Penampilan gemilang Akram Afif di Piala Asia U-23 adalah bukti bahwa para talenta masa depan Qatar sudah patut diunggulkan. Kehebatan Afif yang saat ini bermain di Eropa, sedikit demi sedikit mulai menepis cibiran bahwa Qatar hanya bertaji di panggung sepak bola dunia karena mereka bergelimang uang.
Afif mencetak tiga gol di ajang Piala Asia U-23. Kontribusinya itu berhasil membawa tim nasional usia muda Qatar menjadi peringkat tiga. Keberhasilan ini menjadi awal yang manis untuk mempersiapkan para talenta masa depan negara teluk tersebut.
Qatar memang sedang bersiap menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Penunjukan ini tak henti-hentinya menuai kontroversi, mulai dari kelayakan mereka menjadi penyelenggara, hingga isu sosial dan ekonomi yang menggoyang mereka selama pembangunan fasilitas Piala Dunia. Namun jika dilihat dari segi performa tim nasional, talenta lokal Qatar kini sedang bangkit dan tak hanya mengandalkan pemain-pemain naturalisasi.
Tim nasional Qatar memang pernah punya pengalaman memalukan takluk dari Indonesia di Piala Asia 2004 lalu. Sekarang setelah mengandalkan generasi Afif dan kawan-kawan, anak-anak muda tim berjuluk Al-Annabi ini menyongsong masa depan yang cerah.
Merantau di Eropa
Mari kita fokus membahas sosok Akram Afif. Anak muda yang lahir di Doha ini adalah jebolan akademi Al-Markiya dan Al-Sadd sebelum bergabung dengan salah satu akademi kelas dunia, Aspire Academy, pada tahun 2009. Dari akademi inilah, jalan Afif mengembangkan sayap ke Eropa terbuka lebar.
Afif lalu berkesempatan mengikuti program pertukaran pemain muda yang menimba ilmu di akademi Sevilla. Ia berhak mewakili akademi Sevilla di kompetisi tingkt Dunia, Al-Kass 2013. Setelahnya, Afif kemudian bergabung dengan tim muda Villarreal. Beberapa penampilan impresif di skuat usia muda ternyata membuat klub berjulukan ‘Kapal Selam Kuning’ ini kepincut. Villarreal menawari Afif kontrak profesional pada musim panas 2016. Dengan kontrak ini, Afif secara resmi menjadi pemain Qatar pertama dalam sejarah yang bergabung dengan klub La Liga.
Sayang, debutnya di La Liga belum terjadi hingga Januari 2017, tepatnya ketika pemain kelahiran 18 November 1996 ini dipinjamkan ke Sporting Gijon. Afif tampil sebanyak sembilan kali di La Liga. Meski tak mencetak satu gol pun, setengah musim di kompetisi bergengsi itu menjadi pengalaman brharga baginya.
Pemain yang membawa Qatar menjuarai Piala Asia U-19 pada tahun 2014 ini akhirnya bergabung bersama klub Liga Belgia, Eupen. Ia menandatangani kesepakatan peminjaman selama satu tahun mulai Juli 2017. Di klub yang sahamnya masih dimiliki Aspire Group ini, Afif menjadi salah satu pilihan utama di lini depan.
Anak muda keturunan Tanzania ini telah dipanggil ke tim nasional senior untuk pertama kalipada bulan September 2015. Ia menyumbang gol pertamanya dalam kemenangan Qatar 15-0 melawan Bhutan pada kualifikasi Piala Dunia 2018. Namun demi menghadapi Piala Asia U-23, tim nasional Qatar memanggil Afif dan beberapa pemain muda negeri tersebut yang bermain di Eropa.
Prestasi sebagai juara tiga di Piala Asia U-23 adalah awal yang bagus bagi Afif dan kawan-kawan untuk tidak tampil memalukan di Piala Dunia 2022 nanti.
Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.