Cerita

Ki Sung-yueng, Aktor Utama Dibalik Kebangkitan Swansea City

Kiprah Swansea City di Liga Primer Inggris musim ini memang mengerikan buruknya. Di luar dugaan, satu-satunya tim asal Wales yang berlaga di Liga Primer Inggris ini sempat berada di dasar klasemen selama hampir 15 pekan. Baru pada pekan ke-25, Si Angsa berhasil beranjak dari dasar klasemen sekaligus lepas dari zona degradasi. Mereka kini sedang berada dalam tren yang positif.

Melepas Bob Bradley yang gagal mengangkat prestasi tim, sejak pertengahan musim lalu, Swansea kemudian menunjuk Paul Clement sebagai manajer baru mereka untuk menyelamatkan tim dari degradasi kala itu. Clement sukses melepaskan The Swans tapi nyatanya, pengalaman Clement sebagai tangan kanan Carlo Ancelotti tidak banyak membantunya di Liberty Stadium di musim penuh pertamanya. Karena Clement-lah, Swansea sampai sempat merasakan berada di dasar klasemen Liga Primer Inggris.

Clement dilepas, Swansea kemudian menunjuk Carlos Carvalhal sebagai manajer baru mereka. Juru taktik asal Portugal yang sempat menangani Sporting CP dan Besiktas ini kemudian berhasil mengangkat tim dari dasar klasemen, bahkan bisa menanjak terus dan terlepas dari zona degradasi. Kesuksesan Carvalhal ini tidak terlepas dari bagaimana ia bisa memaksimalkan kemampuan gelandang asal Korea Selatam, Ki Sung-yueng.

Ki bisa tampil lebih maksimal di bawah arahan Carvalhal karena sang manajer menerapkan taktik dan skema yang sesuai. Ketika masih ditangani oleh Clement, Swansea menggunakan formasi dasar 4-3-3, 4-4-1-1, atau 4-2-3-1.  Skema-skema tersebut membuat kemampuan Ki tidak bisa muncul dengan maksimal.

Karena meskipun berposisi natural sebagai gelandang bertahan, dan ia merupakan tipe pemain yang ngotot dan pekerja keras, kelebihan Ki justru adalah kreativitas serta kemampuannya mengalirkan bola. Maka skema double-pivot yang biasanya dipakai dalam formasi dasar 4-4-1-1 atau 4-2-3-1 justru menghambat kemampuan terbaiknya.

Swansea bermain dengan formasi dasar 5-4-1 di bawah arahan Carvalhal. Ini memungkinkan Ki untuk bisa bergerak lebih bebas. Karena ada lima pemain bertahan yang menopangnya, area bermainnya pun kini meliputi wilayah di depan tiga bek tengah dan di antara para pemain melebar. Bukti terbaiknya tentu adalah bagaimana di tiga pertandingan terakhir Swansea, Ki berhasil mencetak dua gol.

Sumber: Squawka.com

Statistik pun membuktikan bahwa permainan Ki moncer saat ini. Tabel di atas merupakan komparasi statistik Ki ketika sebelum maupun sesudah ditangani oleh Carvalhal. Bisa dilihat bagaiamana ketika sudah berada di bawah arahan Carvalhal, Ki bisa tampil lebih moncer dan kontributif untuk tim. Selain mencetak gol, Ki juga beberapa kali membuat asis melalui situasi bola mati, baik tendangan bebas maupun sepak pojok.

Yang pasti, moncernya penampilan Ki saat ini bukan saja menguntungkan Swansea, tetapi juga menjadi kelegaan tersendiri bagi negaranya yang akan berlaga di Piala Dunia 2018. Ki adalah harapan publik Korea Selatan selain bintang Tottenham Hotspur, Son Heung-min. Keduanya akan menjadi nama yang paling menarik perhatian dari negara perwakilan Benua Asia tersebut.

Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia