Cerita

2 Maret 1990: Debut Si Dada Berbulu Lebat dari Wales

Tahun 1990, saat itu Ryan Giggs yang masih berusia 17 tahun diberikan sebuah kontrak profesional oleh Manchester United. Dua hari kemudian, pria asal Wales setuju dan menandatangi kontrak tersebut. Dia menjadi pemain profesional di tahun yang sama ketika Sir Alex Ferguson mendapat piala pertamanya bersama United, yaitu Piala FA. Karier selama 24 musim di Inggris dimulai dari sana.

Kegagalan beberapa penyerang sayap di United setelah kepergian Jesper Olsen memberikan berkah tersendiri bagi Giggs. Ralph Milne dibeli oleh Ferguson untuk mengisi kekosongan posisi tersebut, namun sayangnya dia gagal dan hanya bertahan satu musim saja bersama Setan Merah. Ferguson pun beralih ke Danny Wallace, namun dia juga gagal bersinar bersama MU. Lee Sharpe yang digadang-gadang akan sukses ternyata juga tidak mampu memenuhi ekspektasi.

Debut pertama Giggs memang tidak seindah dengan pertandingan keduanya saat MU berhadapan dengan Manchester City. Kala itu, Ferguson menurunkannya sebagai starter. Hari itu, dia berhasil mencetak gol perdananya untuk MU. Gol tersebut tidak hanya berkesan untuknya tetapi juga untuk timnya. Gol semata wayang yang dicetak Giggs membuat MU keluar sebagai pemenang di derby Manchester.

Debut pertama Giggs tidak terlalu spesial. Berada di bangku cadangan, Giggs masuk menggantikan Denis Irwin yang mengalami cedera. Di usianya yang baru 17 tahun, dia sudah bermain bersama beberapa pemain senior yang namanya sudah besar dibandingkan dirinya. Nama-nama tersebut adalah Les Sealey, Lee Martin, Darren Ferguson, Mal Donaghy, Gary Pallister, Paul Ince, Brian McClair, dan Clayton Blackmore. Tidak lupa saingan Giggs di MU, Lee dan Wallace yang turut menyaksikan laga pertama Giggs berseragam merah. Sayangnya, di hari itu juga pemain yang memiliki bulu dada lebat ini merasakan kekalahan pertamanya.

Selanjutnya adalah sejarah. 13 titel Liga Primer Inggris, empat Piala FA, tiga Piala Liga, dan dua gelar Liga Champions didapatkannya selama 24 musim membela Setan Merah. Satu klub, sejumlah trofi, dan selebrasi ikonik ketika mengalahkan Arsenal di semifinal Piala FA 1999.

Author: Budy Darmawan (@budydiew)
Penyuka sepak bola