Cerita

Barisan Mantan Berkualitas Atletico Madrid

“Papa, kenapa kita menjadi fans Atleti?,” begitu pertanyaan seorang bocah kepada ayahnya di sebuah iklan televisi terkenal di Spanyol. Akhir iklan tersebut memang tak menunjukkan jawaban sang ayah. Namun, kita bisa berasumsi para penggemar Atleti pantas berbangga akan skuat fantastis mereka dalam satu dekade terakhir.

Berikut susunan skuat mantan terbaik Atletico Madrid:

Kiper: David de Gea

David de Gea hanya bersama tim senior Atletico Madrid selama satu setengah musim. Namun, penampilannya membuat Manchester United terkesan sehingga rela membayar 17,8 juta paun untuk menebusnya. Harga itu terasa sangat murah jika melihat pengaruh yang ditancapkannya di Old Trafford sejak tahun 2011. Saat ini de Gea telah membuktikan dirinya sebagai salah satu kiper terbaik di dunia sepak bola.

Bek kanan: Javi Manquillo

Gagal di masa peminjamannya bersama Liverpool adalah harga yang harus dibayar Javi Manquillo akibat meninggalkan Atletico Madrid. Sejak saat itu, bek sayap lulusan akademi Atleti ini dipinjamkan ke Marseille dan Sunderland sebeum bergabung dengan Rafael Benitez di Newcastle United. Padahal, Manquillo sedikit lagi matang di Atleti andai ia terus diproyeksikan sebagai pengganti Juanfran Torres.

Bek tengah: Toby Alderweireld

Meski pertahanan Atletico Madrid selalu solid, tak ada salahnya membayangkan bek tim nasional Belgia Toby Alderweireld berduet dengan Diego Godin. Alderweireld yang didatangkan dari Ajax Amsterdam pada tahun 2013 lalu terbilang masih sangat mentah, sehingga semusim kemudian dipinjamkan ke Southampton. Ia hanya bermain dalam 12 pertandingan liga untuk Atletico, tapi dipercaya tampil di final Liga Champions 2013/2014 ketika Los Colchoneros takluk secara tragis dari Real Madrid.

Bek tengah: Joao Miranda

Salah satu palang pintu terbaik yang pernah bermain untuk Atleti. Miranda mempersembahkan nyaris segalanya untuk Los Colchoneros, dari gelar Copa del Rey, La Liga, hingga Liga Europa. Ia harus mengalah dengan pindah ke Internazionale Milano demi memberi ruang berkembang bagi Stevan Savic dan Jose Gimenez. Namun, sampai kapan pun publik akan mengingat kolaborasi Miranda dan Diego Godin sebagai duet palang pintu terbaik di Eropa.

Bek kiri: Theo Hernandez

Theo Hernandez merupakan satu dari dua putera Jean Fernandez, mantan penggawa Atleti di dekade 2000-an. Karier Theo meroket lebih cepat dibandingkan kakaknya, Lucas, meski keduanya merupakan didikan akademi Atletico Madrid. Performa Theo di Atletico B cukup menarik perhatian Alaves, klub yang baru promosi ke La Liga pada akhir musim 2015/2016. Dengan status pinjaman, Theo sukses membawa Alaves ke final Copa del Rey 2016/2017.

Gelandang: Raul Garcia

Namanya mungkin tak akan sepopuler gelandang Spanyol lain seperti Isco Alarcon atau Andres Iniesta. Namun, Garcia yang kini memperkuat Athletic Bilbao sangat dihargai oleh para Atleticos. Ia mencetak sejarah dengan melampaui rekor Luis Aragones sebagai pemain Atleti dengan jumlah penampilan terbanyak di Liga Champions. Di samping itu, ia menjadi bagian skuat Atleti yang menjuarai La Liga 2013/2014 lalu.

Gelandang: Arda Turan

Pemain ini mungkin sanga menyesali kepindahannya ke Barcelona. ​​Arda Turan selalu tampil brilian bagi Atletico, dengan mempersembahkan gelar La liga dan Copa del Rey, serta Liga Europa. Selama empat musim di klub Madrid tersebut, pemain tim nasional Turki ini adalah salah satu gelandang terbaik di La Liga.  Sayang, ia tergoda untuk pindah ke Camp Nou dengan mahar 34 juta euro.

Penyerang: David Villa

Bergabung dengan harga murah meriah, yaitu 5,1 juta euro, pahlawan Spanyol ketika menjuarai Piala Dunia 2010 ini ternyata masih bertaji ketika memperkuat Atletico Madrid. Rela bermain lebih ke sayap demi memberi ruang kepada Diego Costa, David Villa menjadi bagian penting Atleti ketika ‘membajak’ gelar La Liga dari tangan Real Madrid dan Barcelona. Meski hanya bermain semusim, yaitu pada 2013/2014, ia masih sanggup mencetak 13 gol dari 36 penampilan di La Liga.

Penyerang: Sergio Aguero

Atletico terkenal sebagai penghasil penyerang hebat. Salah satunya adalah Sergio Aguero. Dia mencetak lebih dari 100 gol untuk klub Spanyol tersebut dalam lima musim sebelum pindah ke Manchester City. Saat ini, pemain asal Argentina yang pernah menjadi menantu Diego Maradona initelah menjadi salah satu penyerang terbaik di dunia dengan 147 gol dalam 214 pertandingan untuk The Citizens.

Penyerang: Radamel Falcao

Falcao datang tepat setelah kepergian Diego Forlan dan Sergio Aguero pada tahun 2011. Dalam dua tahun, kontribusi gol-golnya membawa Atletico ke gelar Liga Europa kedua mereka, yaitu pada musim 2011/2012. Dengan demikian, Falcao menjadi satu-satunya pemain yang memenangkan Liga Europa dengan dua klub berbeda, setelah menggondol trofi yang sama bersama FC Porto pada tahun 2011. Falcao mencetak rekor fantastis 52 gol hanya dalam 68 pertandingan untuk Atletico Madrid, sebelum pindah ke AS Monaco dengan biaya 60 juta euro.

Penyerang: Mario Mandzukic

Juru gedor asal Kroasia ini bergabung pada musim panas 2014 sebagai pengganti Diego Costa. Awalnya menemui kesulitan beradaptasi di Madrid, Mario Mandzukic secara perlahan menjadi ancaman lini pertahanan klub-klub lain di La Liga. Ia sukses mencetak 20 gol dalam 43 penampilan dan merebut hati para Atleticos. Sayang, ia hanya bertahan semusim setelah memutuskan bergabung dengan raksasa Serie A, Juventus, dengan biaya sekitar 19 juta euro.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.