Turun Minum Serba-Serbi

Menerka Berbagai Potensi Dagelan Baru di Liga 1 2018

Meski baru berjalan satu pekan, tapi Go-Jek Liga 1 2018 sudah menyulut beberapa kontroversi. Mulai dari kasus dimainkannya Vladimir Vujovic dan Sandy Sute, mundurnya Traveloka dari sponsor pada H-1 pembukaan, hingga dipecatnya Iwan Setiawan walau Borneo FC baru melakoni satu laga. Seakan enggan berbenah, setiap musim baru akan diiringi dengan sederet dagelan baru.

Lalu apa saja potensi dagelan baru di kompetisi musim ini? Berikut adalah prediksi kami, tentang hal-hal yang jika ke depannya tidak ditangani secara tepat, dapat memunculkan dagelan baru baru akibat kurang sigap diantisipasi.

Teka-teki Ketua PSSI

Saat ini Edy Rahmayadi masih dalam masa cuti untuk mengurus kampanye Pilkada-nya. Jika gagal terpilih, tentu beliau akan kembali ke kursi nomor satu PSSI, tapi bagaimana jika nantinya resmi dilantik sebagai Gubernur Sumatera Utara? Apakah dapat membagi fokusnya dengan PSSI? Ini yang sangat berpotensi menimbulkan perdebatan, dan seperti kata John Duerden, PSSI yang harus tegas jika ketuanya enggan mundur.

Pemecatan dini

Gomes de Olivera, Subangkit, dan Iwan Setiawan, jadi tiga pelatih dengan masa jabatan tersingkat di persiapn jelang Go-Jek Liga 1 2018, yang jadi fenomena baru karena biasanya tidak sebanyak ini pelatih yang lengser di awal musim. Dengan 8 bulan tersisa, potensi pemecatan dini masih akan terus mengintai pelatih-pelatih di Liga 1, terutama yang klubnya memiliki jadwal super berat seperti Joko Susilo dan Rahmad Darmawan.

Pindah kandang

Biasanya karena partai usiran, tapi fenomena pindah kandang di musim ini juga bisa terjadi akibat diselenggarakannya Asian Games 2018, seperti yang berpotensi menimpa Persija Jakarta, atau karena pencahayaan yang kurang memadai di malam hari, seperti Perseru Serui pada bulan Ramadan musim lalu. Bhayangkara FC juga berpotensi pindah kandang sementara jika renovasi Stadion PTIK tidak selesai tepat waktu.

Jadwal bulan Ramadan

Pertengahan Mei diperkirakan akan menjadi awal bulan Ramadan tahun ini. Seperti musim lalu, selama sebulan seluruh laga akan dimainkan malam hari, mulai pukul 20:30 WIB. Pertanyaannya, apakah semua stadion klub peserta memiliki pencahayaan yang memadai? Lalu yang kedua, jika memang klub harus mengungsi sementara, apakah akan terjadi lagi pertandingan kandang rasa tandang seperti Perseru musim lalu?

Bentrok dengan Piala AFF

Molornya sepak mula Go-Jek Liga 1 2018 berimbas pada mundurnya jadwal akhir musim. Menurut jadwal saat ini, kompetisi akan berakhir pada 2 Desember 2018, yang artinya berbenturan dengan dimulainya Piala AFF pada 8 November 2018. Menarik untuk dinanti, bagaimana PSSI dan PT. LIB mengantisipasi hal ini, agar kepetingan timnas dan liga tetap berjalan secara beriringan dengan lancar.

Kuota pemain di timnas Piala AFF

Pernah terjadi di tahun 2016, ketika jadwal Piala AFF yang bentrok dengan pagelaran Torabika Soccer Championship (TSC), membuat klub hanya boleh mengutus maksimal dua pemainnya ke timnas. Dampaknya, banyak pemain berkualitas yang tak terpanggil, dan Alfred Riedl harus meracik komposisi tim dengan sumber daya yang terbatas, Di akhir cerita, tim Garuda lagi-lagi harus puas menjadi runner-up.

Siaran langsung

Indosiar selaku pemegang hak siar Go-Jek Liga 1 2018 memang telah berkomitmen untuk totalitas dalam menyiarkan pertandingan. Namun, patut “diwaspadai” juga karena Indosiar memiliki program unggulan lainnya, sedangkan sepak bola Indonesia sulit ditebak jalannya. Bagaimana jika sepak mula molor? Atau bagaimana jika laga sempat tertunda? Ini yang akan menjadi tugas berat bagi Indosiar untuk mengaturnya.

Peralatan canggih wasit

Terakhir, teknologi canggih yang akan dipakai wasit Go-Jek Liga 1 2018 juga bisa berbuah dagelan baru. Mulai putaran kedua, para pengadil akan dibekali tiga peralatan terkini, yaitu mikrofon, vanishing spray, dan papan angka elektronik. Namun, harus dipastikan dulu jika alat-alat tersebut memang selalu siap pakai, untuk menghindari kejadian memalukan karena peralatan yang tidak berfungsi di tengah jalannya laga.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.