Cerita

Kebusukan Yonghong Li yang Terungkap Saat Ia Membeli AC Milan

Mengenaskan, kabar tentang Yonghong Li bangkrut padahal belum genap setahun dinobatkan sebagai pemilik baru I Rossoneri dan belum sempat “balik modal”. Pria berusia 48 tahun asal Cina tersebut kini dinyatakan pailit karena tidak sanggup melunasi utang-utangnya senilai lebih dari 600 juta euro.

Parahnya lagi, kronologi Yonghong Li bangkrut sebenarnya sudah dimulai pada Mei 2016, ketika Bank Jiangsu menagih utang yang digunakan perusahaan induk Mr. Li yang bernama Shenzhen Jie Ande. Saat itu, Jie Ande tercatat memiliki 11,39% saham di perusahaan Zhuhai Zhongfu, yang bergerak di bidang kemasan botol minuman. Saham tersebut sudah dipegang sejak Januari 2015.

Jie Ande bahkan dituntut oleh dua bank sekaligus, yakni Bank Jiangsu dan Bank of Canton. Sementara itu, Pengadilan Futian langsung menetapkan bahwa Jie Ande bangkrut, dan harus melepas 11,39% kepemilikan sahamnya. Pada 7 Februari 2017, saham tersebut kemudian dilelang oleh pengadilan.

Meski demikian, Mr. Li tidak serta merta menerima kebangkrutan perusahaannya. Pada 20 Februari 2017 atau 13 hari setelah saham perusahaannya dilelang, ia mengajukan banding. Liciknya Mr. Li, dalam kondisi finansial yang di ujung tanduk itu, ia berusaha mencari sumber pendapatan lain, dan memutuskan untuk membeli klub sepak bola, AC Milan.

Lalu dari mana uang yang didapatnya? Seperti dilansir dari laporan Corriere della Sera, dari 740 juta euro yang digelontorkan Mr. Li untuk mengakuisisi Milan dari tangan Silvio Berlusconi, hanya 100 juta euro yang berasal dari kantongnya sendiri. Sisanya, 340 juta euro dari sebuah otoritas jasa keuangan, dan 300 juta euro lainnya dipinjam dari Elliott Management.

Cerobohnya Silvio Berlusconi

13 April 2017 menjadi tanggal bersejarah bagi Yonghong Li, di mana ia berhasil mengambil alih kepemilikan penuh AC Milan dari Silvio Berlusconi yang telah berkuasa selama 30 tahun lebih di klub itu. Optimisme kemudian membubung tinggi di kalangan Milanisti, karena Milan mengindikasikan akan berbelanja besar di bursa transfer agar secepatnya bisa kembali ke Liga Champions.

Meski demikian, ada rasa penasaran yang mengusik pikiran beberapa orang, karena Yonghong Li di Cina bukan termasuk figur ternama, apalagi menjadi salah satu orang terkaya di sana. Keingintahuan yang kemudian menginisiasi New York Times melakukan investigasi, dan didapatlah penemuan bahwa dana pembelian Milan dari Yonghong Li adalah hasil pinjaman yang jatuh tempo pada Oktober 2018.

Sontak kabar ini menggegerkan jagat sepak bola, khususnya para pendukung Milan, karena mereka khawatir tentang masa depan klubnya jika Mr. Li tidak sanggup melunasi utangnya. Ditambah, tersiar kabar bahwa pada Mei 2017, banding Jie Ande ditolak, tapi Mr. Li bisa mendapat surat kepercayaan dari Lega Calcio untuk menjadi pemilik klub, pada Juni 2017.

Situasi kemudian semakin runyam setelah performa Milan sangat buruk di liga domestik, walau telah mendatangkan banyak pemain baru. Target untuk kembali ke Liga Champions pun semakin sulit dicapai, yang berujung pada pemecatan Vincenzo Montella karena dianggap tidak dapat meracik skuat super mahal Milan menjadi kesebelasan yang tangguh.

Di atas lapangan memang Montella jadi figur yang paling mudah untuk disalahkan, tapi sebenarnya yang harus dipertanyakan adalah Silvio Berlusconi. Sebagai orang yang sangat mencintai Milan, mengapa ia dengan mudahnya menjual klubnya ke orang yang latar belakangnya tidak jelas?

Namun, kini nasi telah menjadi bubur. Pengadilan Cina resmi menyatakan Yonghong Li bangkrut, dan aset-asetnya akan dilelang di Taobao (semacam e-bay khusus Cina). Sebuah kabar buruk bagai petir di siang bolong, di tengah kebangkitan Milan yang tak terkalahkan dalam 10 pertandingan terakhir di semua kompetisi.

Yonghong Li, dalam perkenalannya mengatakan akan membawa Milan kembali ke kejayaan, tapi pada akhirnya ternyata hanya janji manis kampanye semata. Seperti order fiktif yang akhir-akhir ini sangat marak di bidang transportasi daring di Indonesia, kehadiran Yonghong Li awalnya sangat dinantikan, tapi pada akhirnya justru berujung kerugian.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.