Eropa Inggris

Peter Crouch, Si Jangkung Dua Meter dan Tari Robot yang Melegenda

Peter James Crouch namanya. Tingginya dua meter lebih sedikit dengan bangun tubuh yang kurus dan tampak tak terisi. Sesekali, sosoknya mengingatkan kepada penyerang legendaris Republik Ceko, Jan Koller. Hanya ada dua hal yang kemudian teringat secara lekat dari pria kelahiran Macclesfield ini yaitu unik dan tarian robot.

Dari 22 gol yang ia ciptakan untuk timnas Inggris, beberapa di antaranya ia rayakan dengan tarian robot yang melegenda itu. Ia memang bukan yang pertama melakukannya, tapi ketika si jangkung kurus ini melakukan tarian tersebut, semua tampak luwes dan nikmat ditonton. Crouch begitu luwes, menikmati setiap gerak tangannya yang secara kaku digerakkan laiknya robot yang sedang beroperasi.

Ia digadang-gadang menjadi salah satu penyerang terbaik Inggris di masanya. Lulus dari akademi Tottenham Hotspur, Crouchy, nama panggilannya, baru dapat meraih panggung yang besar ketika ia memperkuat Liverpool, tapi sayang, ia datang sesaat usai klub merah Merseyside baru saja mencetak sejarah dalam keajaibana Istanbul yang legendaris itu.

Sepanjang kariernya, Crouch memang tergolong penyerang yang unik. Ia hampir mirip seperti Jermain Defoe, teman sebayanya, alih-alih disebut sebagai calon penyerang harapan Inggris lainnya dengan nama lebih mentereng seperti Michael Owen, misalnya. Ia tipe yang langka, sebelum kemudian muncul si kuncir kuda, Andy Carroll.

Crouch adalah raja duel udara. Pada masanya, begitu mudah menyaksikan Crouchy melompat, menyundul bola, dan mencetak banyak gol dari kepalanya. Ia sangat ikonik. Orang mengingat Crouch sama seperti orang mengingat Oliver Bierhoff atau Koller sekalipun. Namun yang paling ikonik, tentu selebrasi robotnya.

Saat mencetak gol ke-100 di Liga Primer Inggris tahun lalu, ia berlari ke arah penonton, melakukan gerakan robotnya yang ikonik itu, dan meresmikan namanya ke jajaran elite sebagai kumpulan pemain top yang sukses mencetak 100 gol di salah satu liga paling kompetitif di dunia saat ini.

Kini, ia tengah berada di senjakala kariernya. Menikmati peran sebagai pemain pelapis di Stoke City, sembari sesekali mengisi kolom mingguan di Mirror dan melempar candaan yang bernas lewat akun Twitter-nya. Selamat ulang tahun, Crouchy, robot setinggi 200 dua meter dengan gaya main yang unik.

Author: Isidorus Rio Turangga (@temannyagreg)
Tukang masak dan bisa sedikit baca tulis