Tribe Ultah

Valeri Karpin, Si Mungil dari Soviet yang Jadi Pahlawan di Spanyol

Valeri Karpin lahir di Tallin, Estonia, ketika negara tersebut masih merupakan bagian dari Uni Soviet. Karena itu, ia sempat membela timnas Uni Soviet tepat sebelum negara adidaya tersebut bubar dan terpecah belah. Bahkan meskipun berasal dari Estonia, ia justru lebih dikenal sebagai legenda di Rusia yang merupakan turunan langsung dari Uni Soviet.

Karier terbaik Karpin di Rusia terjadi ketika ia memperkuat Spartak Moskow. Klub ibu kota tersebut ia bawa menjuarai Liga Rusia dalam tiga musim beruntun, selama periode 1992 hingga 1994. Ditambah prestasi lain yaitu ketika ia membawa kesebelasan berjuluk Krasno-Belye atau Si Merah-Putih ini menjuarai Piala Rusia pada tahun 1992.

Tersohor di Spanyol

Karpin adalah satu dari sekian pemain asing yang dihormati di Liga Spanyol. Ada julukan yang sangat menarik diberikan publik sepak bola Spanyol kepada Karpin, yaitu Chulo. Kata tersebut memiliki banyak makna. Chulo biasanya dipakai untuk menggambarkan seseorang yang pintar dan elegan. Tetapi di saat bersamaan ia juga licik, jahat, dan arogan. Serupa dengan tokoh-tokoh antagonis di film James Bond.

Julukan tersebut diberikan kepada Karpin bukan saja karena ia merupakan pemimpin hebat dan merupakan pesepak bola yang fantastis, tetapi juga karena di setiap tim yang dibelanya, ia seakan bisa menjadi sosok yang dominan dan mengangkat tim. Bahkan kolumnis di Spanyol pernah menyebut Karpin sebagai “seseorang yang bisa membuat tim yang berisi Telletubbies tampil bagus”.

Karpin tiba di Spanyol pertama kali pada tahun 1994. Real Sociedad menjadi klub pertamanya di semenanjung Iberia yang hangat. Di klub ini pula namanya selalu dikenang. Karpin saat itu satu dari sedikit pemain asing yang ada di skuat Sociedad, di mana kala itu Sociedad masih dipenuhi oleh para pemain asli Basque. Meskipun Sociedad hanya berakhir di papan tengah klasemen di musim pertama Karpin berada di sana, ia berhasil membuat Sociedad menjadi kesebelasan yang merepotkan, termasuk bagi dua kekuatan besar, Real Madrid dan Barcelona.

Karpin kemudian sempat hijrah ke Valencia, namun tidak bertahan lama di sana. Ia pun kemudian hengkang ke Celta Vigo di mana namanya juga berkibar. Selama lima tahun di sana, prestasi terbaik Karpin adalah ketika membawa kesebelasan asal Galicia tersebut meraih gelar juara Piala Intertoto pada tahun 2000.

Setelah gelaran Piala Dunia 2002 yang digelar di Korea-Jepang, Karpin kembali ke Sociedad dan menikmatik senja kariernya. Di musim pertama kembalinya ia ke Sociedad, Karpin berhasil membawa tim menjadi runner-up Liga Spanyol, dan tampil di ajang Liga Champions Eropa setelah sekian lama. Saat itu Karpin tergabung dengan para pemain hebat lain seperti Darko Kovacevic, Sander Westerveld, Nihat Kahveci, Tayfun Korkut, Mikel Aranburu, dan tentunya Xabi Alonso muda.

Karpin berada di Sociedad sampai tahun 2005, hingga akhirnya ia memutuskan untuk pensiun. Uniknya, semusim setelah Karpin pensiun, Sociedad langsung terdegradasi ke Divisi Segunda. Saat itu sepertinya kehilangan Karpin bukan saja kehilangan pemain penting, tetapi juga nyawa klub, bahkan kepergian Karpin sampai membuat Sociedad terdegradasi.

Selepas bermain, Karpin melanjutkan petualanganya sebagai pelatih. Dan julukan Chulo nampaknya masih melekat dalam dirinnya. Ia bisa membuat tim dengan komposisi seadanya tampil luar biasa. Setelah menangani mantan klubnya, Spartak Moskow, selama lima musim, Karpin sempat kembali ke Spanyol untuk menangani Mallorca. Sejak Desember 2017 lalu, ia resmi ditunjuk menangani FC Rostov.

Kebanyakan generasi saat ini mungkin tidak begitu mengenal nama Valeri Karpin. Tetapi bagi yang besar di tahun 2000-an, dan sempat melihat masa kejayaan Real Sociedad, nama Karpin jelas tidak bisa dilupakan. Dan 2 Februari ini adalah ulang tahun dari seorang Valeri Karpin.

S dnyem ​​roshdeniya, Valeri Karpin!

Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia