Eropa Spanyol

Asier del Horno, Musnahnya Mimpi Menjadi Bek Kiri Kelas Dunia

Laga Chelsea melawan Barcelona di perdelapan-final Liga Champions 2005/2006 pasti akan terus dikenang oleh pendukung kedua tim. Nama Asier der Horno tak lepas dari insiden yang mewarnai musim yang melahirkan Barcelona sebagai juara tersebut.

Chelsea harus menyerah kalah dengan skor 1-2 akibat Del Horno diusir wasit. Bek kiri asal Spanyol tersebut menebas kaki Lionel Messi sehingga akhirnya diganjar kartu merah langsung. The Blues pun kandas dan pelatih Chelsea pada saat itu, Jose Mourinho, justru menyalahkan Messi atas kegagalan timnya.

Mourinho melepas sebuah komentar sinis yang berujung kontroversi. “Bagaimana mengatakan ‘licik’ dalam bahasa Catalan?” tanya pelatih asal Portugal tersebut. “Seandainya laga masih berlangsung sebelas lawan sebelas, Barcelona belum tentu menang.”

Selain menjadi salah satu awal mula komentar-komentar kontroversial Mourinho, pertandingan tersebut juga dikenang sebagai awal kejatuhan karier Del Horno. Entah terkena karma akibat mengganjal Messi atau bagaimana, sejak saat itu dirinya selalu sial.

Bek yang didatangkan dari Athletic Bilbao ini tiba-tiba dicoret dari skuat Spanyol yang dipersiapkan ke Piala Dunia 2006. Musim berikutnya, ia tak lagi dipakai oleh Chelsea. Kesempatan untuk menjadi bek kiri kelas dunia melayang sudah.

Akhir tragis salah satu talenta terbaik Basque

Lahir di Barakaldo, di wilayah Basque, del Horno memulai kariernya di tim junior Athletic Bilbao pada tahun 1999. Posturnya yang tinggi besar membuatnya agresif dalam duel bola-bola udara. Ia memulai karier profesional sebagai bek tengah.

Namun, jajaran pelatih Bilbao pada saat itu menyadari kemampuan umpan silang dari kaki kiri del Horno. Dengan kecepatan lari yang mumpuni, pria ini akhirnya beralih ke posisi bek sayap. Debutnya pun berlangsung di skuat senior Athletic Bilbao pada tahun 2000.

Lima tahun kiprahnya di klub Basque tersebut menarik perhatian klub-klub Liga Inggris. Pada bulan Juni 2005, del Horno akhirnya pindah ke Chelsea dengan biaya 8 juta paun. Di bawah arahan Jose Mourinho, ia digadang-gadang akan menjadi bek sayap terbaik di Spanyol beberapa tahun ke depan.

Pria yang lahir pada 19 Januari 1981 ini memenangkan trofi liga pertama dan satu-satunya dalam kariernya. Bersama Chelsea, ia menjadi bagian penting pada skuat yang menjuarai Liga Primer Inggris pada musim 2005/2006. Sayang, ia hanya bermain selama satu musim di sana.

Cukup aneh karena selama setahun yang singkat di Stamford Bridge, del Horno menjadi pemain inti. Ia memainkan 34 pertandingan dan mencetak satu gol. Sepertinya semua berubah sejak bulan Februari 2006, tepatnya akibat insiden di babak 16 besar Liga Champions melawan Barcelona itu.

Akibat kekalahan tersebut, Chelsea gagal memenuhi ambisi menjuarai Liga Champions. Akhirnya pada bulan Juli 2006, del Horno kembali ke Spanyol untuk menandatangani kontrak dengan Valencia. Ia diproyeksikan untuk mengganti bek kiri Amedeo Carboni yang telah pensiun pada usia 41 tahun.

Di sinilah awal kemunduran karier pria bertinggi badan 183 sentimeter ini. Ia terkena cedera yang membuatnya harus menjalani operasi tumit Achilles. Del Horno hanya tampil sebanyak enam kali bagi Valencia sepanjang musim 2006/2007 akibat cedera tersebut.

Sisa kontraknya kemudian dihabiskan sebagai pemain pinjaman ke berbagai klub berbeda. Ia sempat dipinjam oleh Athletic Bilbao dan Valladolid, sebelum menutup karier di Levante. Praktis sejak musim 2005/2006 yang dijalaninya cukup gemilang di Chelsea, nyaris tak ada orang yang mengingat nama del Horno di klub-klub lain setelahnya.

Kisah hidup del Horno adalah satu dari banyak talenta bermasa depan cerah yang tak berhasil memenuhi ekspektasi di awal karier mereka. Meski memiliki catatan 10 kali membela tim nasional Spanyol, nama Asier del Horno akan lekat dengan potensi yang gagal tercapai maksimal.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.