Persoalan klasik di Liga Indonesia tentang pembayaran dana subsidi dari operator liga ke klub masih saja muncul di tahun 2018. Terbaru, utang PT. LIB berupa uang kontribusi ke klub-klub kontestan Liga 1 musim lalu belum juga lunas, walau dijanjikan akan terselesaikan pada akhir Januari 2018.
Presiden Borneo FC, Nabil Husein, mengatakan bahwa PT. LIB tidak menepati janjinya terkait tenggat waktu pembayaran uang kontribusi. Ia menjelaskan bahwa utang PT. LIB rencananya akan dibayarkan secara berkala dalam tiga tahap.
“Dijanjikan pada akhir bulan Januari sudah lunas semua, tapi nyatanya di Januari tidak ada pembayaran apapun. Dan di konfirmasi, belum ada kejelasan apapun dari PT. LIB. Teman-teman dari perwakilan klub lain juga sudah bersurat, namun tidak ada jawaban,”
“Sampai saat ini baru satu kali pembayaran yang dilakukan oleh pihak PT. LIB, senilai 600 juta rupiah. Seharusnya masih ada pembayaran kedua di minggu ke-2 Januari senilai 600 juta rupiah dan pembayaran ke-3 senilai 1,5 miliar rupiah yang janjinya dibayarkan di akhir bulan Januari 2018,” terangnya, seperti dikutip dari Indosport.
Tak hanya Nabil di Borneo FC, Semen Padang melalui manajernya, Win Bernardino, menambahkan bahwa utang PT. LIB tidak hanya sebatas uang kontribusi, tapi juga dana hak siar yang jumlahnya berbeda-beda tiap klub. Berkisar antara 2,5 miliar rupiah sampai 10 miliar rupiah.
“Untuk jumlah dana hak siar bagi Semen Padang secara pastinya saya belum mengetahuinya. Namun yang jelas kami masih belum menerimanya,” ungkapnya pada Kompas.
Terlambatnya pelunasan dana subsidi ini membuat operasional klub terhambat, terutama dalam pembayaran gaji dan mengontrak pemain. Arema FC misalnya, melalui manajernya, Ruddy Widodo, pada Surya Malang mengatakan bahwa klubnya masih memiliki tanggungan pada pemain di musim lalu, karena masuk pembukuan yang lama yakni dari subsidi.
Sementara itu, Persipura Jayapura juga mengeluhkan keterlambatan pembayaran dana subsidi ini, yang mengakibatkan mereka kesulitan mengontrak pemain baru. Bahkan untuk menghemat pengeluaran tim mereka tidak ikut Piala Presiden 2018, dan beberapa pemainnya angkat kaki dari tim Mutiara Hitam itu.
Total jumlah dana subsidi untuk tiap klub di Liga 1 2017 adalah 7,5 miliar rupiah. Namun, di musim 2018 nanti jumlah tersebut akan dipecah menjadi 5 miliar yang dibagi rata tiap klub, dan tambahan 2,5 miliar jika klub dapat memenuhi tiga kriteria, yakni pembinaan usia muda, mendaftarkan dan memainkan pemain U-23, dan lisensi AFC.
Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.