Cerita

Tribe Profil: Paket Komplet Madura United demi Asa Juara

Walau baru dibentuk pada Januari 2016, Madura United langsung berkembang pesat. Menempati peringkat ketiga di Torabika Soccer Championship (TSC) A 2016 dan peringkat kelima di Go-Jek Traveloka Liga 1 2017, lalu mengakhiri paruh musim sebagai pemuncak klasemen di kedua ajang tersebut, Laskar Sapeh Kerrab memberi sinyal bahwa mereka termasuk salah satu tim papan atas.

Jelang Liga 1 2018, persiapan digeber sejak dini. Ketika liga musim lalu baru saja usai, Madura United langsung bergerak cepat di bursa transfer. Dua pemain muda berbakat, Satria Tama di posisi kiper dan Alfath Faathier di pos bek sayap didatangkan, lalu disusul sederet pemain berlabel timnas seperti Beny Wahyudi, Raphael Maitimo, dan Cristian Gonzales.

Untuk slot pemain asing, Madura United juga kedatangan nama-nama beken. Ada Nuriddin Davronov yang merupakan kapten timnas Tajikistan, kemudian Zah Rahan Krangar yang merupakan playmaker legendaris Liga Indonesia, dan Alberto de Paula atau Karl Marx Danny yang masih dalam proses seleksi, Mereka akan melengkapi slot pemain asing bersama Fabiano Beltrame yang musim lalu menjabat kapten tim.

Selain itu, gerak-gerik Madura United di bursa transfer juga menarik karena mendaratkan tiga pemain naturalisasi. Mereka adalah Raphael Maitimo, Cristian Gonzales, dan Onorionde Kughegbe John atau yang biasa disingkat OK John. Bersama Greg Nwokolo, ketiganya menjadikan Madura United sebagai kesebelasan dengan jumlah pemain naturalisasi terbanyak di Liga 1 2018.

Pressing ala Milomir Seslija

Coach Milo adalah pelatih yang selalu menekankan intensitas tinggi saat melakukan pressing. Gegenpressing kalau kata Jürgen Klopp, atau KeBo LangSing (Kehilangan Bola Langsung Pressing) kalau kata Ryan Tank. Contoh terbaru adalah saat melatih Arema FC di TSC A 2016 dan Persiba Balikpapan di Liga 1 2017.

Ketika mengasuh Arema FC, Singo Edan jadi tim dengan jumlah kebobolan terminim, 22 gol dari 34 laga. Kemudian selama mengarsiteki Persiba Balikpapan, coach Milo membuat Laskar Beruang Madu tak pernah kemasukan lebih dari dua gol per pertandingan, padahal klubnya mendekam di papan bawah, bahkan sempat menjadi juru kunci, yang biasanya sangat identik dengan predikat “lumbung gol”.

Lalu kini di Madura United, bermodalkan pemain bertahan yang tangguh dengan fisik kokoh semacam Fabiano, Fachruddin, Asep Berlian, dan OK John, ia diyakini dapat membuat pertahanan Laskar Sapeh Kerrab jadi lebih solid. Musim lalu, Madura United sangat superior di sektor penyerangan, tapi rapuh di lini belakang, terutama saat tandang. Contohnya ketika kalah 3-0 dari Borneo FC, 5-2 dari Bali United, dan 6-1 dari PSM Makassar.

Banyak variasi di lini serang

Gerak cepat Madura United di bursa transfer layak diapresiasi. Posisi kiper dipastikan bertambah kuat dengan kedatangan Satria Tama, lalu pos bek sayap akan semakin tangguh dengan hadirnya Alfath Faathier (kiri) dan Beny Wahyudi (kanan). Bersama duet Fabiano dan Fachruddin di jantung pertahanan, bisa dibilang lini belakang Laskar Sapeh Kerrab sudah mendapat susunan terbaiknya.

Akan tetapi, beda halnya di lini tengah. Ada begitu banyak pemain berkualitas di posisi ini yang mengantre untuk dimainkan. Di posisi gelandang bertahan ada Asep Berlian dan OK John. Lalu di sektor gelandang tengah ada Davronov, Maitimo, dan Slamet Nurcahyo. Kemudian di pos gelandang serang juga tak kalah banyak, karena selain Zah Rahan, Slamet Nurcahyo dan Maitimo juga bisa bermain di posisi itu.

Di bagian sayap terutama sisi kanan, variasi juga melimpah. Bayu Gatra dan Engelberd Sani yang musim lalu biasa dipasang bergantian, kali ini juga harus bersaing dengan Zah Rahan yang dalam beberapa laga uji coba dimainkan di posisi tersebut. Sementara itu, di sisi kiri posisi Greg sangat sulit diganggu gugat.

Bergeser ke posisi juru gedor, Madura United juga memiliki banyak variasi, tapi juga penuh tanda tanya. Mengapa? Karena Cristian Gonzales diragukan masih tetap setajam dulu, dan antara Alberto de Paula atau Karl Marx Danny belum diumumkan siapa yang akan dikontrak. Lalu jika Greg yang digeser jadi penyerang tengah, musim lalu hasilnya tidak cukup baik.

Ini artinya, Milomir Seslija memiliki banyak sekali variasi di lini serangnya. Ia bahkan bisa menyesuaikan susunan pemain sesuai lawan yang dihadapi, tanpa mengurangi kekuatan tim. Contohnya di laga uji coba lawan Hougang United dan PSIS Semarang, coach Milo memainkan skema bola-bola pendek, yang berujung kemenangan 2-0 dan 1-0. Lalu saat menghadapi Persipura menerapkan pola bola panjang dengan hasil 0-0.

Meski demikian, variasi ini juga bisa memakan korban. Mungkin akan ada 1-2 pemain yang flop karena kalah saing, sehingga harus dilepas di paruh musim dan dicari penggantinya. Pertanyaannya adalah, lini serang Madura United diisi nama-nama tenar, lalu siapa yang akan tersingkir?

Players to watch: Satria Tama dan Alfath Faathier

Dua rekrutan yang di atas kertas sangat tepat karena menambal kelemahan musim lalu. Satria Tama yang berkolaborasi dengan Hendro Kartiko sebagai pelatih kiper, akan menjadi tembok kokoh di bawah mistar gawang Madura United, menggeser Heri Prasetyo dan Angga Saputra yang musim lalu dimainkan bergantian.

Sementara itu, Alfath Faathier akan memperkuat pos bek sayap kiri, yang musim lalu tidak memiki penghuni tetap. Dengan ciri khas permainannya yang mengandalkan kecepatan, dribel, dan kadang diakhiri dengan penetrasi ke kotak penalti, Alfath bisa jadi inverted winger tambahan bagi Madura United. Kelebihan lainnya, ia bisa dimainkan di kedua sisi.

Prediksi: Lima besar

Skuat Madura United musim ini semakin komplet. Sektor belakang sudah jadi kerangka utamanya, lini tengah banyak variasi, tinggal mencari susunan terbaik di lini depan. Dengan kedalaman skuat seperti ini, Madura United seharusnya tidak kesulitan membagi fokus antara Liga 1 dan Piala Indonesia, sehingga mengejar posisi lima besar adalah target yang realistis.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.