Terkadang, mantan kekasih yang dahulu kala kita sayangi masih menyisakan sakit hati meskipun telah lama berpisah. Beberapa orang akhirnya bisa melupakannya, namun tidak sedikit yang justru memupuk rasa benci pada sang mantan. Apalagi bila setelah berpisah, sang mantan masih sempat-sempatnya mengumbar kejelekan kita. Lengkaplah sudah permusuhan itu.
Mungkin itulah yang dirasakan tifosi Fiorentina ketika harus ‘menyambut’ kedatangan mantan pujaan hati mereka, Federico Bernardeschi, di stadion Artemio Franchi pada Jumat (9/2) malam. Saat itu, sang mantan datang dengan mengenakan seragam hitam-putih kebesaran Juventus, sang rival sejati.
Putra daerah Tuscany, lulusan akademi Fiorentina, didaulat menjadi kapten, dan diberikan kepercayaan nomor punggung 10. Bukannya menyatakan sumpah setia pada seragam kebesaran La Viola, Bernardeschi justru ‘mengkhianati’ semua latar belakang itu untuk kepentingan karir dan profesionalisme. La Vecchia Signora, sang penguasa Italia, dipilih sebagai lompatan karirnya pada musim panas tahun lalu, mengulang kisah pahit yang pernah diukir Roberto Baggio hampir tiga dekade silam.
‘Pengkhianatan’ Bernardeschi membuatnya jadi sasaran utama pendukung Fiorentina malam itu. Apalagi ia diberi kepercayaan bermain sejak menit awal oleh Max Allegri. Sudah pasti para pendukung Fiorentina akan mengutuk Bernardeschi dengan kata-kata kasar yang sudah disiapkan dari rumah. Davide Astori dkk pun sudah bertekad untuk bermain sekuat tenaga untuk mengalahkan Juventus dan memberikan kado terindah bagi tifosi. Ini terlihat dari upaya mereka menguasai jalannya pertandingan dan sejumlah peluang yang mereka ciptakan.
Sayang, bukannya berhasil menyakiti Bernardeschi, sang mantan yang justru ‘membuka aib’ Fiorentina. Dijatuhkan oleh Milan Badelj di depan kotak penalti pada menit 55, Bernardeschi memilih untuk mengeksekusi sendiri tendangan bebas tersebut. Tendangannya ke sudut kanan gawang tak mampu dihalau Marco Sportiello. Makin nahas bagi tifosi La Viola, Bernardeschi memilih untuk merayakan gol tersebut bersama ‘keluarga’ barunya, Juventus. Seolah lupa bahwa ia sedang berada di kampung halaman.
Fiorentina tak tinggal diam. Mereka terus menguasai permainan dan berusaha mencetak gol, namun saat asyik menyerang, Juventus berhasil memanfatkan kelemahan utama Fiorentina musim ini, yaitu serangan balik. Di menit 86, Gonzalo Higuain yang lolos dari jebakan offside berhasil menggandakan keunggulan dan mencetak golnya yang ke-50 bagi Juventus. Skor 2-0 pun tak berubah hingga laga usai.
Juventus berhasil mendapatkan hasil yang memompa kepercayaan diri mereka sebelum menghadapi Tottenham Hotspur di babak 16 besar Liga Champions pekan depan. Mereka tak terkalahkan di 16 partai terakhir, mencatatkan cleansheet 7 kali beruntun, dan meraih posisi capolista untuk sementara. Sedangkan Fiorentina gagal mendongkrak posisi mereka di klasemen sementara dan gagal pula menghadirkan mimpi buruk bagi Bernardeschi. Justru sang mantan yang kembali menyakiti mereka. Memang jahat Bernardeschi.
Author : Adhi Indra Prasetya (@aindraprasetya)
Penggemar Juventus yang merasa dirinya adalah Filippo Inzaghi saat bermain bola