Penunjukkan Gennaro Gattuso untuk menggantikan Vincenzo Montella sebagai pelatih AC Milan pada akhir November lalu awalnya memang dipertanyakan. Tak hanya dari curriculum vitae-nya sebelum membesut Milan, namun juga dari hasil-hasil yang diperoleh Milan di beberapa pertandingan awal bersama mantan gelandang Rossoneri ini. Milan-nya Gattuso acapkali meraih hasil yang inkonsisten layaknya tim papan tengah. Berhasil menang di satu pertandingan, namun kehilangan poin dengan mudah di pertandingan berikutnya.
Namun secara perlahan hasil-hasil yang diperoleh menunjukkan grafik positif. Milan-nya Gattuso sudah tak terkalahkan selama sebulan terakhir. Yang terbaru, mereka berhasil menumbangkan Lazio di San Siro dengan skor 2-1 di pekan ke-22 Serie A yang berlangsung pada Minggu (28/1) waktu setempat.
Bermain sebagai tuan rumah, Milan berinisiatif menguasai permainan. Hasilnya mereka bisa unggul lebih dulu di menit 15. Berawal dari pelanggaran yang dilakukan oleh Adam Marusic terhadap Giacomo Bonaventura, Calhanoglu yang mengambil tendangan bebas berhasil melepaskan umpan silang yang diselesaikan dengan baik oleh Patrick Cutrone, yang menjadi golnya yang ke-9 di musim ini.
Jika melihat tayangan ulang, sebenarnya gol Cutrone layak diperdebatkan karena ia mencetak gol dengan tangannya, namun tak terlihat dengan jelas oleh wasit dan hakim garis. Selain itu, para pemain Lazio juga tak ada yang melancarkan protes. Sepertinya mereka juga tak sadar bahwa Cutrone ‘menyundul’ bola dengan tangannya.
Tertinggal satu gol, Lazio balas menyerang. Usaha mereka menyamakan kedudukan menemui hasilnya di menit ke 20. Marusic yang berada di sisi kanan kotak penalti Milan berhasil menebus kesalahannya setelah tendangannya ke sudut kanan gawang tak mampu dihalau Gianluigi Donnarumma. Dalam keadaan imbang, Milan masih menguasai permainan, namun serangan Lazio jauh lebih berbahaya. Mereka hampir saja unggul andai sepakan keras Luis Alberto di menit 32 tak membentur mistar gawang.
Meski begitu, akhirnya tetap Milan yang berhasil mencetak gol kedua. Di menit 44, Lewat serangan di sisi kanan, Davide Calabria melepaskan umpan silang yang berhasil disundul, kali ini dengan kepala, oleh Bonaventura, dan melewati hadangan kiper Lazio, Thomas Strakosha. Keunggulan 2-1 untuk Milan menutup babak pertama.
Di babak kedua, alur permainan justru berubah. Lazio menjadi tim yang berinisiatif melakukan serangan dan melakukan penguasaan bola. Sementara Milan lebih mengandalkan serangan balik. Serangan-serangan yang dibangun anak-anak asuh Simone Inzaghi tersebut pun menjadi lebih berbahaya, terutama setelah Felipe Anderson masuk di babak kedua menggantikan Lucas Leiva. Tercatat setidaknya Lazio mempunyai 8 peluang untuk mencetak gol di babak kedua, 5 diantaranya milik Sergej Milinkovic-Savic, namun tak ada yang berhasil menaklukkan Donnarumma hingga pertandingan usai.
Kemenangan 2-1 ini menjadi kemenangan yang ketiga secara beruntun bagi Rossoneri di bulan Januari ini, sekaligus membawa mereka perlahan-lahan mendekati Sampdoria yang berada di peringkat 6 klasemen sementara Serie A, posisi jatah tiket terakhir ke kompetisi Eropa musim depan. Jika tren positif Milan di bawah Gattuso ini terus berlanjut, bukan tak mungkin mereka bisa kembali berlaga di Liga Europa musim depan, atau Liga Champions jika beruntung.
Author : Adhi Indra Prasetya (@aindraprasetya)
Penggemar Juventus yang merasa dirinya adalah Filippo Inzaghi saat bermain bola