Cerita

Auman Persija di Piala Presiden Merupakan Tanda Bahaya untuk Para Pesaing di Liga 1 2018

Pada kompetisi Liga 1 musim 2017 yang lalu, performa yang ditampilkan oleh Persija Jakarta bisa dikatakan cukup baik. Tim kesayangan Jakmania tersebut berhasil nangkring di posisi empat klasemen akhir dan hanya tertinggal tujuh angka dari sang juara, Bhayangkara FC.

Di bawah asuhan Stefano Cugurra Teco, penampilan Bambang Pamungkas dan kawan-kawan sempat inkonsisten pada awal musim. Situasi itu pula yang membuat Jakmania ragu dengan kapabilitas pelatih berkebangsaan Brasil tersebut.

Meski begitu, manajemen Macan Kemayoran bergeming dengan protes sejumlah Jakmania yang menginginkan supaya figur berusia 43 tahun itu dilengserkan dari jabatannya.

Seperti yang telah saya ungkapkan di bagian awal artikel, keputusan manajemen Persija untuk tetap mempekerjakan Teco tidak salah. Pelan tapi pasti, inkonsistensi penampilan mulai bisa diatasi sehingga kesebelasan yang musim lalu menggunakan Stadion Patriot Chandrabhaga sebagai markas itu semakin meroket dan akhirnya finis di papan atas.

Tatkala Liga 1 usai dan bursa transfer pemain jelang bergulirnya musim 2018 dibuka, sejumlah pembenahan langsung dilakukan oleh Persija. Kendati harus melepas Willian Pacheco yang jadi palang pintu andalan di lini belakang serta Bruno Lopes sebagai ujung tombak di sektor depan, pihak manajemen tak merasa khawatir. Padahal, Jakmania sempat mempertanyakan keputusan itu mengingat kontribusi keduanya yang lumayan apik di musim lalu.

Sebagai pengganti, Persija merekrut dua penggawa asing yang baru yakni Jaimerson Xavier dan Marko Simic. Tak ada ekspektasi kelewat tinggi seiring kedatangan mereka.

Sementara itu, performa para penggawa lawas juga tampak semakin prima. Pemahaman mereka akan kemauan Teco dalam setiap racikan strateginya mulai terlihat jelas. Meski begitu, sang pelatih enggan melontarkan janji-janji muluk kepada Jakmania.

Fokus untuk membenahi performa guna tampil lebih baik di musim 2018, terlebih Macan Kemayoran juga berpartisipasi di ajang Piala AFC, menjadi prioritas. Bahkan ketika turnamen pra-musim Piala Presiden 2018 diselenggarakan, tidak ada target berlebihan yang disasar oleh Persija walau sejumlah tim pesaing justru mematok target tinggi yaitu menjadi kampiun.

Dengan tujuan utama mematangkan strategi dan memadukan skuat, aksi-aksi Persija justru mengundang decak kagum. Permainan menyerang yang mengalir dan terstruktur serta pertahanan yang sulit ditembus jadi pemandangan yang begitu sedap dilihat.

Uniknya, kolaborasi pemain baru dan lama juga tampak begitu cair, seakan-akan mereka sudah main bareng dalam jangka waktu yang lama. Mereka sangat kompak dan memahami tugas serta peran masing-masing di atas lapangan. Tak ayal, permainan Persija didapuk sebagai salah satu yang paling memikat mata di Piala Presiden 2018.

Khusus Jaimerson dan Simic, keduanya benar-benar membuktikan diri secara langsung kepada Jakmania bahwa kemampuan mereka tidak kalah dengan para pendahulunya. Bahkan, mereka jauh lebih baik. Di sepanjang babak penyisihan dan perempat-final, mereka tampil impresif.

Aksi menawan Persija di Piala Presiden 2018 kembali berlanjut semalam (10/2). Tampil di Stadion Manahan dan berstatus sebagai tim tamu di leg pertama partai semifinal, Persija kembali membuat Jakmania semringah usai melibas PSMS Medan.

Tampil beringas sejak awal pertandingan, Simic dan kolega sukses memberondong jala Ayam Kinantan sebanyak empat kali. Kemenangan 4-1 pun jadi modal berharga sebelum memainkan partai semifinal kedua Senin (12/2) mendatang dengan status tim tuan rumah.

Berkat kemenangan telak itu, sejumlah pihak berani menyebut jika satu kaki Persija sudah berada di final. Pasalnya, PSMS butuh kemenangan besar dengan skor minimal 4-0 supaya bisa lolos ke partai puncak. Sebuah pekerjaan berat untuk tim asuhan Djajang Nurjaman kendati bukan sesuatu yang mustahil.

Andai benar lolos ke final, terlepas apakah kemudian sukses menggenggam titel juara atau tidak, tapi penampilan yang sudah diperlihatkan anak asuh Teco selama ini sungguh luar biasa. Jakmania juga sepatutnya bangga dan optimis walau harus tetap bersikap kritis.

Lebih jauh, terkhusus bagi para pesaing di Liga 1 nanti, auman Macan Kemayoran di Piala Presiden 2018 tak ubahnya alarm bahaya yang bunyinya nyaring. Memandang remeh Persija di musim kompetisi mendatang sama saja dengan bunuh diri sebab kualitas yang mereka miliki sekarang telah meningkat dibanding musim lalu.

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional