Nasional Bola

Berbenahlah, Ezra Walian!

Membela kesebelasan asal Eropa, kendati hanya bermain di divisi dua, tentu sebuah pencapaian tersendiri bagi pemain asal Indonesia. Situasi macam itulah yang tengah dilakoni pemain berusia 20 tahun, Ezra Walian.

Usai ‘lulus’ dari tim junior Ajax Amsterdam, Ezra menerima pinangan klub Eerste Divisie, Almere City, dengan durasi kontrak selama dua musim alias kedaluwarsa di musim panas 2019 nanti.

Oleh Jack de Gier, pelatih Almere City, Ezra dijadikan andalan ketika mengarungi awal musim. Bermain di 15 pertandingan pada seluruh kompetisi, pemuda setinggi 185 sentimeter itu sukses mencetak 4 gol. Sebuah pencapaian yang cukup membanggakan.

Namun sial, dimulai sejak awal Desember 2017, Ezra tergeser ke bangku cadangan. Berdasarkan statistik yang dihimpun via Transfermarkt, ia tak pernah dimainkan oleh de Gier sampai pekan ke-30 Eerste Divisie pada 16 Maret kemarin. Berbagai pertanyaan pun mengiringi situasi muram yang tengah dialami Ezra di Negeri Kincir Angin.

Kendati demikian, namanya tetap diikutsertakan oleh pelatih tim nasional Indonesia, Luis Milla, saat membesut tim U-23 dalam laga uji tanding melawan Singapura U-23 tadi malam (21/3). Tak hanya dipanggil pulang, Ezra juga dimainkan oleh pria berusia 52 tahun itu sebagai starter.

Bermain lagi dengan rekan-rekannya saat mentas di ajang South East Asia (SEA) Games Malaysia 2017 kemarin, Ezra diharapkan bisa menjadi ujung serangan tim guna mendulang gol.

Akan tetapi, harapan tinggal harapan karena sinar Ezra tampil jauh di bawah ekspektasi pada laga tersebut. Bahkan di saat memiliki peluang emas dan berhadapan satu lawan satu dengan kiper Singapura U-23 pada pertengahan babak pertama, sosok kelahiran Amsterdam ini gagal mengonversinya secara paripurna.

Kegagalan itu sendiri membuatnya jadi sasaran kritik pendukung timnas di media sosial. Ada yang menyebutnya sebagai penyerang yang payah dan lamban, hingga mencapnya tak panas diplot menjadi andalan. Penampilan kurang apik Ezra, terlepas dari penjagaan ketat bek-bek Singapura U-23, juga membuatnya diberi rating 5,5 saja oleh Football Tribe Indonesia.

Buruknya performa Ezra di laga melawan Singapura U-23 semalam, seakan jadi justifikasi mengapa ia begitu awet duduk di bangku cadangan Almere City selama dua setengah bulan pamungkas.

Selain kondisi fisik yang kedodoran dan mental bertanding yang memble, Ezra juga kehilangan insting predatornya saat ada di kotak penalti (terlepas dari penjagaan ketat para bek lawan). Padahal, itu merupakan atribut terpenting bagi mereka yang berposisi sebagai penyerang.

Serentetan masalah ini kudu dibenahi sesegera mungkin oleh Ezra. Ia mesti menggembleng kondisi fisiknya hingga titik maksimal serta membenahi mental bertandingnya. Tak berhenti sampai di situ karena Ezra pun wajib melatih kemampuan dan instingnya dalam memanfaatkan sekecil apapun peluang di kotak penalti lawan agar menjadi juru gedor ganas yang sesungguhnya.

Jika gagal melakukan itu, ada sebuah konsekuensi berat yang bisa saja ia terima yakni tidak dibawa oleh Milla saat timnas U-23 bertempur di ajang Asian Games 2018. Lebih jauh, kariernya sebagai pesepak bola profesional di Almere City tentu semakin terancam.

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional