Nasional Bola

Piala Presiden 2018 Jadi Lapak Penuh Rezeki bagi Pedagang di Sekitar Stadion

Piala Presiden 2018 tak hanya jadi tempat bagi tiap klub untuk mengais uang berkat nominal hadiahnya yang menggiurkan. Turnamen pra-musim yang satu ini juga menjadi lapak yang penuh rezeki bagi pedagang yang berjualan di sekitar stadion!

Dilansir dari situs resmi Liga Indonesia, pedagang yang berjualan di sekitar Stadion Manahan di Solo, salah satu venue Piala Presiden 2018, kecipratan untung besar berkat adanya pagelaran turnamen pra-musim ini. Mulai dari pedagang jersey, syal, pernak-pernik, hingga makanan dan minuman, semuanya mampu meraup untung yang lumayan.

Salah satu contohnya adalah pedagang jersey dan aksesoris klub bernama Kencono. Usahanya untuk menempuh perjalanan dari Nganjuk, kota tempat ia tinggal, ke Solo, tak sia-sia karena jualannya berhasil laku keras.

“Pas perempat-final kemarin dalam dua hari, alhamdulillah jersey yang terjual ada lebih dari 100 potong,” ujar Kencono.

Kencono menyatakan bahwa jersey Arema FC, Persija, Madura United, dan Persebaya, adalah jersey yang paling laku. Tak hanya itu, ia juga menyatakan bahwa ia akan pergi ke Jakarta dan berjualan di Stadion Utama Gelora Bung Karno di Senayan ketika final tanggal 17 Februari nanti.

Senada dengan Kencono, Joko Slamet, seorang pedagang tahu dan kacang, juga menyatakan bahwa dagangannya laris berkat adanya Piala Presiden 2018.

“Saya bersyukur ada Piala Presiden. Pendapatan saya naik sekitar 2-3 kali dari hari biasa,” ujar Joko. Joko sendiri juga tidak tinggal di Solo, seperti Kencono. Pria berusia 43 tahun ini tinggal di Klaten dan hanya pergi ke Solo untuk berjualan.

Berkah Piala Presiden juga menghampiri pedagang difabel. Dilansir dari Liputan 6, salah satu pedagang jersey dan syal di sekitar Stadion Manahan, Giarto, yang juga merupakan seorang difabel, mendapat untung yang lebih besar dari adanya turnamen yang digagas oleh Presiden Joko Widodo ini. Pria berusia 47 tahun ini tetap dengan semangat berjualan meski satu tangannya harus diamputasi akibat kanker ganas yang ia derita ketika masih muda.

“Ya mau tidak mau kalau sudah diamputasi harus gimana lagi? Itu keputusan terberat yang pernah saya ambil.” Namun, ia pun akhirnya menuai sesuatu dari kesabarannya. Dagangannya pun laris manis, terutama semuanya yang berbau Persebaya, Persija, dan Arema FC.

“Kalau jualan atribut klub-klub itu saya sih tidak perlu repot. Rezeki pasti datang sendiri karena biasanya yang dukung itu banyak.”

Turnamen sepak bola tentunya mampu mendatangkan banyak keuntungan, tidak hanya bagi orang-orang yang berurusang langsung dengan kejadian di lapangan, namun bagi orang-orang di sekitarnya. Melihat potensi yang baik ini, alangkah lebih baik apabila pengelola stadion mampu memanfaatkan dan menertibkan pedagang yang ada, agar semua lebih teratur dan mereka dapat berjualan dengan aman dan nyaman.

Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket