Cerita

Saran-Saran untuk Sepak Bola Indonesia dari Dalam hingga Luar Negeri

Rumitnya situasi sepak bola Indonesia tidak hanya menjadi perhatian khusus dari kalangan suporter dan penikmat lapangan hijau nasional secara umum, tapi juga membuat beberapa tokoh sepak bola dari dalam dan luar negeri ikut angkat bicara. Di antaranya adalah coach Robert René Alberts, Simon McMenemy, dan John Duerden yang merupakan jurnalis FOX Sports Asia.

Ketiga tokoh sepak bola ternama itu dalam beberapa kesempatan terpisah mengungkapkan curhatan mereka melalui medianya masing-masing. Argumen-argumen yang mereka utarakan berupa kritik membangun, yang mengacu pada kondisi saat ini bahwa masih banyak sekali kekurangan yang harus dibenahi sepak bola Indonesia.

Berikut ini adalah empat saran yang kami rangkum dari ketiga figur ternama tersebut, dan semoga bisa sampai ke telinga para petinggi federasi untuk meningkatkan mutu sepak bola nasional ke depannya.

John Duerden tentang regulasi pemain Asia Tenggara

Opini ini diungkapkan John di FOX Sports Asia saat bursa transfer di Thailand dan Malaysia awal musim ini menyedot begitu banyak pemain ternama dari Asia Tenggara, karena kedua negara tersebut menerapkan kuota pemain Asia Tenggara, terutama di kasta tertingginya.

John merasa bahwa Liga 1 Indonesia perlu meniru aturan serupa. Harga jual pemain Asia Tenggara sangat murah, tidak semahal pemain asing dari Afrika, Amerika Latin, atau Eropa Timur misalnya, yang banyak menghiasi Liga Indonesia sejak regulasi pemain asing diterapkan puluhan tahun lalu.

Lebih lanjut, John juga beropini bahwa merekrut pemain Asia Tenggara memiliki risiko yang lebih rendah, menilik pada beberapa aspek seperti kedekatan geografis, kesamaan kultur, dan pola permainan yang tidak jauh berbeda. Selangor FA misalnya, sangat bersahabat dengan para pemain Indonesia karena gaya bermain di sana juga menerapkan tempo cepat, dan kultur di Malaysia tidak jauh berbeda dengan Indonesia.

Begitu pula dengan Thailand yang di bursa transfer periode ini mengimpor cukup banyak pemain bintang dari Asia Tenggara seperti Terens Puhiri (Indonesia/Port FC), Kyaw Ko Ko (Myanmar/Chiangrai United), Aung Thu (Myanmar/Police Tero FC), Hoàng Vũ Samson (Vietnam/Buriram United), dan Zulfahmi Arifin (Singapura/Chonburi FC).

Liga 1 sendiri saat ini menerapkan regulasi 3+1 untuk pemain asing, yakni 3 pemain boleh diimpor dari negara-negara luar Asia yang ditentukan, dan 1 pemain dari wilayah Asia. Penerapan kuota pemain asing Asia Tenggara nantinya bisa dilakukan dengan sistem 3+1+1 atau 2+1+1 jika tetap mempertahankan batas 4 pemain asing.

 

Robert Rene Alberts

Serial video Robert René Alberts

Berbeda dengan John yang mencurahkan pendapatnya melalui tulisan, pelatih PSM Makassar ini mengungkapkan saran-sarannya untuk sepak bola Indonesia lewat video yang diunggah secara berkala di akun Instagram resminya, @robertrenealberts.

Video pertama diunggah pada 6 Februari yang berisi tentang saran coach Robert pada setiap klub di Indonesia untuk menggiatkan lagi pembinaan usia muda, demi membantu timnas Indonesia mendapat bibit-bibit pemain andal. Selain itu, coach Robert juga berbicara tentang ketidakjelasan dimulainya liga, yang hingga satu bulan jelang sepak mula ia sama sekali belum menerima jadwal kompetisi.

Kemudian di video kedua yang diunggah esoknya, coach Robert menyoroti ketatnya persaingan di Piala Presiden. Ia berujar bahwa untuk skala pertandingan pra-musim seharusnya tim-tim tidak bermain serius seperti ini, karena jadi ada kompetisi sebelum kompetisi. Padahal, pra-musim sebenarnya adalah periode untuk membangun tim jelang liga dimulai.

Coach Robert dalam videonya di 15 Januari 2018 lalu usai menyelesaikan tugas sebagai pelatih Indonesia Selection, bahkan menyebut bahwa Piala Presiden adalah turnamen yang tidak penting di pra-musim, tapi mau tidak mau harus dijalani PSM. Juku Eja sendiri dalam dua gelaran terakhir Piala Presiden tidak pernah menurunkan tim utama dan selalu tersisih di penyisihan grup, tapi dapat tampil impresif di liga domestik.

Lalu di video ketiga yang diunggah tiga hari lalu, coach Robert kembali menekankan tidak adanya kejelasan jadwal kompetisi, bahkan federasi terlihat begitu larut dalam kemeriahan Piala Presiden. “Jadi sebenarnya apa prioritasnya?” tanya beliau di video tersebut. Pelatih asal Belanda itu juga kembali mengungkapkan bahwa ketidakjelasan jadwal kompetisi membuat para pelatih kesulitan untuk mempersiapkan tim.

Lebih lanjut, coach Robert mencontohkan bahwa FIFA memiliki kalender tetap tiap tahunnya, bahkan sudah memiliki jadwal tetap hingga beberapa tahun ke depan, begitu pula dengan AFC sebagai induk organisasi sepak bola Asia. Jadwal tetap tersebut bertujuan agar asosiasi-asosiasi di bawahnya bisa menyesuaikan jadwal kompetisi mereka.

Terbaru, di video keempat yang diunggah pada 13 Februari lalu, coach Robert angkat bicara tentang Stadion Mattoanging yang sangat butuh perbaikan. Ia mengatakan bahwa sejak melatih PSM pada 2010, Stadion Mattoanging sangat butuh upgrade, tapi sampai sekarang tidak ada tanggapan nyata dari pihak yang berwenang. Akibatnya, PSM terancam jadi tim musafir musim ini jika Stadion Mattoanging tidak lolos verifikasi hingga tenggat waktu yang ditentukan.

 

Bhayangkara FC lawan FC Tokyo

 

Simon McMenemy tentang perilaku suporter

Kritikan ini dilontarkan pelatih Bhayangkara FC tersebut usai pemainnya, TM Ichsan, mendapat tekel keras dari Hanif Sjahbandi di laga pamungkas Grup E Piala Presiden 2018. Saat itu TM Ichsan sangat kesakitan sehingga tidak bisa melanjutkan pertandingan, tapi Aremania justru menyorakinya dan meneriaki “booo” ketika ia ditandu keluar lapangan.

Mendengar pemainnya yang cedera mendapat cemoohan dari suporter lawan, coach Simon langsung menghadap ke tribun lalu menyindir Aremania dengan bertepuk tangan. Kemudian di konferensi pers, pelatih asal Skotlandia itu mengatakan bahwa suporter seharusnya tetap menghargai kubu lawan, karena bagaimanapun juga mereka juga manusia, bukan malah menyoraki pemain lawan yang sedang kesakitan dan cedera.

Situasi ini parahnya tidak hanya dilakukan Aremania. Di beberapa pertandingan lainnya di Liga Indonesia, cukup banyak juga kelompok suporter yang kurang simpatik pada tim lawan. Sangat disayangkan hal itu terjadi di Indonesia, negara yang menjadikan Pancasila sebagai pedomannya, yang di sila kedua berbunyi “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.”

John Duerden tentang cuti Ketua PSSI

Kembali ke John Duerden, kemarin (14/2) ia kembali menulis artikel di FOX Sports Asia, yang berisi tentang cuti Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, demi mengurusi kampanyenya sebagai calon Gubernur Sumatera Utara.

Sepak bola dan politik seharusnya memang tidak bercampur satu sama lain, tapi bagi beberapa negara seperti Indonesia, memisahkan keduanya sangat mustahil karena sudah saling melekat seperti saus sambal dengan mie ayam atau bakso. Namun yang terjadi di PSSI saat ini menurut John sudah di luar batas, karena sang ketua justru cuti dari tugas besar yang diembannya, demi mengejar kekuasaan di bidang lain.

John mengungkapkan bahwa hati Pak Edy saat ini sudah tidak sepenuhnya berada di PSSI, dan sikap tidak disiplin tugas ini mencoreng namanya sebagai anggota militer. Jika memang beliau enggan mundur, maka PSSI-lah yang harus segera mencari pengganti secepatnya, mengingat tahun ini agenda sepak bola Indonesia sangat padat baik di dalam negeri maupun skala internasional.

Pak Edy sejak akhir tahun lalu memang kerap mengundang kontroversi dari jabatannya sebagai orang nomor satu PSSI. Cukup disayangkan sebenarnya, karena pada awal pemerintahannya sepak bola Indonesia menunjukkan kebangkitan dengan meraih juara kedua Piala AFF 2016.  Bahkan beliau juga sempat berkata bahwa tidak akan mencampuri sepak bola Indonesia dengan segala urusan politik.

“Saya akan membuat PSSI lebih profesional dan bermartabat, artinya PSSI yang hanya memainkan sepak bola beserta pembinaan untuk kemajuan sepak bola Indonesia, dan menjauhkan dari ranah politik, sehingga bisa lebih berprestasi untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia,” kata Edy Rahmayadi pada 13 Oktober 2016 ketika sedang blusukan di Malang, dikutip dari Goal Indonesia.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.