Eropa Spanyol

‘Kelahiran’ Kembali Thomas Vermaelen Mencapai Puncak di El Clasico

Ketika Samuel Umtiti mengalami cedera hamstring di awal bulan Desember ini, wajar rasanya apabila banyak Cules merasa panik. Bek asal Prancis ini memang telah menjadi bagian integral dari lini pertahanan Barcelona sejak diakuisisi dari Olympique Lyonnais di awal musim 2016/2017 lalu. Kombinasinya bersama Gerard Pique terbukti solid, dan ia berhasil menggeser nama yang lebih senior seperti Javier Mascherano.

Cederanya Umtiti tampak menjadi bencana, terlebih ditambah fakta bahwa waktu absennya yang mencapai delapan minggu terhitung cukup lama. Masalahnya, Barcelona hanya menyisakan Mascherano dan bek asal Belgia yang lebih sering menghabiskan waktu di ruang perawatan, Thomas Vermaelen. Nama terakhir yang dipilih Ernesto Valverde untuk menggantikan peran Umtiti.

Namun ternyata, pilihan Valverde tak salah karena Vermaelen mampu menunjukkan peningkatan performa setelah sering absen dan beberapa tampil buruk ketika diberikan kesempatan. Puncak performa sempurnanya terjadi ketika Barcelona mengalahkan rival abadinya, Real Madrid, dengan skor 3-0 kemarin malam.

Mantan kapten Arsenal ini adalah salah satu alasan mengapa Blaugrana tidak kebobolan satu gol pun oleh Cristiano Ronaldo. Di umurnya yang sudah mencapai 32 tahun, ia terbukti masih cukup cepat untuk menandingi Ronaldo, dan masih cukup kuat untuk berduel dengan Karim Benzema.

Beberapa kali sang Verminator, julukan Vermaelen, melakukan tekel yang tepat waktu, intersep yang cerdas, dan sapuan yang berhasil membuat Marc Andre ter-Stegen tak perlu bersusah payah Walau tercoreng satu kartu kuning akibat professional foul terhadap Luka Modric, catatan tidak kebobolan di Santiago Bernabeu amat prestisius bagi Vermaelen.

Pada dasarnya, instruksi yang diberikan Valverde kepada pemain bertahannya memang patut diberikan dua jempol, namun butuh bek berkualitas tinggi untuk mampu memainkan apa yang telah diperintahkan mantan bos Athletic Bilbao tersebut. Dari sini, terlihat bahwa Vermaelen tampak diberikan tugas untuk memutus aliran bola Madrid, yang berhasil ia lakukan dengan sempurna. Menurut data yang dihimpun dari WhoScored, Vermaelen berhasil menciptakan total dua intersep dan dua sapuan serta ditambah satu tekel berdasarkan data dari Wyscout. Secara defensif, kerja Vermaelen tampak membohongi usianya yang sudah uzur tersebut.

Selain itu, kontribusinya terhadap build-up serangan Barcelona juga cukup impresif. Ia mampu mencatatkan 36 operan sukses dari 38 percobaan, dengan persentase mencapai 95 persen operan sukses. Merujuk pada penampilan solidnya akhir-akhir ini, terlebih setelah melewati laga super sulit melawan Madrid, rasanya para Cules setidaknya bisa lebih tenang menghadapi cederanya Umtiti.

Bahkan apabila Vermaelen mampu mempertahankan performanya yang ia tunjukan di El Clasico kemarin ke laga-laga selanjutnya, bukan tidak mungkin ia akan menjadi duet tetap Pique setidaknya hingga akhir musim, atau sampai Umtiti kembali dari cedera. Satu yang pasti, Vermaelen berhasil menunjukkan ‘kelahiran’ kembali kariernya secara luar biasa ketika melawan Madrid, selepas mengalami waktu yang sulit di Arsenal, AS Roma, dan Barcelona.

Salut!

Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket