Eropa Italia

Federico Chiesa yang Memenuhi Janji Masa Kecilnya: Menjadi Penerus Gabriel Batistuta di Fiorentina

Para pencinta Serie A pasti sudah akrab dengan nama Federico Chiesa. Ia adalah putra kandung salah satu penyerang terkenal Italia pada akhir 1990-an, Enrico Chiesa. Saat ini, Federico sedang menjalani takdirnya sebagai penerus legenda Fiorentina, Gabriel ‘Batigol’ Batistuta.

Seolah dibawa oleh takdir, sejak kecil Federico Chiesa tahu betul bahwa suatu saat mimpinya untuk menjadi pesepak bola yang disegani akan terwujud di Stadion Artemio Franchi. Ini terbukti dari sebuah video yang beredar beberapa minggu terakhir.

Di video singkat tersebut, terlihat Federico kecil berada di gendongan ayahnya, Enrico. Sang ayah bertanya, “Siapa yang akan menggantikan Batigol (julukan Batistuta) mencetak gol untuk Fiorentina?” Federico yang pada saat itu masih berusia sekitar lima atau enam tahun, menjawab dengan polos, “Toldo”. Ajaibnya, ketika sang ayah meralat bahwa Francesco Toldo adalah seorang kiper, Chiesa kecil lalu menjawab pertanyaan tersebut dengan mantap, “Aku!”.

Lebih dari satu dekade kemudian, Federico ternyata menepati janjinya. Ia mengikuti ayahnya dan Batistuta mengenakan seragam ungu Fiorentina dan telah mencetak delapan gol dalam dua musim terakhir untuk klub tersebut.

Ini adalah kisah menakjubkan tentang seorang anak laki-laki dalam mengejar mimpinya, meskipun memulai karier dalam bayang-bayang ayahnya dan pemain idolanya.

Menentukan takdirnya sendiri di Fiorentina

Meski lahir di Genoa, Chiesa junior bergabung dengan tim junior Fiorentina pada tahun 2007. Setelah tampil impresif selama bertahun-tahun di level junior, Chiesa akhirnya menandatangani kontrak profesional pertamanya bersama La Viola pada bulan Februari 2016.

Debutnya bersama klub kebanggaan masyarakat Firenze ini berakhir tragis, yaitu kekalahan 1-2 melawan Juventus. Pelatih Fiorentina saat itu, Paulo Sousa, menggantinya dengan Cristian Tello di babak pertama. Penampilan buruk tersebut sepertinya sangat membekas di benak Chiesa junior. Ia sempat menjadi sasaran kritik selama beberapa pekan.

Namun, anak muda kelahiran 25 Oktober 1997 ini tak menyerah begitu saja. Perlahan-lahan, ia memperbaiki penampilannya dan berhasil memenangkan kembali kepercayaan Sousa. Chiesa akhirnya selalu menjadi pilihan utama di sektor penyerang sayap La Viola. Pada musim profesional pertamanya, ia tampil sebanyak 27 kali dan mencetak tiga gol.

Menariknya, Chiesa sukses menghapus kenangan buruknya atas Juventus dengan menjadi penentu kemenangan atas juara bertahan Serie A tersebut. Pada laga putaran kedua yang dilaksanakan pada bulan Januari 2017, Chiesa mencetak gol yang memastikan Fiorentina mengalahkan Juventus dengan skor 2-1 di Stadion Artemio Franchi.

Sepertinya tinggal menunggu waktu saja bagi Chiesa untuk memperkuat tim nasional Italia dalam waktu dekat. Pelatih Azzuri U-21, Luigi Di Biagio, sudah sering menggunakan jasanya, termasuk ketika menghadapi Kejuaraan Piala Eropa U-21 pada tahun 2017 lalu.

Dengan kemampuan akselerasi yang sangat cepat dan etos kerjanya yang baik, Chiesa menjelma menjadi salah satu pemain sayap kiri terbaik di Serie A saat ini. Ia juga cukup piawai bermain sebagai gelandang tengah, juga sebagai second striker. Uniknya, untuk musim 2017/2018 ini, ia bahu-membahu di lini depan Fiorentina bersama keturunan mantan pemain terkenal lain, yaitu Giovanni Simeone. Nama terakhir merupakan putra kandung pelatih Atletico Madrid, Diego Simeone.

Jika mampu mempertahankan performa bagusnya dalam dua musim terakhir, Federico Chiesa dapat segera lepas dari bayang-bayang ayahnya. Mungkin beberapa tahun lagi kita akan mengenang Enrico Chiesa sebagai ayah dari Federico, bukan sebaliknya.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.