutuhkan pemain dengan jam terbang yang sudah banyak, dan sudah terbiasa mengatasi tekanan. Sulit dipercaya memang, tapi di skuat Belgia saat ini, Fellaini termasuk pemain dengan pengalaman internasional terbanyak.

Hanya ada empat pemain Belgia yang memiliki caps internasional lebih dari 80 pertandingan. Jan Vertonghen menjadi yang terbanyak dengan 97 pertandingan, selanjutnya adalah Axel Witsel dengan 85 pertandingan, disusul oleh kapten tim, Eden Hazard, dengan 81 pertandingan. Fellaini sendiri sudah bertanding untuk timnas Belgia sebanyak 80 kali, sejak memulai debutnya pada Februari 2007.

Piala Dunia merupakan turnamen yang kompleks. Banyak pemain yang menyebut bahwa tingkat kesulitan Piala Dunia yang sifatnya turnamen lebih tinggi ketimbang kompetisi liga. Maka menjadi wajar ketika pelatih tim nasional yang bertanding di Piala Dunia membutuhkan semua tenaga yang bisa dimaksimalkan untuk membela negara di turnamen tersebut.

Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia