Tribe Tank

Tribe Tank: Mengenal Priming di Sepak Bola

Sepak bola merupakan olahraga eksplosif yang sangat menuntut kualitaspikir dan aksi pemain. Karenanya, desain latihan harus mampu menjembatani penciptaan pemain dan permainan yang berkualitas. Di sinilah pentingnya priming guna membantu pemain untuk mengorientasikan aksinya ke bola, kawan, lawan, ruang, dan waktu.

Apa itu priming?

Perhatikan dua video berikut:

Video 1: Diego Perotti dalam latihan

 

Video 2: Screamer Perotti ke gawang Chelsea

Salah satu ciri permainan Perotti adalah melakukan dribble dari sayap kemudian masuk ke ruang apit (baca soal ruang apit di sini) untuk mencari ruang tembak atau ruang umpan sedekat mungkin ke gawang lawan. Apa yang dilakukan Perotti bukan bawaan orok yang sudah ada sejak ia dalam kandungan mamaknya. Pergerakan Perotti merupakan efek priming selama ia berlatih dan bertanding.

Lantas, apa itu priming?

Sesuai yang dituliskan oleh Christiane Klempin dalam The Priming Effect and Language Learning, priming berasal dari hubungan asosiatif antara dua aksi atau pengalaman, yang mana aksi atau pengalaman A meningkatkan kemungkinan munculnya (atau berhasilnya) aksi atau pengalaman B.

Menurut Kosicki dan McLeod, penggunaan terpaan terus-menerus pada isi tertentu dari media dapat mengaktifkan konsep yang dalam kurun waktu tertentu akan menambah probabilitas bahwa konsep itu, serta pikiran ingatan (memori) yang berhubungan dengannya, akan hadir kembali dalam benak seseorang pada saat diperlukan di kemudian hari.

Dalam bahasa yang lebih sederhana, priming (Bahasa Inggris) dapat diartikan sebagai membuat sesuatu unuk siap digunakan atau siap beraksi; menyiapkan seseorang untuk siap terhadap situasi tertentu dengan memberikannya (baik secara langsung maupun tidak) informasi-informasi terkait.

Pentingnya priming dan memahami efek priming dalam sepak bola

Priming yang tepat pada konteksnya dapat memperkuat atau melancarkan model permainan sebuah tim. Kita sering mengenal istilah fluid atau cair untuk memahami pernyataan ini. Sebuah tim dikatakan bermain cair ketika sirkulasi dan progres bola dari kiper ke penyerang sampai terciptanya gol berjalan begitu “enak”, misalnya.

Sebagai pelatih, tentu kita harus memiliki kriteria-kriteria sendiri untuk membatasi makna “enak”. Contoh, saat pola serangan lawan menyasar ke lini paling belakang dari formasi bertahan kita, bagaimana keempat bek (dalam pola 4 bek, tentunya) bergerak dan menutupi satu dengan yang lain dapat menjadi dasar penilaian makna “enak”. Contoh lain, ketika membangun serangan dari kiper atau BUDiKi (baca soal BUDiKi di sini), di mana kedua bek tengah berposisi, di mana gelandang bertahan berpatroli, dan apakah yang sebaiknya dilakukan oleh gelandang serang dan penyerang dapat menjadi dasar-dasar penilai makna “enak”.

Priming harus mampu memengaruhi automasi aksi pemain (dalam artian positif). Priming membantu pemain menampilkan ikatan yang saling memperkuat antara satu dengan yang lain. Kalau pelatih menginginkan agar ketiga penyerangnya masuk ke ruang tengah dan ruang apit di depan kotak penalti lawan, BUATLAH DESAIN LATIHAN yang membuat ketiga penyerang melakukannya secara konsisten, terkontrol, dan tepat guna.

Kalau pelatih menginginkan agar pemain-pemainnya untuk BUDiKi, motivasilah pemain untuk berani melakukannya, hargai kesalahan-kesalahan yang mungkin dan sedang mereka lakukan, dan latihlah pemain sesuai prinsip model permainan dengan memberikan mereka desain latihan yang MAMPU MENJEMBATANI pemain memainkan BUDiKi dengan “enak”.

Mampu mendesain latihan yang menjadi jembatan dalam mengautomasi pemain untuk melakukan aksi-aksi berharga dan beralasan merupakan salah satu prinsip penting priming dalam latihan sepak bola.

Priming akan membentuk karakter pemain. Kumpulan karakter pemain membentuk karakter tim. Karakter tim menentukan kualitas permainan. Priming tertentu membentuk pemain dengan mental dan gaya bermain tertentu. Priming positif membuahkan pemain bagus, priming negatif menghancurkan karakter dan kreativitas pemain.

Belajar dari priming tim level top

Latihan pertama Manchester City bareng Pep Guardiola

Perhatikan sejak menit ke 02:08 ketika Pep memberikan pengarahan posisional bagi pemain-pemain City. Setelah sekian pengarahan eksplisit, pemain-pemain City mulai berlatih membangun serangan dari kiper dalam sebuah lapangan kecil.

Apa yang bisa kita pelajari dan adaptasi dari video latihan City? Pertama, pemosisian kedua bek tengah yang melebar merupakan salah satu prinsip dalam BUDiKi. Perhatikan pergerakan dua bek tengah yang selalu bergerak melebar ketika bola berada di kaki kiper. Selain itu, Pep juga mengingatkan gelandang bertahan dan para pemain-pemain di depannya untuk siap di posisi masing-masing serta bergerak sesuai pemahaman ruang dan waktu demi mendapatkan ruang progres yang “enak”.

Salah satu adaptasi yang bisa lakukan berdasarkan model latihan ini adalah bermain8 lawan 8 menggunakan separuh lapangan permainan.

Permainan lapangan kecil 8 lawan 8

Adaptasi lain bisa Anda coba dengan memainkannya dalam format 6 lawan 6 atau 7 lawan 7 yang disesuaikan dengan kebutuhan tim.

Dalam tahap belajar dan memulai latihan dari kompleksitas terendah, pelatih bisa membatasi gerak pressing pemain-pemain bertahan untuk sekadar menutup jalur umpan lawan. Ini dimaksudkan agar tim yang menguasai bola memiliki waktu dan ruang yang cukup untuk memahami esensi BuDiki.

Tim menyerang tidak diwajibkan mencetak gol, dalam artian tim menyerang cukup mengakses pemain terdepan kemudian pemain terdepan mengumpan ke kiper lawan atau menembak pelan dan kemudian tim yang tadinya  bertahan dapat segera mengorganisir diri untuk membangun serangan dari kiper.

Bentuk latihan yang digunakan Pep di sini juga memberikan kesempatan bagi pelatih untuk mengenalkan struktur pressing bagi tim yang tidak menguasai bola (perhatikan tim merah dalam infografis 2 dimensi di atas).

Automasi bek Napoli

Sederhananya, dalam bentuk 2 dimensi, struktur pertahanan dan tutupan posisi bertahan yang didesain Maurizio Saari, pelatih Napoli, adalah seperti gambar di bawah.

Pergerakan 4 bek Napoli

 

Dan, seperti yang dapat kita lihat dalam video latihan di atas, setiap salah satu bek tengah bergerak maju untuk menyambut umpan lambung lawan, bek sayap terdekat harus merapat ke tengah untuk menutup ruang yang ditinggalkan si bek tengah tadi. Oleh Sarri, hal ini diulang-ulang sampai batas waktu latihan yang ia tentukan.

Adaptasi yang bisa kita lakukan dari metode latihan Napoli adalah mengambil prinsip-prinsip latihan Sarri untuk melatih bek ketika menghadapi umpan mendatar tanah atau, opsi lain, melatih koordinasi antarsektor, seperti koordinasi antara 3 bek dengan 1 gelandang bertahan (dari pola dasar 3-1-4-2).

Yang penting dilakukan oleh siapa pun yang mengadaptasi model bertahan Napoli adalah merefleksikan model milik Sarri untuk menyusun prinsip-prinsip bertahan miliknya sendiri lalu melatih, memantau, dan mengulangnya dalam latihan sampai pemain mencapai level kemahiran tertentu.

Akhir kata

Priming memegang peranan penting dalam menghasilkan satu tim yang bagus. Dan untuk menciptakan priming yang tepat secara bentuk, intensitas, dan instruksi perlu repetisi latihan yang tepat perlu untuk terus dipraktikan.

Kredit khusus:

Video 1 (Diego Perotti latihan) diedit penulis dari: https://www.youtube.com/watch?v=A1Bse3UsqYw

Video latihan Napoli diedit penulis dari: https://www.youtube.com/watch?v=6G5HExNWM3k

Author: Ryan Tank (@ryantank_)