Arsenal dihantam Manchester City di partai final Piala Carabao. Harus diakui bahwa hasil pertandingan begitu memilukan bagi para penggemar Arsena melihat tim kesayangan mereka dibombardir oleh Sergio Aguero dan kawan-kawan. Meskipun demikian, para Gooner tidak perlu kecil hati. Ada sebuah tren positif yang terjadi setelah sebuah tim kalah di partai final Piala Carabao yang memiliki nama kompetisi Piala EFL ini.
Sejak masih dikenal sebagai Piala Liga hingga saat ini dikenal sebagai Piala EFL, ada sebuah tren menarik terutama terjadi sejak musim kompetisi 2008/2009. Atau dengan kata lain, sudah terjadi selama satu dekade. Tren tersebut adalah tim yang kalah di final Piala EFL akan mengalami kenaikan peringkat di klasemen akhir kompetisi.
Dimulai ketika 2008, ketika Chelsea kalah oleh Tottenham Hotspur di partai final ketika kompetisi ini masih disponsori oleh perusahaan bir, Carling. Chelsea mengakhiri kompetisi musim tersebut di peringkat dua, sebelum partai final mereka berada di peringkat tiga. Perubahan yang tidak terlalu signifikan memang, tapi kasus-kasus selanjutnya bisa jadi contoh besar.
Tottenham yang kembali ke partai final di edisi selanjutnya bertemu dengan Manchester United. Seperti yang diketahui pada final Piala Liga tahun tersebut Tottenham kalah dari United melalui babak adu penalti. Sebelum partai final, Tottenham yang kala itu masih ditangani oleh Harry Redknapp, berhasil melaju dari peringkat 14 dan berhasil mengakhiri musim di peringkat ke-8.
Tottenham adalah contoh terbaik di samping tim-tim lain yang kalah di Piala EFL seperti Sunderland, Cardiff City, dan Bradford City. Ini juga termasuk Southampton yang dikalahkan United di partai final Piala EFL musim lalu. The Saints berhasil merangkak dari peringkat ke-13 ke peringkat delapan setelah kekalahan yang mereka terima di Wembley.
Tren yang terjadi selama sepuluh tahun ini boleh jadi merupakan angin segar untuk Arsenal yang saat ini tertahan di peringkat keenam. Karena tren yang sudah terjadi selama sepuluh tahun terakhir ini tentu memungkinkan Arsenal untuk mengakhiri kompetisi di peringkat empat besar, atau dengan kata lain, kembali ke Liga Champions.
Meskipun demikian, ada fenomena yang juga mesti diperhatikan. Meskipun selalu terjadi tren positif bagi kesebelasan-kesebelasan yang kalah di partai final Piala EFL. Pada musim kompetisi 2010/2011, sebelum partai final di mana Arsenal kemudian kalah dari Birmingham, mereka adalah pesaing kuat Manchester United dalam perebutan gelar juara.
Berbeda dengan kebanyakan tim finalis lain yang berhasil memperbaiki nasib mereka, pada musim tersebut peringkat Arsenal justru merosot ke peringkat empat. Ya, peringkat empat.
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia