Cerita

Nicolás Otamendi dan Transformasi Brilian Menjadi Palang Pintu Kelas Dunia

Setahun lalu, Nicolás Otamendi menjadi salah satu kambing hitam terseok-seoknya Manchester City dalam perebutan gelar juara Liga Inggris. Namun di musim 2017/2018 ini, palang pintu asal Argentina ini menjelma sebagai bek kelas dunia.

Pernyataan tersebut bukanlah melebih-lebihkan penampilan pria yang sedang merayakan ulang tahunnya yang ke-30 ini. Sampai pertengahan Februari 2018, Otamendi telah terilih sebagai man of the match sebanyak lima kali menurut situsweb spesialis statistik WhoScored. Sebagai perbandingan, penyerang tajam seperti Sergio Agüero saja hanya mendapatkan kehormatan itu sebanyak empat kali.

Pria kelahiran Buenos Aires ini juga mencatatkan persentase operan sukses cukup fantastis, yaitu di atas angka 90%. Angka ini tentu saja terbilang sangat tinggi untuk seorang bek tengah. Otamendi memang terlihat sangat berkembang di bawah arahan pelatih Pep Guardiola.

Padahal setelah kegagalan Manchester City finis di tiga besar Liga Primer Inggris musim 2016/2017 lalu, Otamendi nyaris menjadi bagian perombakan skuat pada musim panas 2017. Ia sempat dianggap tidak sesuai dengan sistem yang dikembangkan Guardiola. Namun, bukan Guardiola namanya jika tak mampu membantu pemainnya untuk mengatasi kelemahan mereka.

Otamendi memutuskan untuk tetap bertahan di Manchester City, dan itu merupakan keputusan tepat. Kini, The Citizens duduk nyaman di puncak klasemen dengan selisih enam belas poin dari rival mereka, Manchester United. Selain Kevin De Bruyne, David Silva, dan Sergio Agüero, Otamendi adalah pemain yang patut mendapat pujian besar atas peran mereka dalam skuat City yang impresif ini.

“Saat ini Otamendi adalah bek terbaik dalam urusan membaca situasi permainan, luar biasa,” puji Guardiola kepada pemainnya itu, seperti dikutip Goal. Sang pelatih bahkan mengatakan bahwa dia yakin transformasi Otamendi selama 18 bulan terakhir adalah yang terbaik kedua yang ditanganinya setelah perubahan posisi Philipp Lahm menjadi gelandang tengah di Bayern München.

Otamendi sendiri tak mengalami perubahan posisi, tapi dia memang terlihat seperti pemain yang sama sekali berbeda. ia pun berterima kasih kepada Guardiola atas berbagai masukan yang bertujuan perbaikan dirinya.

“Pep mengajarkan bahwa seorang bek tengah harus berani keluar dengan menguasai bola. Kami harus memiliki kesabaran untuk memberikan umpan pada momen yang tepat.”

Dua musim pertamanya di Manchester yang mudah terjatuh saat berduel atau salah memasang perangkap offside pun terasa sudah berabad-abad yang lalu. Otamendi kini selalu tampil dengan kepercayaan diri penuh dalam mengendalikan area pertahanan dan jarang kalah dalam berebut bola di udara.

Salah satu kelebihan mantan pemain FC Porto dan Valencia ini di musim 2017/2018 adalah produktivitas dalam mencetak gol. Meski itu bukanlah tugas utama seorang bek tengah, Otamendi kini telah mencetak empat gol dalam 26 penampilan. Lumayan untuk menjadi pemecah kebuntuan atau penambah gol.

Meroketnya penampilan pemain berpostur 178 sentimeter ini juga merupakan berita baik bagi pelatih tim nasional Argentina, Jorge Sampaoli. Setidaknya satu posisi di sektor bek tengah Albiceleste sudah menjadi milik Otamendi, selama ia mampu menjaga konsistensi.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.