Eropa Inggris

Ederson Moraes: Gairah Muda Goleiro-Linha’

Sepak bola modern menuntut penjaga gawang untuk lebih aktif terlibat dalam fase transisi menyerang. Saat ini, Manchester City memiliki salah satu penjaga gawang terbaik di dunia dalam diri Ederson Moraes. Sosoknya periang, murah senyum, namun begitu garang di atas lapangan. Gairah si goleira-linha’ atau ‘pemain kelima’ ini begitu terasa.

Musim panas yang lalu, pembenahan masif dilakukan manajemen Manchester City dengan Pep Guardiola sebagai juru kemudinya. Pembenahan yang dimaksud, difokuskan memperbaiki komposisi lini pertahanan, termasuk di dalamnya mendatang seorang penjaga gawang. Performa Claudio Bravo musim lalu dianggap belum begitu memuaskan.

City bekerja cukup cepat untuk mengamankan salah satu penjaga gawang yang tengah naik daun di Eropa. Ia bermain untuk Benfica, berasal dari Brasil, dan bernama Ederson Mores. Untuk mendapatkan tanda tangan Ederson, manajemen City menyiapkan dana sekitar 35 juta paun. Nilai transfer yang cukup murah, yang saat ini terbukti sebagai salah satu pembelian terbaik.

Ederson memiliki semua spesifikasi yang dibutuhkan Guardiola. Ia punya teknik dasar menjaga gawang yang sangat baik, kaki yang lentur, cakap ketika menguasai bola, dan bernyali besar. Sebenarnya, City sudah memiliki semua spesifikasi tersebut dalam diri Bravo. Namun, kesulitan beradaptasi dengan kultur sepak bola Inggris membuat performa Bravo menurun drastis.

Kemampuan goleiro-linha’ merupakan kepingan penting dalam proses build-up yang dirancang Guardiola.

Bek sayap dan futsal

Dari mana kecakapan Ederson menggunakan kaki berasal?

Ketika masih bermain untuk Champions Ebenezer, sebuah klub lokal di Sao Paulo, Brasil, Ederson bermain menjadi bek sayap kiri. Namun, dirinya merasa kesulitan untuk selalu bisa mengejar penyerang lawan yang lebih cepat. Oleh sebab itu, secara langsung, Ederson minta pindah posisi sebagai penjaga gawang dan pelatihnya memberi persetujuan. Sekali menjadi penjaga gawang Ederson langsung jatuh hati.

“Saya dulu bermain sebagai bek sayap, tetapi selalu kesulitan mengejar penyerang yang punya kecepatan, terutama karena saya sendiri bukan pemain yang bisa berlari cepat. Saya lantas meminta izin kepada pelatih supaya berganti posisi menjadi penjaga gawang. Ketika berlatih sebagai penjaga gawang untuk kali pertama, saya langsung jatuh cinta. Saya langsung menyukai posisi ini dan karier saya sebagai penjaga gawang pun dimulai,” ungkap Ederson kepada The Telegraph.

Pengalamannya bermain sebagai bek sayap membuat Ederson lebih nyaman ketika menguasai bola di depan gawang sendiri. Pun, kemampuan olah bola juga dibangun Ederson dari kesukaannya bermain futsal. Ketika bermain futsal, Ederson tetap menjadi penjaga gawang. Namun, peran spesifiknya adalah goleiro-linha’, atau ‘pemain kelima’.

“Olah bola saya dipengaruhi oleh pengalaman bermain sebagai bek sayap. Selain pengalaman itu, saya juga bermain futsal dan kegiatan ini sangat membantu saya. Saya biasa bermain sebagai goleiro-linha’, yaitu penjaga gawang yang banyak menyentuh bola menggunakan kaki. Jadi, tim kami akan menyerang dan bertahan dengan lima pemain. Dari futsal, saya belajar kemampuan menembak dan olah bola yang baik,” jelas Ederson.

Konsep goleiro-linha’ ini sangat terlihat dari cara bermain Ederson dan Manchester City saat ini. Penjaga gawang tak hanya menjalankan tugas dasar seperti menepis, menghalau, dan menangkap bola. Penjaga gawang juga turut aktif dalam proses menyerang. Cukup sering City menggunakan Ederson sebagai kanal menghindari tekanan lawan.

Bahkan, jika pembaca ingat, Sergio Aguero mendapatkan peluang emas kala menghadapi Tottenham Hotspur, berkat umpan lambung jarak jauh Ederson. Tak hanya kemampuan umpan lambung jarak jauh, akurasi bola pendek dan menengah Ederson sudah masuk kelas elite. Cukup aman untuk mengatakan bahwa Ederson sudah semakin dekat dengan level Manuel Neuer dan Marc-Andre ter Stegen.

Peran aktif Ederson, “sebagai goleiro-linha’”, sudah dipastikan sejak ia belum bergabung dengan City. Secara khusus, Guardiola menelepon Ederson untuk menjelaskan cara bermain. Aksi menelepon ini terjadi sebelum Ederson sepakat bergabung dengan City. Ketika ia resmi bergabung, Guardiola menepati janji dengan melatih Ederson secara intensif.

“Guardiola menceritakan cara bermain timnya. Ia menceritakan soal pentingnya build-up, juga soal bola lambung jarak menengah, dan dengan kemampuan saya, Guardiola bisa mendapatkan umpan lambung jarak jauh. Jadi, cara bermain kami menjadi lebih komplet. Lalu, ketika mulai berlatih di sini, kami melatih tiga hal, umpan pendek, umpan lambung jarak menengah, dan umpan lambung jarak jauh,” kata Ederson.

Tiga hal di atas adalah cara berprogres City ketika transisi menyerang menggunakan penjaga gawang. Kemampuan dasar Ederson sangat membantu. Ia punya ketenangan, kewaspadaan akan lawan yang menekan, dan kejelian mata menemukan kawan di ruang-ruang yang sudah disepakati. Jadi, cara bermain City dan kelebihan Ederson bisa kawin-mawin dengan sempurna.

Penjelasan lebih detail perihal kemampuan Ederson bisa dibaca di sini:

Profil Taktik: Melihat Ederson Moraes Bekerja

Dasar yang sederhana ini menjadi salah satu kekuatan City musim ini. Pun, kebijakan Guardiola untuk memboyong Ederson semakin menegaskan pentingnya penjaga gawang modern di sepak bola modern. Jika istilah “penjaga gawang modern” terlalu sulit untuk dipahami, kita bisa menggunakan istilah “penjaga gawang seperti Ederson”.

Kurang lebih, seperti inilah kerja Ederson sebagai “pemain kelima” itu:

Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen