Nasional Bola

Menanti Kejutan Lain dari Hanis Saghara

Semuanya berjalan dengan lancar bagi skuat asuhan Widodo C. Putro. Bali United bermain dengan cukup solid berhadapan dengan lawan dari mancanegara. Ditambah situasi lapangan yang sulit karena tergenang akibat hujan, perjuangan tim Bali United untuk meraih kemenangan di babak kualifikasi Liga Champions Asia melawan Tampines Rovers pada Selasa (16/01) lalu jelas patut diapresiasi.

Ilja Spasojevic memang menunjukan kelasnya pada pertandingan tersebut dengan sebuah gol indah. Tetapi apa yang dilakukan oleh pemain muda, Hanis Saghara, sebenarnya tidak kalah sensasional.

Hanis, sang ‘Api Khayangan’ dari Bojonegoro, menyarangkan satu dari tiga gol kemenangan Bali United di pertandingan tersebut. Dari proses hingga penyelesaian akhir yang dilakukan oleh pemain berusia 18 tahun ini begitu berkelas. Gol yang dicetak Hanis malam itu seakan tidak menunjukan bahwa ia merupakan pemain yang masih hijau.

Diawali situasi kemelut di depan kotak penalti Tampines yang dikawal oleh Syazwan Buhari, Hanis kemudian menyelesaikan peluang dengan menempatkan bola ke sudut kanan bawah gawang. Gol yang boleh jadi terkesan biasa saja. Apalagi saat itu Bali United sudah unggul, dan pertandingan hanya tinggal menyisakan beberapa saat saja. Tetapi gol tersebut justru menjadi gambaran dari kualitas seorang Hanis Saghara.

Baca juga: Bali United Lewati Ujian Pertama di Liga Champions Asia dengan Mantap

Ketika mendapatkan bola muntah, alih-alih menembak bola dengan tenaga. Ia justru memilih menempatkan bola di pojok kanan bawah yang tentunya sulit dijangkau oleh kiper. Ini merupakan bukti kematangan dari seorang Hanis. Karena rasanya, dalam situasi yang sama, para pemain muda cenderung akan menembak bola dengan membabi buta. Hanis, kala itu, justru menunjukkan efektivitas dalam situasi tersebut.

Gol tersebut juga menunjukan kepercayaan diri yang sangat baik dari pemain yang bahkan belum genap berusia 20 tahun. Dalam situasi yang sama, pemain muda biasanya memiliki kecenderungan untuk segan kepada para pemain yang lebih senior. Dalam situasi serupa, kebanyakan pemain muda akan memilih untuk memberikan bola kepada pemain lain.

Tetapi Hanis berbeda. Ia memilih untuk mengambil keputusan, untuk menyelesaikan peluang yang kemudian berbuah gol. Mesti diapresiasi juga karena palang pintu pertahanan lawan yang dihadapi Hanis adalah Daniel Bennet dan Mustafic Fachruddin, dua pemain yang bahkan pengalamannya sudah di level Asia.

Dan ketika Mustafic terjerembab karena menghentikan upaya dari Hanis, semuanya terasa semakin sempurna. Gol tersebut tentu menjadi sesuatu yang sangat hebat untuk debut kompetitif pemuda berusia 18 tahun dilakukan di ajang sebesar Liga Champions Asia, walau hanya preliminary round.

Hanis mungkin tidak memiliki sisi eksplosif seperti bintang Timnas U-19 yang lain, Egy Maulana Vikri. Ia bukan tipe pemain yang akan mengobrak-abrik pertahanan lawan atau melewati empat sampai lima pemain lawan. Efektivitas menjadi senjata sekaligus nilai lebih dari seorang Hanis Saghara. Efektivitas itulah yang justru menjadi daya ledak dari seorang Hanis. Masih segar dalam ingatan bagaimana Hanis menjadi satu-satunya pemain Indonesia yang berhasil mencetak gol di Turnamen Toulon tahun lalu.

Hanis mungkin bukan tipe pemain yang akan membuat penonton berdiri dan berdecak kagum karena kemampuannya melewati lawan. Tetapi Hanis adalah pemain yang akan membuat penonton bersorak karena mencetak gol dan memberikan kemenangan kepada tim.

Semua tentu menantikan kejutan lain apa yang akan dilakukan oleh Hanis Saghara di kompetisI Liga 1 musim mendatang.

Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia