Belum ada indikasi terjadinya perpindahan besar-besaran, tetapi kedatangan dua pemain timnas Tajikistan ke klub peserta Liga 1, tentunya akan menarik para pemain lain dari negara yang sama untuk ikut bermain di Indonesia.
Yang didatangkan pun bukan nama sembarangan. Sriwijaya mendaratkan pencetak gol terbanyak dalam sejarah timnas Tajikistan, Manuckher Dzhalilov. Sementara Persela, mengontrak kapten sekaligus pemilik caps terbanyak yaitu Fatkhullo Fatkhuloev. Keduanya jelas bukan nama sembarangan, setidaknya di negara mereka sendiri.
Kedatangan dua pemain asal Tajikistan ini tentu mengingatkan ketika ada fenomena menjamurnya para pemain asal Asia Tengah seperti Pavel Solomin atau Mekan Nasyrov. Yang terbaru tentunya ketika PSM Makassar mendaratkan Pavel Purishkin asal Uzbekistan, yang menggantikan Reinaldo da Costa yang hijrah ke Persija Jakarta. Kabarnya, Purishkin mulai musim kompetisi mendatang akan memperkuat PSIS Semarang.
Para pemain asal Asia Timur masih menjadi favorit untuk melengkapi kuota pemain asing asal Asia. Atau apabila memiliki dana lebih, biasanya yang direkrut adalah para pemain asal Australia yang sejak tahun 2006 sudah menjadi anggota federasi sepak bola Asia, AFC. Para pemain asal Asia Barat Daya seperti Marwan Sayedeh atau Naser Al Sebai juga sempat diminati. Atau para pemain asal negara Asia Tenggara lain seperti dari Singapura atau Malaysia sempat menjajal kerasnya sepak bola Tanah Air.
Sebenarnya, para pemain asal Asia Tengah ini memiliki tipe yang agak berbeda dengan kebanyakan pemain dari wilayah Asia yang lain. Karena memiliki jejak dan garis keturunan dari Eropa, mereka memiliki kekuatan fisik dan teknik juga sama baiknya. Dengan kata lain, para pemain asal Asia Tengah ini memiliki teknik yang sama seperti para pemain asal Asia Timur atau Asia Tenggara, tetapi mereka juga memiliki fisik yang tangguh seperti para pemain dari Asia Barat Daya atau Australia.
Yang membuat para pemain asal Tajikistan menjadi pembelian yang sangat bagus juga terkait banderol harga. Penyerang Sriwijaya FC, Manuckher Dzhalilov, menurut laman Transfermarkt, memiliki harga pasaran yaitu sekitar 200 ribu euro, jauh lebih murah ketimbang Reinaldo da Costa. Manuckher juga memiliki rekam jejak internasional karena masih tercatat sebagai penggawa timnas Uzbekistan. Tentu itu akan membuatnya memiliki nilai yang berbeda ketimbang para pemain asing lainnya.
Pertanyaan besarnya adalah, mengapa baik Manuckher maupun Fatkhullo, berminat bermain di Indonesia yang tentu saja asing bagi mereka? Apalagi secara peringkat FIFA maupun AFC, Indonesia berada di bawah Tajikistan. Juga mengingat kebanyakan para pemain asal Asia Tengah lebih banyak berkarier di negara Asia Tengah atau bekas kawasan Uni Soviet seperti Uzbekistan, Turkmenistan, Kazhakstan, atau bahkan di Rusia. Kedatangan pemain baru dari negara yang asing tentu akan membuat kompetisi musim depan semakin semarak.
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia