
Setelah berantakan di Liga 1 2017 lalu, Persib Bandung akhirnya melakukan pergerakan serius demi menyongsong Liga 1 musim mendatang. Pelatih top, Roberto Carlos Mario Gomez, didatangkan. Mantan pemain, seperti Eka Ramdani dan Airlangga Sucipto, diajak balikan. Pemain muda berbakat, seperti Febri Hariyadi dan Henhen Herdiana kontraknya diperpanjang. Sebagian pemain lain dipertahankan dalam barisan. Yang paling anyar, Persib mendatangkan tiga pemain baru, yaitu Victor Igbonefo, Bojan Malisic, dan On In-kyun.
Akan tetapi, ada juga beberapa pemain yang akhirnya dilepaskan. Vladimir Vujovic, salah satunya. Bersama Raphael Maitimo, Shohei Matsunaga, Ahmad Basith, Angga Febryanto, dan Purwaka Yudhi, hubungan profesional pemain asal Montenegro itu dengan Persib memang berakhir.
Namun, dari kelima pemain yang pergi itu, Vladimir Vujovic merupakan pemain yang barangkali cukup mengagetkan dan mengecewakan kepergiannya. Bagaimana tidak, pemain yang akrab disapa Vlado itu merupakan salah satu pemain yang menjadi salah satu andalan sekaligus idola suporter Persib dalam beberapa tahun ini.
Di lapangan hijau, Vlado memang terkesan arogan dan emosional. Namun, sesungguhnya, ia hanyalah sosok yang ambisius dan selalu haus akan kemenangan. Dan sifat itulah yang membuat Vlado menjadi pemain Persib yang begitu mengesankan.
Ia merapat ke skuat Maung Bandung pada tahun 2013, lewat tangan salah satu agen yang cukup terkenal, yaitu Gabriel Budi. Debutnya bersama Persib adalah ketika Persib melakoni laga uji coba melawan DC United pada 6 Desember 2013. Di laga uji coba itu, Persib meraih kemenangan 2-1 melalui gol Makan Konate dan Firman Utina.
Kemenangan atas tim besar dari Major League Soccer Amerika Serikat itu tentu tak terlepas dari performa apik Vlado meskipun statusnya masih sebagai pemain trial. Akhirnya, pada 11 Desember 2013 Vlado pun secara resmi menandatangi kontrak bersama Persib.
Hari-hari baik dijalani Vlado bersama Persib. Kemenangan Persib atas DC United pun disusul prestasi-prestasi Persib di kompetisi-kompetisi selanjutnya. Kedatangan Vlado memang memberi angin segar bagi lini pertahanan Persib.
Yang kemudian menjadi istimewa setelah merapatnya Vlado adalah, Persib sukses merebut kembali trofi Liga Super Indonesia (LSI) 2014. Tepatnya, setelah Persib puasa gelar selama hampir dua dekade. Selain sukses menjuarai kompetisi paling bergengsi itu, Maung Bandung juga masih mengaum keras di turnamen-turnamen yang digelar sesudahnya. Pada tahun 2015, Persib sukses menjuarai dua turnamen pra-musim, yaitu Piala Presiden dan Piala Wali Kota Padang.
Hasil akhir sempurna yang diraih Persib memang buah dari kerja tim. Namun, tidak bisa dipungkiri, Vlado juga berperan besar di dalamnya. Vlado adalah sosok yang disiplin dalam menjaga lini pertahanan Persib. Belum lagi dengan karakternya yang haus akan kemenangan, tentu ia memiliki pengaruh dalam menjaga mentalitas tim.
Vlado juga termasuk ke dalam “Team of The Year: Indonesia Super League 2014”. Tak cukup sampai di situ, ia kembali menjadi bagian dari “Best XI Piala Presiden 2015”. Memang, diakui atau tidak, Vlado merupakan bentuk dari perekrutan terbaik yang pernah dilakukan Persib.
Vladimir Vujovic: Hati biru
Sejatinya, Vlado adalah pemain yang tidak pernah menetap lama di sebuah klub. Ia sering berpindah-pindah. Ia pernah bermain di Mogren Budva, FK Beograd, FC Sutjeska Niksic, dan beberapa klub lain, termasuk Al-Wehda Mecca, sebuah klub lokal Arab Saudi.
Hingga akhirnya dari pengembaran sepak bolanya, ia menemukan Persib. Lalu di Persib hatinya berlabuh, membiru. Ada begitu banyak kisah manis yang ia lalui bersama Maung Bandung. Kisah-kisah itu pun ia rangkum dalam sebuah buku berjudul “Hati Biru” yang ia tulis bersama Arif Budi Kristanto.
Dalam buku itu ia bercerita, bahwa sebagai pemain asing dengan berbagai perbedaan, Vlado merasakan cinta dan persaudaraan di Persib. Belum lagi dengan antusiasme suporter Persib yang membuat sekujur tubuhnya merinding karena takjub.
“Maka hatiku telah berubah menjadi biru, akan selamanya biru dan berdegup lebih cepat semakin membiru setiap kali kuingat Persib dan Bobotoh,” begitulah yang Vlado rasakan dan katakan di sampul belakang bukunya. Singkat kata, Vlado telah jatuh cinta pada Persib, pada Bobotoh jua.
Hati biru tak lagi biru
Sepak bola memang bisa menaburkan rasa cinta, tetapi ia tak selalu mampu mengajarkan setia. Hati Vlado memang membiru bersama Persib, tapi itu bukanlah jaminan bahwa ia selamanya akan berkostum biru. Sebab, sepak bola memang tak melulu soal cinta. Ada banyak tuntutan di dalamnya. Tuntutan kemenangan, tuntutan menjadi juara, hingga tuntutan perihal ekonomi. Apalagi, sepak bola saat ini bukan sekadar olahraga, tetapi juga menjadi bagian dari industri.
Berkaca pada apa yang Vlado ungkapkan dalam bukunya, barangkali tak sedikit yang beranggapan bahwa pesepak bola jangkung itu akan mengakhiri kariernya bersama Persib. Namun, siapa sangka jika akhirnya ia hengkang dari klub yang menjadi kebanggan Kota Kembang itu. Dan kini, ia memilih berlabuh klub anyar bernama Bhayangkara FC.
Kedatangan dan kepergian pemain dalam tim sepak bola memang hal yang wajar. Sebagaimana dikatakan Amir Machmud dalam buku “Sepak ‘Dolar’ Bola”, profesionalisme sepak bola identik dengan datang dan pergi. Bagaimana seseorang menjadi bagian dari kehidupan sebuah klub, menikmati keberadaan atau tidak merasa nyaman, menyumbang trofi atau tak memberikan prestasi apapun, lalu tiba saatnya pergi dan datang sang pengganti.
Tidak ada hal yang salah dengan itu. Termasuk kepergian Vlado dari Persib kendati ia sudah menyatakan bahwa hatinya membiru setiap kali mengingat Persib dan Bobotoh. Tentu itu bukan pengkhianatan. Apalagi dengan kondisi Persib yang musim lalu bak tim medioker dan penuh dramatisasi. Kepergian Vlado menjadi hal yang bisa dimaklumi.
Dan yang perlu diingat kembali, Vlado adalah sosok yang ambius dan selalu haus akan kemenangan. Maka tak salah jika ia akhirnya hengkang dari Persib dan memilih Bhayangkara FC, sang juara Liga 1 musim lalu. Tentu alasannya nyata, Vlado ingin menjadi juara lagi.
Mungkin hati Vlado masih biru meski ia tak lagi berseragam biru. Mungkin juga tidak setelah hubungan profesionalnya dengan Persib retak. Tidak ada yang tahu jawaban pastinya selain Vlado. Tapi, ya sudah. Profesionalisme sepak bola tentu takkan membahas hati dan perasaan.
Selamat berjuang bersama tim barumu, Vlado!
Author: Riri Rahayuningsih (@ririrahayu_)