Eropa Spanyol

Carlos Soler: Produk Valencia yang Siap Diekspor

Jika membicarakan klub besar di La Liga Spanyol selain Barcelona dan Real Madrid, nama Valencia CF wajib hukumnya untuk masuk ke dalam perbincangan. Klub yang berdiri di tahun 1919 ini memang terhitung cukup berprestasi di Negeri Matador, dengan total raihan gelar enam La Liga dan tujuh Copa del Rey.

Tak hanya itu, mereka juga sempat masuk ke dua final Liga Champions secara berturut-turut di tahun 2000 dan 2001, meski di kedua laga tersebut mereka harus takluk oleh Real Madrid dan Bayern München. Los Che memang sempat kesulitan di beberapa tahun belakangan karena krisis finansial, namun di musim ini, bersama manajer Marcelino Garcia Toral, Simone Zaza dan kolega berhasil tampil mengejutkan dan duduk di posisi dua klasemen sementara La Liga.

Meskipun begitu, ada hal lain yang bisa dibanggakan oleh klub yang berlokasi di pantai timur Spanyol ini selain raihan trofinya. Valencia dikenal sebagai klub yang jago mengembangkan pemain muda dan mentransformasikan pemain muda tersebut menjadi pesepak bola kelas dunia. Dimulai dari zaman Gaizka Zabala Mendieta, lalu diteruskan oleh David Villa, David Silva, Jordi Alba, hingga Paco Alcacer.

Semua pemain tersebut mampu tampil luar biasa bagi Valencia, sebelum akhirnya ditransfer keluar dan mendatangkan untung luar biasa bagi klub. Tak hanya itu, beberapa dari mereka, seperti Villa, Silva, dan Alba juga mampu menjadi tulang punggung timnas Spanyol. Hebatnya, di tengah terpaan krisis, Valencia masih mampu mempertahankan keberhasilan pendidikan pemain muda mereka, hingga nama-nama seperti Jose Luis Gaya, Toni Lato, dan Santi Mina muncul ke permukaan akhir-akhir ini.

Namun, di antara mereka semua, ada satu pemain yang menonjol, yang siap untuk mentas ke panggung yang lebih besar. Ia adalah Carlos Soler.

Soler adalah pemuda asli Valencia yang telah bergabung bersama akademi klub sejak usianya baru menginjak delapan tahun. Pemain yang saat ini berposisi sebagai gelandang ini pada awalnya bermain sebagai penyerang, ketika masih menempuh pendidikan di akademi. Seiring waktu, posisinya dimundurkan, dan kini ia nyaman bermain di lini tengah tim. Soler dipromosikan tim Valencia B di musim 2015/2016.

Penampilan impresifnya bersama tim kedua tersebut membuatnya langsung naik pangkat sebagai pemain skuat senior di musim berikutnya. Di bulan Desember 2016, Soler memainkan laga debutnya bersama tim utama Los Murcielagos, sekaligus mencatatkan penampilan perdananya di La Liga dalam laga melawan Real Sociedad, menggantikan Mario Suarez. Musim 2016/2017 lalu, pemain yang lahir di tahun 1997 ini tampil sebanyak 23 kali di La Liga, dengan raihan tiga gol dan satu asis.

Perkembangan Soler memang termasuk cepat. Di musim ini, ia sudah menjadi pilihan utama Marcelino, sang manajer. Dari 17 laga Valencia di La Liga musim ini, pemain yang memiliki tinggi 183 sentimeter ini sudah tampil sebanyak 15 kali dengan tabungan satu gol dan empat asis dalam kantong prestasinya. Menariknya, di musim ini, Marcelino kerap kali menurunkan Soler di posisi sayap kanan.

Menurut data dari WhoScored, Soler diturunkan sebanyak 11 kali di sektor kanan lini tengahnya, dan ia hanya dimainkan dua kali di posisi sentral. Berangkat dari situ, perbandingan terhadap seniornya, David Silva, muncul ke permukaan.

Profil Soler dan Silva memang mirip. Silva yang dapat dipastikan akan menjadi legenda Manchester City itu, adalah seorang playmaker yang seringkali beroperasi di kedua sisi lapangan, bukan berpusat di tengah seperti layaknya Mesut Özil atau Andres Iniesta. Namun, Silva akan menyisir ke tengah sebelum melepaskan umpan terobosan yang mematikan. Begitu pula yang terjadi kepada Soler di musim ini.

Meskipun ia beroperasi di sisi kanan, ia kerapkali melakukan hal yang sama dengan Silva. Berdasarkan penuturan Dan Davis dari Outside of the Boot, Soler adalah pesepak bola yang cerdas secara taktikal, sehingga ia mampu sadar akan posisinya dan posisi rekan-rekannya. Hal ini memudahkannya untuk berpindah posisi dari sayap kanan masuk ke tengah untuk menemukan rekannya dan menciptakan peluang. Secara fisik, Soler dapat dikatakan lebih apik ketimbang Silva. Ia beberapa senti lebih tinggi, namun ia juga cepat dan kuat. Secara singkat, Soler memiliki skill set yang cukup komplet.

Meskipun begitu, sebagaimana layaknya pemain muda, mental pemain timnas U-21 Spanyol ini masih perlu ditata dengan baik. Ia kerap sekali melakukan kecerobohan dan kesalahan-kesalahan ganjil yang merugikan timnya. Konsentrasinya juga sedikit kurang baik lantaran ia seringkali melakukan pelanggaran yang tak perlu. Ia juga terkadang masih suka terlalu lama menahan bola di kakinya, membuat rusaknya momentum serangan timnya.

Soler saat ini adalah permata yang belum disepuh, namun melihat potensinya yang dalam, ia bisa menjadi permata yang sangat indah di masa depan. Meskipun begitu, namanya sudah banyak diincar oleh banyak klub besar di Eropa. Salah satu peminat terbesarnya adalah Manchester United, yang dikabarkan akan melayangkan tawaran kepada Valencia di bursa transfer bulan ini.

Namun, ada baiknya Soler tinggal lebih lama bersama Valencia, sebagaimana layaknya duo David, Villa dan Silva, untuk benar-benar mematangkan permainannya. Hanya waktu yang dapat menjawab, akankah pemuda yang hari ini genap 21 tahun ini, mampu mencapai level panutannya, atau jalan di tempat. Berkaca pada kemampuannya, hal pertama tentu lebih mungkin terjadi.

Happy birthday, Carlos!

Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket