
Tepat setelah gelaran Liga Super Indonesia 2014, tim Persisam Putra Samarinda diakuisisi oleh PT. Bintang Bali Sejahtera. Kandang kemudian berpindah dari Samarinda ke Gianyar, Bali. Baru empat tahun sejak didirikan, Bali United melesat dengan cepat menjadi tim papan atas Indonesia. Mereka membuktikan bahwa sejarah memang bisa dibuat.
Bali United menjelma menjadi klub modern. Meminjam istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan kesuksesan Sir Alex Ferguson di Manchester United, yang dibangun oleh Bali United bukan sekadar tim saja, tapi yang dibangun adalah sebuah klub. Lengkap dengan seluruh elemen-elemennya.
Kita tentu terpana bagaimana Bali United memiliki skuat yang diisi oleh para pemain berkualitas. Bagaimana pemain-pemain seperti Irfan Bachdim, Stefano Lilipaly, dan Ilja Spasojevic memilih untuk mendarat di sana padahal mendapatkan tawaran besar dari tim lain. Mereka juga ditunjang oleh tim muda yang juga dipenuhi oleh banyak pemain berbakat.
Bali United juga menunjukkan bagaimana pengelolaan yang direncanakan serta dijalankan dengan maksimal akan berbuah hasil yang juga maksimal. Anda bisa bandingkan bagaimana kinerja dari media sosial hingga laman resmi Bali United yang secara tampilan saja sudah sangat jauh lebih baik dari kebanyakan tim lain di kancah sepak bola Indonesia.
Pun dengan peran para suporter. Para Semeton dan juga North Side Boys pun ikut merangsek naik sebagai salah satu suporter besar di negeri ini. Bagaimana lagu “Bangga Mengawalmu” kemudian banyak dinyanyikan oleh para suporter tim lain dengan versi yang berbeda.
Soal fokus dan keseriusan, itu yang membuat Bali United berbeda dengan kebanyakan tim lain di Indonesia. Hal tersebut juga yang membedakan mereka dengan tim-tim “baru” lain di sepak bola Indonesia. Sebuah rumus yang sederhana saja sebenarnya, seperti yang disebutkan dalam kata-kata bijak, siapa yang bersungguh-sunguh pasti berhasil. Dan Bali United melakukan kesungguhan dan keseriusan dalam langkah mereka sebagai sebuah klub.
Baru empat tahun setelah akuisisi dari Samarinda ke Gianyar, Bali kini sudah berlaga di ajang Piala AFC. Bahkan mereka sebenarnya adalah wakil Indonesia di ajang Liga Champions Asia. Sayangnya, perjuangan mereka terhenti di babak kualifikasi. Sebuah pencapaian yang tentunya sangat hebat bagi tim yang baru saja ada empat tahun lalu. Dan mesti dicatat juga bahwa mereka juga hampir merengkuh gelar juara di Liga 1 2017.
Bali United adalah anti-tesis untuk dua jenis atau dua kelompok besar di kancah sepak bola Indonesia, terutama apabila berbicara soal klub. Bali United membuktikan bahwa mereka bisa mendobrak cengkraman kekuatan tim tradisional eks-Perserikatan. Di sisi lain, mereka juga menunjukan kepada tim-tim “baru” bagaiamana cara yang tepat untuk menuju puncak.
Bali United kini berdiri di barisan yang sama dengan Muangthong United dan Johor Darul Ta’zim. Bahwa status sebagai tim baru yang masih hijau tidak menyurutkan semangat untuk meraih prestasi. Harapan besarnya adalah Bali United bisa terus bertahan lama, dan tidak hijrah ke tempat lain seperti tim-tim kebanyakan.
Rahajeng wanti warsa, Bali United!
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia