Gonzalo Higuain, penyerang asal Argentina yang terkenal ganas sejak masih membela River Plate. Keganasan Higuain sebagai penyerang lalu menyebar ke Spanyol, saat dirinya dipinang oleh klub raksasa Ibukota, Real Madrid. Sebelum akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan Napoli, Higuain sudah mencetak 122 gol dari 264 pertandingan untuk Los Blancos. Di Italia, raihan golnya juga tidak diragukan lagi. Higuain mempersembahkan 92 gol untuk Partenopei. Selanjutnya, giliran Juventus yang menggunakan jasanya. Meski sempat dipertanyakan akibat terlalu gemuk, Higuain setidaknya masih bisa memenuhi ekspektasi dari beberapa orang.
Dia memang mahir mencetak gol, itu tidak diragukan lagi. Tapi ada satu kelemahan yang ada di dalam diri Higuain. Kelemahan itu bernama siklus Higuain. Siklus Higuain adalah siklus di mana si pemain bermain bagus dalam satu pertandingan. Dia bisa mencetak satu-dua gol ke gawang lawan dan dianggap pahlawan untuk sementara waktu. Sialnya, setelah itu dia akan membuat satu-dua kesalahan yang mengakibatkan kerugian bagi timnya di pertandingan penting. Dari pahlawan, Higuain berubah menjadi penjahat bagi timnya sendiri.
Contoh siklus Higuain bisa kalian temukan di pertandingan antara Juventus melawan Tottenham Hotspur di ajang Liga Champions. Seperti biasa, Higuain yang dipercaya pelatih Massimiliano Allegri sebagai starter tampil bagus di awal-awal pertandingan. Dia sudah mencetak gol ketika pertandingan baru berjalan dua menit dan kemudian menambah keunggulan Juve lewat eksekusi penalti. Di saat itu, dia masih dianggap pahlawan bagi penggemar Si Nyonya Tua.
Siklus Higuain pun diaktifkan. Kesalahannya membuat Spurs dapat mencetak gol untuk mengejar ketertinggalan. Bukan hanya itu saja, dua kali Higuain membuang peluang untuk mematikan pertandingan lebih dini. Pertama, tendangannya yang melenceng setelah serangan balik cepat yang membuat tim tamu panik. Kedua, tendangan penalti yang gagal dia eksekusi. Nah, di sinilah, Higuain mulai menjelma menjadi sosok yang dihujat oleh sebagian penggemar.
Siklus Higuain bisa kalian temukan di beberapa pertandingan. Contoh yang paling mudah diingat adalah kesempatan satu lawan satu menghadapi Manuel Neuer yang dia buang di final Piala Dunia 2014. Padahal sebelumnya dia mencetak gol semata wayang yang mengantarkan Argentina ke semifinal. Lanjut lagi ke Copa America di mana dirinya gagal mengeksekusi penalti dan membuat Argentina kalah dari Cile.
Mungkin masih ada lagi siklus-siklus Higuain lainnya yang bikin jengkel para suporter tim. Dan sepertinya, siklus ini tidak akan pernah lepas dari penyerang Argentina tersebut. Konsistensi memang sangat dibutuhkan Higuain. Jika ingin bermain bagus, bermain baguslah sepanjang pertandingan. Bila tidak, siap-siap lah jadi kambing hitam ketika timmu seri atau kalah akibat perbuatanmu.
Author: Budy Darmawan (@budydiew)
Penyuka sepak bola