Turun Minum Serba-Serbi

Betapa Mengerikannya Benfica Andai Sebelas Pemain Ini Bertahan

SL Benfica terhitung sebagai klub raksasa di Portugal. Secara prestasi, mereka tergolong sebagai klub paling sukses di Portugal, dengan total 81 trofi semenjak berdiri. Selain itu, mereka juga dapat dibilang sebagai klub dengan reputasi paling mentereng.

Menariknya, mereka mampu merengkuh pencapaian tersebut dengan mengandalkan pemain dari akademi, atau pemain muda tanpa nama besar yang mereka rekrut. Dari situ, mereka dapat tetap hidup dengan mengembangkan pemain mudanya, hingga mereka pindah ke liga dan klub yang lebih besar dengan harga yang mahal.

Sudah begitu banyak produk dari supermarket Benfica yang kini menjadi pemain penting di klub terbaik Eropa, hingga dapat dibentuk menjadi satu tim yang begitu mengerikan kekuatannya! Berikut ini adalah daftarnya:

Kiper: Jan Oblak

Kiper milik Atletico Madrid ini sempat menjadi punggawa Benfica di tahun 2010-2014. Meskipun begitu, Oblak yang saat itu masih remaja lebih sering dipinjamkan, dan hanya mencatatkan total 16 penampilan bagi Aguias. Meskipun begitu, prospeknya terlihat menjanjikan, dan ia direkrut oleh Atletico Madrid dengan mahar mencapai 16 juta euro. Kini, Oblak menjadi salah satu kiper terbaik di dunia.

Bek kiri: Fabio Coentrao

Coentrao adalah salah satu pemain termahal yang pernah dijual Benfica. Di tahun 2011, bek kiri dengan kecepatan tinggi ini hengkang ke Real Madrid dengan biaya mencapai 30,5 juta euro. Pada awal waktunya bersama Los Blancos, ia mampu menjadi pilihan utama. Namun, seiring menggilanya performa Marcelo, ia pun mulai tersingkir dan kini bermain bagi Sporting Lisbon dengan status pinjaman.

Bek tengah: David Luiz

Dengan rambut kribonya, David Luiz tentu mencolok di lapangan. Namun, performanya tentu patut mendapat lebih banyak perhatian ketimbang rambutnya. Luiz adalah bek yang tangguh nan cerdas, serta berbahaya dalam eksekusi bola mati. Ia tercatat sebagai bek dengan akumulasi biaya transfer termahal hingga saat ini, berkat kepindahannya dari Benfica ke Chelsea, lalu Paris Saint-Germain, hingga akhirnya kembali lagi ke Chelsea saat ini.

Bek tengah: Victor Lindelof

Si tampan dari Swedia ini bisa dikatakan sebagai salah satu bek tengah muda paling menjanjikan di sepak bola Eropa saat ini. Sempat mengenyam pendidikan di akademi Benfica, Lindelof berhasil masuk ke tim utama, dan berkontribusi besar ketika Benfica menjadi juara Liga Primer Portugal dua musim lalu berturut-turut. Awal musim ini, ia hengkang ke Manchester United dengan biaya 35 juta euro. Awalnya, penampilannya tak mengesankan bagi Setan Merah, namun perlahan, ia berhasil menjustifikasi biaya transfer sekaligus reputasinya.

Bek kanan: Nelson Semedo

Semedo adalah tipe pemain paling menyenangkan untuk digunakan di gim. Ia punya kecepatan yang tinggi, kemampuan dribel yang natural, serta umpan silang yang akurat. Namun, kemampuannya di dunia nyata juga mengesankan. Tampil gemilang bersama Benfica, di awal musim ini, ia direkrut oleh Barcelona dengan biaya mencapai 31 juta euro.

Gelandang tengah: Nemanja Matic

Karier Matic diselamatkan oleh Benfica setelah tak kunjung mendapat menit bermain bersama Chelsea beberapa tahun yang lalu. Ia menjadi alat tukar dalam transfer David Luiz ke The Blues di tahun 2011. Gelandang asal Serbia itu langsung membuktikan bahwa Chelsea salah membuangnya, hingga ia akhirnya direkrut kembali di tahun 2014. Kini, ia masih merajai Liga Primer Inggris bersama Manchester United dan Jose Mourinho.

Gelandang tengah: Andre Gomes

Cukup sulit sebenarnya memilih pendamping Matic di lini tengah. Pilihan jatuh kepada Andre Gomes, produk asli akademi Benfica yang kini merumput bersama klub terbaik dunia, Barcelona. Ada alasan tentunya mengapa Ernesto Valverde masih percaya kepada Gomes, meskipun beberapa kali ia kesulitan di Barcelona. Selain itu, kemampuannya sebenarnya di atas rata-rata, dengan fisik yang mumpuni serta visi bermain yang apik.

Sayap kanan: Angel Di Maria

Di Maria tampaknya adalah jebolan Benfica yang paling sukses. Pemain sayap asal Argentina ini pernah memenangkan trofi liga di Spanyol bersama Real Madrid, Prancis bersama Paris Saint-Germain, dan tentunya di Portugal. Tak hanya itu, ia juga berkontribusi besar atas juaranya Real Madrid di Liga Champions 2013/2014. Di Maria terkenal akan kemampuan playmaking serta umpan silangnya yang apik dari sisi kanan penyerangan timnya.

Gelandang serang: Bernardo Silva

Bernardo Silva adalah produk asli akademi Benfica. Ia memang tak sempat menjadi pemain utama di Aguias, namun, di usia yang baru menginjak kepala dua, ia berhasil menjadi metronom AS Monaco ketika menjuarai Ligue 1 Prancis musim lalu. Awal musim ini, ia pindah ke Manchester City dengan biaya mencapai 50 juta euro. Bersama Pep Guardiola, playmaker berusia 23 tahun ini memancarkan sinarnya di Inggris.

Sayap kiri: Goncalo Guedes

Dijuluki sebagai The Next Cristiano Ronaldo menjadi bukti betapa berbakatnya Guedes. Profilnya memang mirip dengan sang megabintang Portugal. Berangkat dari akademi Benfica, ia berhasil menarik perhatian ketika masih remaja, terlebih setelah mencatat debut bersama timnas di usia 18 tahun. Guedes pun pindah ke Paris Saint-Germain di Januari 2017 lalu. Sayangnya, ia tak mendapat menit bermain yang semestinya bersama Les Parisiens. Namun, Valencia berhasil menyelamatkannya di awal musim ini, dan ia berhasil menjadi salah satu aktor bangkitnya Los Che saat ini.

Penyerang: Rodrigo Moreno

Rodrigo pada dasarnya adalah produk dari Real Madrid Castilla, namun, ia tak mampu menembus tim utama hingga akhirnya direkrut oleh Benfica ketika masih belia. Karier Rodrigo pun menanjak bersama Benfica, namun, kembali ke Spanyol tampak menjadi keinginannya. Tahun 2014, ia sempat dipinjam oleh Valencia, hingga setahun berikutnya, ia pindah permanen ke klub tersebut. Kini, Rodrigo menjadi tandem terbaik dari Simone Zaza.

Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket