Eropa Inggris

Memaklumi Pilihan Hidup Olivier Giroud

Gusar. Olivier Giroud punya segala hak untuk merasa gusar. Kedatangan Alexandre Lacazette saja sudah membatasi menit bermainnya secara paripurna, apalagi nanti jika Pierre-Emerick Aubameyang resmi bergabung dengan Arsenal. Sebagai pesepak bola profesional, Giroud berhak menentukan pilihan kariernya. Yang bisa kita lakukan hanya memaklumi.

Pemberitaan Aubameyang semakin intensif dalam dua hari ini. Arsenal disebut sudah menaikkan tawaran resmi hingga nilai 60 juta paun, sudah ditambah dengan berbagai rupa bonus. Manajemen Borussia Dorrmund pun sudah melunak. Kesepakatan, dan peresmian bergabungnya Aubameyang dengan Arsenal tinggal hitungan jam saja, jika tidak gagal.

Jika pemain asal Gabon tersebut resmi bergabung, maka lini depan Arsenal akan diisi dua penyerang mewah. Sebelumnya, Lacazette diboyong Arsenal dari Lyon dengan banderol 52 juta paun. Dua penyerang, dengan total lebih dari  110 juta paun, tentu sungguh mubazir jika hanya digunakan sebagai “alat rotasi”. Menduetkan keduanya bisa menjadi “tentutan” dari pendukung Arsenal yang sudah sejak beberapa tahun terakhir mengidamkan sosok penyerang tajam.

Tajam? Benar, selain Lionel Messi dan Luis Suarez, adalah Aubameyang yang menjadi penyerang dengan rata-rata kontribusi gol dan asis tertinggi di Eropa. Jika dibuat rata-rata, maka ekspektasi gol dan asis Aubameyang musim ini mencapai 1,09. Angka tersebut, sekali lagi, hanya lebih buruk ketimbang Messi dan Suarez.

Sementara itu, calon duet Aubameyang nanti, Lacazette, juga menawarkan banyak kelebihan yang mampu kawin dengan cairnya permainan Arsenal. Dua pertandingan terakhir Arsenal ketika melawan Crystal Palace dan Chelsea menjadi panggung bukti yang bisa kita tengok kembali lewat kanal YouTube.

Jika sudah begini, pilihan Giroud menjadi sangat terbatas, setidaknya hanya ada dua. Pertama, bertahan dan memperjuangkan tempatnya di tim utama Arsenal. Sebagai pemain baru, Aubameyang tentu membutuhkan waktu untuk adaptasi. Jika situasi tersebut muncul, Giroud bisa memanfaatkannya dengan tampil SEEFISIEN mungkin.

Pilihan ini memang berat. Mengapa? Karena masih ada Lacazette yang, secara otomastis, akan menjadi pilihan pertama Arsene Wenger. Jika situasi tak berubah, pilihan Giroud hanya bisa bersabar menunggu kesempatan dan memaksimalkannya.

Pilihan kedua, adalah hengkang, baik dengan model peminjaman hingga akhir musim atau secara permanen. Dua model transfer ini juga yang tengah diurus oleh manajemen Arsenal dan Chelsea. Jika menggunakan model peminjaman, Giroud akan hengkang hingga akhir musim. Jika menggunakan model permanen, biaya transfer senilai 35 juta paun konon tengah ditimbang.

Bergabung dengan Chelsea akan memberi Giroud kepastian dari sisi menit bermain. Antonio Conte, pelatih The Blues, sudah sejak pertengahan Janauari ingin Chelsea memboyong satu penyerang lagi dengan spesifikasi khusus. Yang tengah dikejar oleh Chelsea adalah mereka yang bisa bermain sebagai target man, untuk memberi variasi di lini depan.

Klop. Giroud punya spesifikasi yang dibutuhkan. Pun, penyerang asal Prancis tersebut punya kualitas di atas Peter Crouch dan Andy Carroll, dua penyerang yang sudah didekati oleh Chelsea. Satu kelebihan lain dari Giroud yang akan cocok dengan cara bermain Chelsea adalah kemampuannya bermain sepak bola satu sentuhan. Boleh dikata, Giroud adalah target man dengan kemampuan paling komplet di Liga Primer Inggris.

Memang, dilemanya adalah, jika bergabung dengan Chelsea, maka Arsenal kembali memperkuat rival secara langsung. Sikap yang sama sudah Arsenal tunjukkan ketiga gagal mencegah bergabungnya Alexis Sanchez dengan Manchester United. Tapi inilah sepak bola, di mana semua keputusan mengandung risiko.

Sebuah klub besar, pada titik tertentu, mendapatkan statusnya dari cara mereka merespons perubahan situasi yang tidak menguntungkan. Berhasil keluar dari dilema dan mengeliminasi risiko akan menjadi kerja nyata yang harus dilakukan Arsenal.

Di sinilah kita, terutama pendukung Arsenal, harus memaklumi pilihan yang akan diambil Giroud nanti. Maklum? Betul, karena Giroud juga manusia yang punya angan dan cita. Untuk jangka pendek ini, kita bisa menebak dengan akurasi yang bisa dijamin bahwa angan-angan Giroud adalah bermain di Piala Dunia 2018.

Mantan pemain Montepellier tersebut sendiri sudah menegaskan bahwa dirinya ingin tetap bermain di Kota London. Apakah keputusan itu datang karena “paksaan” isterinya? Tidak masalah. Kehidupan Giroud bukan sesuatu yang pantas kita gunakan untuk mengukur isi hati dan intensinya yang paling murni. Kehidupan pribadi Giroud bukan konsumsi kita, bukan masalah yang harus kita permasalahkan.

Pilihan hidup Giroud mutlak berada di atas telapak tangannya. Sebagai suporter yang waras, tak seharusnya kita mencacinya karena ingin tetap bermain di Kota London dan akhirnya bergabung dengan Chelsea. Toh, suporter Arsenal sudah (dan akan) mempunyai dua penyerang kelas elite. Masih mau tidak bersyukur?

Dan ya, jangan lupakan juga, di Kota London masih ada West Ham United dan Crystal Palace. Siapa tahu, bukan?

Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen