Mengambil tempat di Nusantara Hall, International Convention Exhibition di Tangerang, asosiasi sepak bola Indonesia (PSSI) menyelenggarakan Kongres tahunannya kemarin (13/1). Kongres ini sendiri dibagi ke dalam dua kategori yakni Kongres Luar Biasa (KLB) dan Kongres Biasa.
Dari 106 voters resmi PSSI, hanya ada 93 voters yang datang pada kongres kali ini. Mereka terdiri dari 31 Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI, 18 klub Liga 1, 15 tim Liga 2, 11 kesebelasan Liga 3, 18 klub Liga Nusantara, dan 1 perwakilan dari Federasi Futsal Indonesia (FFI).
Dibuka secara resmi oleh sang Ketua Umum, Edy Rahmayadi, ada sejumlah agenda yang menjadi pokok bahasan pada kongres kali ini. Antara lain adalah perubahan hierarki organisasi, keorganisasian klub, penambahan lembaga terafiliasi, penetapan jumlah voters, dan pengurangan jumlah komite tetap yang intinya berupa amandemen statuta.
Dalam perubahan tersebut, pasal 2A yang berisi tentang hierarki organisasi kini menyebut bahwa asosiasi yang ada di bawah PSSI kini juga terdiri dari Asosiasi Kota dan Asosiasi Kabupaten.
PSSI juga mewajibkan seluruh klub anggotanya harus memiliki badan hukum (dalam bentuk Perseroan Terbatas) atau yayasan yang berafiliasi secara langsung kepada PSSI.
Lebih lanjut, PSSI juga menetapkan bahwa level pembinaan dan pengembangan sepak bola di level bawah tidak berhenti di Asprov. PSSI mewajibkan adanya lembaga khusus yang menghubungkan mereka ataupun Asprov dengan yang bukan anggota PSSI seperti Sekolah Sepak Bola (SSB) atau Akademi. Pasalnya, kegiatan pembinaan sepak bola di level (SSB) tidak terhubung secara langsung kepada PSSI.
Sementara untuk jumlah voters yang baru, PSSI telah menetapkan bahwa mereka terdiri dari 18 klub Liga 1, masing-masing 16 tim dari Liga 2 dan Liga 3, 8 kesebelasan Liga 4, 4 asosiasi (meliputi Futsal, Wasit, Pelatih dan Sepak Bola Wanita) dan 34 Asprov. Sayangnya, Asosiasi Pesepak bola Profesional Indonesia (APPI) kembali tidak dimasukkan sebagai voters.
Terakhir, kongres juga menetapkan bahwa jumlah komite yang sebelumnya ada tujuh belas, kini menyusut jadi dua belas komite saja.
Dengan sejumlah perubahan ini, PSSI berharap jika perubahan-perubahan statuta tersebut bisa membuat kewajiban dan wewenang PSSI sebagai asosiasi sepak bola tertinggi di Tanah Air dapat dilaksanakan secara lebih baik dan sempurna.
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional