Salah satu bek terbaik timnas Indonesia, Achmad Jufriyanto, baru saja memulai petualangan barunya di luar negeri. Setelah lama lekat dengan Persib Bandung, bek yang memiliki tinggi 181 sentimeter ini kini memperkuat klub Liga Super Malaysia, Kuala Lumpur FA (KLFA). KLFA sendiri adalah klub yang baru saja promosi di awal musim ini.
Kedatangan Jupe, begitulah mantan kapten Persib ini biasa dipanggil, tentu membuat kubu KLFA girang. Pasalnya, reputasi Jupe sebagai salah satu bek terbaik, tak hanya di Indonesia namun juga Asia Tenggara, mampu memperkuat skuat KLFA. Meskipun begitu, bagi Jupe pribadi, ia menyatakan bahwa ada perbedaan mencolok di antara sepak bola Indonesia dan Malaysia.
Kami bekerja sama dengan Football Tribe Malaysia, berhasil mendapatkan kesempatan untuk mewawancarai pria berusia 30 tahun ini. Selain menuturkan pengalamannya di lapangan hijau, ia juga membeberkan tentang pelatih dan rekan-rekan setimnya, serta hubungannya dengan pemain Indonesia lainnya yang merumput di Malaysia.
Dimulai tentang perbedaan permainan, Jupe menyatakan bahwa sepak bola di Indonesia jauh lebih kencang temponya ketimbang di Malaysia, namun dari segi taktik, sepak bola di Malaysia jauh lebih kaya.
“Sudah pasti ada perbedaan dari segi permainan di Indonesia dan Malaysia. Di Malaysia, temponya lebih pelan ketimbang di Indonesia, tapi punya kelebihan dari segi taktikal.”
Kekayaan taktik di Liga Super Malaysia mungkin disebabkan oleh banyaknya pelatih asing yang menjadi pelatih kepala tiap klub. Salah satunya adalah Fabio Magrao, pelatih kepala KLFA yang berasal dari Brasil. Jupe pun tak luput memberikan apresiasi terhadap Fabio, sekaligus kepada dua rekan setimnya yang merupakan rekrutan anyar KLFA dari luar negeri, Paulo Josue dan Guilherme De Paula.
“Fabio adalah pelatih yang tegas dan ia selalu menginginkan yang terbaik dari pemainnya. Dia adalah pelatih yang bagus. Sementara, dua pemain asing kami (Guilherme) De Paula dan Paulo Josue juga pemain yang bagus. Mereka berdua mempunyai teknik yang cukup hebat.”
Terakhir, ia juga mengatakan bahwa ia belum memiliki kesempatan bertemu dengan Evan Dimas dan Ilham Udin Armaiyn, yang kini memperkuat Selangor FA, terlebih Ferdinand Sinaga yang bermain bagi Kelantan FA.
“Saya sudah berkontak dengan Evan dan Ilham, namun saya belum punya waktu dan kesempatan untuk bertemu mereka. Sementara Ferdinand lebih sulit untuk bertemu karena ia berada di Kelantan.”
Keberadaan Jupe, dan tentunya Evan, Ilham, serta Ferdinand di Malaysia diharapkan mampu meningkatkan peringkat sepak bola kita di level Asia Tenggara. Mari berharap mereka mampu membawa pelajaran yang berharga ketika nanti kembali ke Indonesia.
Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket