Turun Minum Serba-Serbi

Kesebelasan Para Kriminal dari Bundesliga

Kehidupan di Bundesliga adalah kehidupan professional yang nyaman, dengan uang yang mengalir begitu deras. Meskipun begitu, tak semua dari pesepak bola di kasta tertinggi Liga Jerman ini memiliki sikap yang baik, bahkan ada beberapa di antara mereka yang terlibat masalah hukum.

Beberapa hari lalu, gelandang Hannover, Uffe Bech, terbukti bersalah setelah menggigit suporter Schalke. Denda sebesar 50 ribu euro pun harus ia bayar, meski ia mengatakan bahwa aksinya adalah bentuk pertahanan diri.

Bech tidak sendirian. Masih banyak pemain dan eks Bundesliga lainnya yang melakukan tindakan kriminal, mulai dari perampokan, penganiayaan, hingga pembakaran. Bahkan, daftar pemain ini bisa disusun menjadi satu kesebelasan.

Berikut ini adalah daftarnya:

Kiper: Pavel Macak

Kiper asal Republik Ceko ini pernah membela Schalke dari tahun 1983 hingga 1987. Namun, uang yang didapat ketika bermain tampak tak cukup baginya. Pasca-pensiun, di tahun 2005, ia divonis penjara selama enam bulan setelah terbukti melakukan 15 tindakan kriminal, di antaranya penyelundupan rokok, pencucian jejak pencurian, serta penipuan.

Bek: Christian Lell

Mantan pemain bertahan Bayern München dan Hertha Berlin ini punya beberapa rekam jejak yang buruk menyangkut tindakan kriminal. Di bulan November 2007, Lell ditahan karena melakukan penganiayaan di klub malam di daerah München, dan harus membayar denda sebesar 160 ribu euro. Di bulan Januari 2014, ia kembali terlibat masalah setelah menganiaya pacarnya sendiri di Spanyol. Ia juga sempat menjadi pemakai narkoba.

Bek: Breno

Bek asal Brasil yang pernah memperkuat Bayern München ini ditahan di bulan September 2011 lalu setelah diduga membakar vila-nya sendiri, yang menyebabkan kerugian sebesar 1,5 juta euro. Breno Vinicius Rodrigues Borges terbukti bersalah dan divonis tiga tahun dan sembilan bulan penjara. Ia dilepas di bulan Agustus 2013 lalu, dan saat ini menjabat sebagai pelatih di tim U-23 Bayern.

Bek: Marcelo Pletsch

Pemain asal Brasil ini mencatatkan 142 penampilan bagi Borussia Mönchengladbach di antara tahun 1999 dan 2005. Ia meninggalkan Gladbach setelah menyebut timnya sebagai “shitty club” dan menjuluki sang direktur olahraga, Christian Hochstatter, sebagai seorang “backstabber”. Di tahun 2015 lalu, Pletsch ditahan karena penyelundupan narkoba setelah truk yang ia miliki ketahuan polisi tengah membawa total 793,3 kilogram mariyuana. Di tahun 2016, ia akhirnya mendapatkan hukuman penjara selama sembilan tahun dan dua bulan.

Bek: Thomas Hajto

Di tahun 2008 lalu, mantan pemain Duisburg, Schalke, dan Nurnberg, Thomas Hajto, terbukti bersalah atas kasus pembunuhan setelah mobil yang ia kemudikan menabrak dan membunuh seorang pejalan kaki di zebra cross di kota Lodz, Polandia. Ia divonis selama dua tahun kurungan, meski pada akhirnya ditangguhkan. Ia juga harus membayar denda sebesar 7 ribu zlotys, dan larangan satu tahun mengemudi. Sebelumnya, Hajto juga pernah terlibat masalah setelah ketahuan menyelundupkan rokok di tahun 2004.

Gelandang: Maurizio Gaudino

Ketika bermain bagi Eintracht Frankfurt di tahun 1994 lalu, Gaudino mengaku kepada polisi bahwa ia adalah anggota dari penipu yang mencuri mobil mewah. Mobil yang dicuri itu sebenarnya dijual, agar pemiliknya bisa mengklaim asuransi palsu. Pemilik lima caps timnas Jerman ini kemudian divonis dua tahun kurungan, yang akhirnya ditangguhkan dengan tiga tahun masa percobaan. Tak hanya itu, Gaudino juga harus membayar denda sebesar 180 ribu marks.

Gelandang: Jurgen Sobieray

Mantan pemain Borussia Dortmund dan Schalke ini terbukti bersalah karena kasus penipuan di tahun 2001 lalu. Akibatnya, ia harus menerima hukuman kurungan selama tiga setengah tahun. Di pertengahan 1990-an, Sobieray menipu beberapa investor dengan total uang sebesar 2,2 juta marks. Ketika itu, ia membentuk satu perusahaan fiktif yang membagi keuntungan hasil transfer. Yang mendapat keuntungan hanya Sobieray seorang, hingga akhirnya ia tertangkap dan mendekam di penjara.

Gelandang: Marco Reus

Reus terkenal sebagai good guy di sepak bola, namun di luar lapangan, ia tidak seperti itu. Di tahun 2014 lalu, Reus didenda 540 ribu euro, denda maksimal untuk satu pelanggaran, setelah terbukti beberapa kali melakukan kesalahan ketika mengemudi, di antaranya adalah mengemudi tanpa memiliki surat izin, serta melebihi batas kecepatan maksimal. Reus sudah mengemudi tanpa memiliki surat izin dari tahun 2011, namun akhirnya ia mendapatkan surat izinnya di tahun 2016 lalu lewat proses latihan yang panjang.

Gelandang: Thorsten Legat

Ia terkenal sebagai pemain yang garang bagi Bochum, Werder Bremen, Frankfurt, VfB Stutgaart, dan Schalke, namun Legat juga membuat beberapa cerita di luar lapangan. Di malam tahun baru 1997 lalu, ia menganiaya satu orang hingga harus dilarikan ke rumah sakit di Bochum. 10 tahun kemudian, ia terlibat masalah setelah mengancam beberapa anak remaja dengan pedang samurai di sebuah parkiran. Ia ditangkap karena hal itu, dan diharuskan membayar denda sebesar seribu euro.

Penyerang: Willi Kraus

Kraus sepertinya lebih andal dalam melanggar hukum ketimbang bermain sepak bola. Selama dua tahun membela Schalke, di tahun 1966 hingga 1968, ia sebenarnya mampu tampil cukup apik dengan catatan 16 gol dari 36 penampilan. Namun, kariernya hancur karena ulah kriminalnya. Sebelumnya, ia pernah didenda oleh klub karena menyerang seorang bartender, lalu, kontraknya akhirnya diputus setelah truk yang ia bawa memuat barang curian serta senjata dan gas propane untuk merampok. Setahun sesudahnya, ia ditahan karena merampok sebuah toko di Osnabruck, serta di tahun 1969, ia divonis tujuh tahun penjara setelah ketahuan merampok bank. Ia meninggal di tahun 2008 ketika masih menunggu vonis akibat kepemilikan senjata.

Penyerang: Gerald Asamoah

Pemain yang pernah membela Schalke ini sempat terlibat masalah setelah mobil yang ia kemudikan menabrak pohon di tahun 2014 lalu. Ternyata, Asamoah mengemudi di bawah pengaruh alkohol. Akhirnya, ia harus menerima tiga bulan larangan mengemudi akibat ulahnya.

Cadangan: Michael Ballack

Di tahun 2006 lalu, Ballack membelikan pacarnya sebuah tas mahal dari Dubai. Namun, tindakan romantisnya ini berujung masalah setelah ia tidak melaporkan tas Fendi seharga 1,350 ribu euro ini ke bea cukai di München ketika mendarat. Ballack mengajukan banding atas pelanggarannya, namun ia tetap harus membayar biaya pajak senilai 20 ribu euro.

Cadangan: Marco Russ

Bek milik Eintracht Frankfurt ini menemui masalah di tahun 2015 setelah ia tertangkap mengemudi melewati batas kecepatan di daerah Limburg. Alih-alih menghadiri pengadilan, Russ justru mangkir dengan dalih sedang tidak sehat. Namun, pengadilan tahu bahwa Russ hadir di sesi latihan bersama timnya, dan menjatuhkan denda sebesar 160 ribu euro kepadanya.

Cadangan: Takashi Inui

Kisah kriminal Inui sepertinya mampu untuk membuat kalian tergelak. Di tahun 2013 lalu, ia ditahan di bandara karen atidak melaporkan barang mewah dalam bentuk jam tangan yang ia miliki seharga tiga ribu euro. Ketika ditahan, ia beberapa kali mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas. Yang lebih parah, ia sengaja buang angin sebagai bentuk pembelaan! Karena aksi konyolnya, ia didenda 250 ribu euro.

Manajer: Christoph Daum

Tim kriminal ini sepatutnya dipegang oleh manajer yang juga sama-sama kriminal. Penampilan buruk Jerman di Piala Eropa 2000 membuat Daum, yang kala itu menjabat sebagai manajer di Bayer Leverkusen, digaungkan sebagai manajer timnas Jerman. Namun, setelah Bild memberitakan ia menggunakan narkoba dan memakai jasa prostitusi, semuanya buyar. Ia mengelak dengan memberikan sampel rambutnya kepada pihak berwajib. Dari sampel tersebut, terbukti bahwa Daum mengonsumsi kokain, namun ia berkata bahwa rambut tersebut bukan miliknya. Akhirnya, setahun kemudian, ia mengaku bahwa ia memang sempat menggunakan kokain. DFB akhirnya mengangkat Rudi Voller sebagai manajer.

Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket