Eropa Inggris

Saga Alexis Sanchez: Ketika Setan Merah Mengintai dari Balik Bahu Manchester City

Saga itu berbelok dengan tajam. Plot drama berubah tanpa aba-aba. Tak ada yang mengira, meleset dari banyak prediksi para ahli. Manchester United, datang tanpa peringatan, bekerja cepat mengajukan proposal penawaran resmi untuk Alexis Sanchez, kekasih Arsenal yang sudah lama diidamkan Manchester City. Setan Merah itu mengintai dari balik bahu.

Ketika membicarakan United dan Arsenal, sejak bulan Desember yang lalu, konflik yang terbangun berpusat pada sosok Mesut Özil. Gelandang super kreatif asal Jerman ini akan berstatus bebas kontrak di bulan Juni 2018. Situasi yang ingin dimanfaatkan Jose Mourinho, pengasuh Setan Merah, untuk memboyong Özil ke Teater Mimpi.

Keduanya pernah bekerja sama di ibu kota Spanyol, di sebuah klub yang tengah berada di depan gerbang krisis, Real Madrid. Romansa itu, nostalgia itu, yang ingin dikisahkan kembali oleh Jose di Old Trafford bersama Özil. The Gunners tak merespons, nampak enggan melepas pemain andalannya ke United. Sakit hati akibat transfer Robin van Persie nampaknya masih berbekas.

Sementara itu, Alexis Sanchez tak pernah sebelumnya disandingkan dengan United. Petarung asal Cile itu, sebelumnya, dianggap sudah 80 persen menjadi milik Manchester City. Nostalgia, sama seperti kisah Jose dan Özil, juga menjadi tema dari usaha Pep Guardiola bereuni dengan Alexis. Keduanya pernah bahu-membahu di bawah panji Barcelona.

Namun plot itu berubah dengan cepat. Ketika pemberitaan kepindahan Alexis ke City semakin intensif, dari sudut mati, United datang dengan penawaran konkret.

Masuknya United ke dalam saga Alexis ini sungguh tepat waktu. United masuk ketika Arsenal tengah mencari pengganti Alexis, sedangkan City belum berani menaikkan tawarannya. Jadi, Arsenal baru akan memberi lampu hijau kepada City apabila dua kondisi terpenuhi, yaitu menemukan pengganti Alexis dan banderol dipenuhi.

Beberapa pemain potensial sudah didekati Arsenal, mulai dari Malcom, Cristian Pavon, hingga Thomas Lemar. Sementara itu, Arsenal meminta tak kurang dari 30 juta paun jika City ingin memboyong Alexis. Negosiasi terhambat ketika pihak City masih belum mau menaikkan nilai tawaran awal mereka di angka 18 hingga 20 juta paun.

Baca juga: Menyapa Pengganti Alexis Sanchez di Arsenal, Cristian Pavon

Manajemen City nampak berhati-hati dengan tawaran mereka untuk Alexis. Salah satu asumsi yang menjadi latar belakang adalah progres kesembuhan Gabriel Jesus. Hari Kamis (11/1), Gabriel Jesus sudah bertemu dengan dr. Ramon Cugat, spesialis ortopedi kepercayaan Guardiola di Barcelona. Gabriel Jesus diperkirakan sudah tak perlu mengenakan tongkat untuk berjalan. Artinya, pemain asal Brasil itu bisa sembuh lebih cepat dari perkiraan awal di sekitar Mei.

Jika Gabriel Jesus sembuh lebih cepat, Guardiola masih bisa memaksimalkan pemain yang ada tanpa membeli penyerang yang baru. Oleh sebab itu, City tak segera menaikkan tawaran untuk Alexis dan siap menunggu mantan pemain Udinese tersebut untuk berstatus bebas kontrak sehingga bisa direkrut secara gratis.

Di sisi lain kota Manchester, United menghitung peluang. Tawaran resmi United untuk Arsenal adalah 25 juta paun. Tak hanya uang tunai, United juga memasukkan nama Henrikh Mkhitaryan sebagai penambah daya tawar.

Dari sisi bisnis, tawaran United jelas lebih manis ketimbang tawaran City. Uang tunai dengan nilai 25 juta paun dirasa cukup pantas untuk pemain yang akan berstatus bebas kontrak. Sementara itu, dengan Mkhitaryan, Arsenal tak perlu susah payah mencari pengganti Alexis. Pada dasarnya, United memang berencana melepas Mkhitaryan setelah hubungan si pemain dengan Jose Mourinho tak lagi harmonis.

Apakah tawaran United yang lebih menarik ketimbang City akan langsung diterima Arsenal? Belum tentu. Sudah sejak lama Alexis ingin bergabung dengan City. Keberadaan Guardiola menjadi daya tarik. Pun, performa dan potensi juara City membuat jiwa kompetitif Alexis akan lebih tertampung.

Mengapa United mengejar Alexis?

Dari sisi performa, United membutuhkan pemain baru untuk menggantikan Zlatan Ibrahimovic yang kemungkinan akan dilepas sering munculnya ketertarikan dari klub-klub Liga Cina dan Major League Soccer Amerika. Gaji Ibrahimovic bisa dialokasikan untuk menyanggupi permintaan gaji Alexis yang tak akan kurang dari 200 ribu paun per pekan.

Sementara itu, dua pemain muda United, Marcus Rashford dan Anthony Martial, tak selalu konsisten. Level konsistensi Alexis yang hampir selalu di atas rata-rata membuat usaha United menjadi masuk akal.

Duncan Castles, jurnalis dari Sport Illustrated, mengungkapkan bahwa Jose Mourinho ingin United bermain menggunakan tiga gelandang, dengan Paul Pogba bermain lebih ke depan. Skema yang digunakan, bisa berupa 4-3-3 dengan turunannya 4-2-3-1, atau 4-3-1-2 dengan Pogba berdiri di belakang Romelu Lukaku dan Alexis.

Alexis sendiri punya pengalaman bermain yang lebih meyakinkan sebagai penyerang sayap sebelah kiri dalam skema 4-3-3 atau 4-2-3-1 dibandingkan baik Rashford atau Martial. Dua pemain muda ini belum punya posisi yang tetap sebagai akibat dari usaha Mourinho membantu keduanya mencapai performa terbaik. Rashford dan Martial banyak dicoba di setidaknya tiga posisi menyerang lainnya, yaitu penyerang sayap sebelah kanan, di belakang penyerang, dan penyerang tengah.

Oleh sebab itu, dari sosok Alexis, Mourinho mendapatkan kepastian pemain untuk bermain di satu posisi dengan level konsisten yang memuaskan. Lagipula, tentu sangat memuaskan apabila berhasil “menikung” buruan rival yang sudah berada di depan mata.

Untuk mendapatkan Alexis, United perlu bekerja pintar dan cepat. Narasi selama enam bulan terakhir adalah Alexis akan bergabung dengan City karena keberadaan Guardiola. Apakah, dalam waktu singkat, Mourinho mampu mengubah preferensi berkarier Alexis? Tantangan yang sesungguhnya berat.

Ke mana Alexis berlabuh? Hingga akhir Januari, saga ini akan terus menggelinding. Klimaks sepeti apa yang pembaca harapkan?

Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen