Berita Eropa

Andre Gomes dan Perasaan Depresi Bermain di Barcelona

Bermain bagi Barcelona mungkin menjadi impian dari banyak pesepak bola. Tim asal Catalonia tersebut memang merupakan salah satu klub sepak bola terbaik di dunia saat ini. Bermain bersama Lionel Messi dengan sistem yang demikian terstruktur mungkin terdengar menyenangkan.

Namun, kenyataannya ternyata tidak demikian. Tekanan untuk selalu tampil bagus di Barcelona terkadang terlalu keras, bahkan bisa menyebabkan satu pemain depresi. Coba saja tengok tentang apa yang terjadi kepada gelandang milik Blaugrana, Andre Gomes.

Gomes baru-baru ini berbicara kepada salah satu majalah di Spanyol, Panenka, atas waktunya selama mengenakan seragam Barcelona sejauh ini. Dalam wawancaranya tersebut, ia mengungkapkan bahwa tekanan yang ia pikul membuatnya tak menikmati permainan sepak bolanya.

“Saya merasa tak nyaman ketika bermain. Saya tak menikmatinya seperti saya merasakannya sebelumnya. Enam bulan pertama masih terasa menyenangkan, namun kemudian keadaan berubah. Ini mungkin bukan kata yang tepat, namun situasi saat ini terasa seperti neraka bagi saya karena saya meraakan tekanan yang begitu besar. Saya sebenarnya terbiasa dengan tekanan, namun tekanan yang datang kepada saya begitu besar. Perasaan saya ketika bermain tidak menyenangkan lagi,” ungkap Gomes.

Gomes didatangkan di awal musim 2016/2017 lalu dari Valencia dengan biaya mencapai 35 juta euro. Biayanya yang mahal ditambah penampilan impresifnya bersama Valencia membuat ekspektasi yang datang kepadanya besar. Sayang, sejauh ini ia tak mampu menjustifikasi harganya yang mahal, bahkan performanya cenderung mengecewakan. Akibatnya, selain tekanan yang datang kepadanya, ia juga harus menerima ejekan dari banyak suporter Barcelona.

Pemain berusia 24 tahun ini mengungkapkan bahwa segala ejekan yang ia terima membuatnya sulit untuk hidup bahagia di Barcelona.

“Tak hanya sekali saya tak mau keluar dari rumah. Ketika saya keluar, orang-orang di jalan akan memandang saya dengan tatapan yang menyeramkan. Saya sempat berhenti berbicara dengan teman-teman saya. Saya merasa malu. Saya berpikir terlalu banyak, hingga akhirnya itu melukai saya.”

Meskipun begitu, ia tetap menyatakan bahwa rekan-rekan setimnya, sekaligus sang manajer, Ernesto Valverde, tetap mendukungnya. Namun, ia juga tak memungkiri bahwa sesi latihan yang ia jalani juga tak berjalan sesuai harapan.

“Di sesi latihan, saya merasa nyaman dengan rekan-rekan yang lain. Tentu saja ada hari-hari ketika saya tidak merasa percaya diri, dan berujung pada sesi latihan yang buruk. Mungkin itu disebabkan oleh pemikiran saya yang masih tersangkut pada pertandingan sebelumnya. Saya tak dapat berpikir ke depan. Meskipun rekan-rekan saya benar-benar membantu, situasi tak berjalan seperti apa yang mereka harapkan.”

Cerita Gomes tentunya bisa memberikan sudut pandang lain ketika melihat Barcelona. Tentu, bermain di klub sekelas mereka adalah sebuah tanda bahwa kemampuan seorang pesepak bola diakui. Namun, satu pemain juga harus kuat secara mental untuk memikul tekanan yang begitu berat. Saat ini, Gomes hanya digunakan sebagai pelapis oleh Valverde. Pindah dari Barcelona mungkin hanya menjadi satu-satunya jalan untuk menyelamatkan kariernya.

Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket