Cerita

Macan Himalaya Penguasa Lini Tengah Persija Jakarta

Rohit Chand adalah pria kelahiran Nepal 1 Maret 1991. Berbekal wajah dingin, tubuh tegap, dan fisik yg kuat, dilengkapi kemampuan olah bola mumpuni dan daya jelajah tinggi, membuatnya layak dijuluki Macan Himalaya oleh sebagian besar pendukung Persija Jakarta.

Ini bukanlah musim pertama pria 27 tahun ini memperkuat tim Persija, bahkan ini periode kedua untuknya bergabung dengan pasukan Macan Kemayoran. Sebelumnya, Rohit bergabung di tim ibu kota pada tahun 2013 setelah sebelunya memperkuat PSPS Pekanbaru.

Kedatangannya kali ini cukup mengejutkan, sebab sebelumnya ia sudah dilepas oleh tim. Lalu tiba-tiba, saat beberapa pemain asing melakukan seleksi di Jakarta selama beberapa pekan, tiba-tiba ia mengunggah foto seakan memberi isyarat kedatangannya di Jakarta. Benar saja, beberapa hari setelahnya, Rohit Chand resmi menandatangani kontak bersama Persija sekaligus menyingkirkan kandidat pemain asing lain yg telah melakukan seleksi sebelumnya.

Nyatanya, pilihan untuk memilih Rohit meski tanpa melalui tahap seleksi adalah pilihan yg tepat. Rohit seakan menjadi pelengkap keping-keping taktik yang coba disususn tim pelatih. Rohit melengkapi formasi 4-3-3 yang musim lalu diterapkan Stefano Teco Cugurra.

Perannya bersama Sandi Sute dan Ramdani Lestaluhu atau Muhammad Hargianto kala itu sangatlah vital. Saat Sute terfokus membantu pertahanan dan Ramdani atau Hargianto sibuk membantu penyerangan, Rohit mampu mengisi peran penyeimbang keduanya. Rohit dapat dengan tangguh membantu pertahanan namun juga mampu dengan sigap mengalirkan bola dan membangun serangan. Inilah yg memang menjadi kelebihannnya.

Musim ini, formasi yang diterapkan Persija sedikit berbeda. Dengan datangnya amunisi tambahan plus kembalinya Hargianto ke Bhayangkara FC, membuat pelatih mengakomodir Sandi, Rohit, dan Ramdani dengan pola baru. Pola yang awalnya lebih sering 4-3-3, musim ini berubah menjadi 4-1-4-1. Namun nyatanya, Rohit yang tetap menjadi pilihan utama mengisi posisi tengah.

Dalam formasi 4-1-4-1, Rohit menjadi aktor utama di barisan tengah bersama Ramdani, serta Rico Simajuntak dan Novri Setiawan di sisi sayap. Mereka berempat berada tepat di depan Sandi Sute sebagai gelandang bertahan dan di belakang Marko Simic yg menjadi ujung tombak andalan musim ini.

Peran yang dijalankan Rohit di pra-musim dan Piala AFC sangatlah penting untuk Persija. Dalam formasi 4-1-4-1, Rohit dan Ramdani menjadi pemain penting untuk menguasai lini tengah. Dalam posisi ini, Rohit justru lebih nyaman bermain.

Ia bisa bergantian dengan Ramdani turun meminta bola dan saat serangan cepat ke sepertiga akhir, Rohit bisa tiba-tiba muncul mendampingi Simic di depan. Bahkan, Rohit telah mampu menjadi “pelayan” yg baik untuk Simic dengan satu asis yang tercatat atas namanya. Sedangkan saat melakukan pertahanan dengan garis rendah, Rohit bisa dengan sigap mundur berdampingan dengan Sute sehingga membuat formasi menjadi 4-2-3-1.

Tugas Rohit di sini sebenarnya tidaklah mudah. Ia dituntut sigap membantu pertahanan dengan melakukan intersep bola di saat yang sama dia dituntut dapat mengalirkan bola dengan baik. Bukan hanya kemampuan olah bola yang diperlukan, tapi kekuatatan fisik prima sangat dibutuhkan untuk menunjang daya jelajah yang tinggi.

Bahkan dalam satu pertandingan di Piala AFC kontra Tampines Rovers, Rohit mampu mengambil peran bek tengah yg ditinggalkan Jeimerson karana terkena kartu merah. Peran itu memang tidaklah asing, sebab itulah peran sesungguhnya yang dia mainkan di timnas Nepal. Nama Rohit pun juga tercatat sebagai pemain termuda yang memperkuat timnasnya di kala debut dahulu.

Dengan peran yang dijalankannya dengan baik musim lalu dan selama pra-musim serta di Piala AFC sejauh ini, sudah selayaknya Rohit menjadi sosok penting di lini tengah Persija Jakarta.

Author: Rico Vebriansyah