Cerita

Kasus Vladimir Vujovic dan Sandi Sute di Pembukaan Go-Jek Liga 1 2018: Menuntut Transparansi dari Komisi Banding, Komisi Disiplin, dan PSSI

Liga 1 2018 resmi dibuka. Laga Bhayangkara FC menjamu Persija Jakarta menjadi penanda musim baru. Pertandingan yang mempertemukan juara Liga 1 dengan juara Piala Presiden 2018.

Fokus pembicaraan kini mengarah ke Bhayangkara FC. Mereka memainkan Vladimir Vujovic sebagai salah satu palang pintu mereka. Padahal, Vlado masih terkena hukuman sanksi larangan bermain dari Komisi Disiplin PSSI. Dari lima larangan bermain sejak musim lalu, Vlado baru menjalankan dua. Yakni saat Persib Bandung melawan Borneo FC dan juga saat melawan Perseru Serui di laga terakhir Liga 1 2017.

Sontak hal ini memicu beragam reaksi. Bhayangkara FC dianggap tak memahami dan menaati regulasi. Sindiran datang dari berbagai penjuru.

Bhayangkara FC mengelak dianggap melanggar hukuman. Menurut mereka, memainkan Vlado sudah sesuai dengan regulasi yang dikeluarkan oleh Komisi Banding. Lho, kok tiba-tiba lari ke Komisi Banding? Bukan Komisi Disiplin?

PSSI memiliki Komisi Disiplin dan Komisi Banding yang dalam trias politica seperti organ yudikatif. Sederhananya, Komisi Disiplin bertugas untuk memutus sebuah perkara. Dinyatakan bersalah atau tidak. Jika bersalah, apa hukumannya dan kalau denda, berapa dendanya. Jika larangan bermain, berapa lama, dan sebagainya.

Sebaliknya, Komisi Banding adalah tempat bagi para “terdakwa” melakukan banding. Merasa dirinya tidak bersalah dan meminta adanya keringanan hukuman, syukur-syukur bisa dihapuskan hukumannya.

Namun melakukan banding di Komisi Banding sembari berharap adanya keringanan hukuman itu tak mudah. Menurut salah satu sekretaris di salah satu klub, kemungkinan untuk hukuman diringankan hanya 30%. Sisanya adalah malah dibuat semakin berat. Betul atau tidak terkait hal itu, nyatanya Komisi Banding sengaja dibuat untuk tempat mengadu dan sah-sah saja bagi klub untuk mengajukan banding.

Kembali ke kasus Vladimir Vujovic. Menurut Bhayangkara FC, mereka tidak melanggar hukuman apapun. Yeyen Tumena, General Manager Bhayangkara FC merasa Vujovic sudah bisa main. Bhayangkara FC telah mengajukan banding dan diterima oleh Komisi Banding.

“Ada keputusan banding untuk hukuman Vlado yaitu hukuman percobaan tiga kali selama enam bulan. Jika mengulang perbuatan yang sama dalam kurun waktu 6 bulan di keompetisi sekarang, langsung berlaku sanksi 3 pertandingan,” ujar Yeyen Tumena, dilansir dari BolaSports.com.

Hal ini diperkuat oleh ucapan dari Tigorshalom Boboy, COO PT. Liga Indonesia Baru yang mengatakan bahwa keputusan Bhayangkara FC memainkan Vlado adalah sah dan tidak melanggar regulasi apapun.

“Berdasarkan surat keputusan dari Komding PSSI, Vujovic bisa diturunkan pada laga pembuka Go-Jek Liga 1 2018. Dan itu juga sudah disampaikan ke klub. Soal apa pertimbangan mendasar Vujovic diperbolehkan tampil, silakan meminta penjelasan kongkretnya ke Komding PSSI,” jelas Tigor dilnsir dari Topskor.

Kunci sebenarnya ada di Komding PSSI. Keputusan Komding untuk meringankan hukuman adalah sah. Yang menjadi soal adalah keterbukaan dari Komding. Komding tidak mengeluarkan keputusan apapun soal sanksi Vlado ke publik.

Masyarakat pencinta sepak bola seakan dibiarkan untuk bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi. Baru setelah isu ini menjadi konsumsi publik, PT. Liga Indonesia Baru buru-buru memberikan klarifikasi.

Bagaimana dengan Sandi Sute?

Lain halnya soal kasus Sandi Sute walau kasusnya mirip dengan Vlado. Sandi terkena kartu merah saat Persija Jakarta melawan Bhayangkara FC di laga pamungkas Liga 1 2017. Saat itu, Sandi menekel keras bek Bhayangkara FC, Firly Apriansyah dan langsung diberikan kartu merah.

Jika sesuai regulasi, maka Sandi tidak boleh bermain sebanyak dua kali. Uniknya, Sandi bisa bermain di laga pembuka Liga 1 2018.

Jika Vlado alasannya karena pihak Bhayangkara FC telah melakukan banding, maka lain halnya dengan Sandi. Dilansir dari Tribunnews, manajer Persija Jakarta, Ardhi Tjahjoko, menganggap hukuman untuk Sandi hanya untuk di Liga 1 2017.

“Kelihatannya itu hanya berlaku di Liga 1 2017,” ucap Ardhi dilansir dari Tribunnews. Ardhi juga menjelaskan bahwa tidak ada surat pemberitahuan dari Komdis PSSI atau dari PT. Liga Indonesia Baru terkait sanksi yang diterima oleh Sandi.

Ini menjadi hal yang sangat menarik. Jika hukuman Vlado harusnya masih berlaku sampai tiga laga di Liga 1 2018 namun gugur karena adanya banding dari Bhayangkara FC, lalu mengapa sanksi untuk Sandi Sute tidak berlanjut sampai Liga 1 2018? Ada ketidakjelasan regulasi dari banyak pihak yang terlibat dalam PSSI, Komisi Disiplin, dan Komisi Banding. Hal itu yang kemudian membuat PT. LIB juga buta dengan sisa sanksi yang terjadi di musim lalu.

Lagi-lagi tentang kinerja pihak yudikatif dalam tubuh PSSI yang dipertanyakan, mau sampai kapan ini terjadi terus?

Author: Alief Maulana (@aliefmaulana_)
Ultras Gresik yang sedang belajar menulis di serigalagiras.wordpress.com