Setelah berminggu-minggu menunggu kabar tentang Persegres Gresik United yang tak kunjung ada kejelasan, kini publik Gresik mendapatkan angin segar dengan perkembangan sepak bolanya. Seminggu lalu melalui perwakilan Asosiasi PSSI Kabupaten Gresik (Askab Gresik), mengumumkan terbentuknya tim Persegres Putri. Tim sepak bola putri yang dibina oleh Askab Gresik ini disiapkan untuk mengikuti berbagai turnamen sepak bola putri hingga skala nasional.
Seleksi pertama sudah dilakukan seminggu yang lalu (13/12) di Lapangan Barak Kompleks GOR Petrokimia. Seleksi ini diikuti sekitar 100 peserta dari berbagai kalangan dan usia, mulai SD, hingga yang sudah bekerja. Menurut Agita Desi yang merupakan perwakilan dari Komite Sepak bola Wanita Askab Gresik, nantinya tim Persegres Putri akan dikelola dan dikembangkan jangka panjang dan bukan hanya untuk turnamen-turnamen saja, melainkan juga akan membentuk akademi.
Semangat Agita Desi ini diawali dengan sudah banyaknya tim sepak bola putri di daerah lain. Apalagi dengan melihat potensi sepak bola Gresik yang dianggap cukup mumpuni. Wanita yang biasa dipanggil Gita ini juga menjelaskan termotivasi untuk memajukan sepak bola putri karena dukungan dari kaum pria, bahkan ia menjelaskan sempat berkomunikasi dengan Ultras Gresik mengenai rencana Persegres Putri kedepan.
“Persegres Putri merupakan cikal bakal pemain berbakat putri daerah untuk kancah nasional,” ujar Gita bersemangat.
Wanita yang juga berprofesi sebagai guru olahraga ini menuturkan telah menunjuk Gatot Wibisono sebagai pelatih kepala Persegres Putri. Nama Gatot Wibisono mungkin sudah tidak asing lagi di telinga para pencinta sepak bola Gresik, karena semenjak 2016 dia masuk dalam jajaran tim pelatih Persegres U-21 dan U-19 lalu. Agita menambahkan, “Penunjukkan Pak Gatot karena untuk melatih tim putri memang minimal memiliki lisensi D.”
Pemilihan pemain yang akan masuk dalam skuat Persegres Putri tidak akan seperti seleksi yang dilakukan untuk sepak bola putra. Gita dan Gatot bersepakat bahwa untuk membentuk tim ini dibutuhkan sekitar 30 orang yang akan benar-benar digabungkan menjadi sebuah tim. Nantinya, mereka bukan hanya mendapatkan ilmu teknis tentang sepak bola saja, melainkan juga mengenai mental.
Para pemain akan diberikan banyak ilmu agar mereka dapat berkembang bukan hanya dalam segi fisik, karena dapat diketahui bahwa sepak bola juga membutuhkan pengetahuan tentang mental. Mulai dari bagaimana mengatur emosi, kekompakan sebagai tim, hingga menghadapi pertandingan-pertandingan yang disaksikan oleh banyak mata.
Agenda terdekat, Persegres Putri diproyeksikan mengikuti Piala Kartini dan Piala Budhe Karwo pada tahun 2018 nanti. Ke depan, Gita menargetkan tim Persegres Putri nantinya akan tumbuh menjadi sebuah tim yang profesional. Karena itulah, ia dan jajaran manajemen dan pelatih yang sudah terbentuk bahu-membahu membuat program pengembangan berjangka panjang. Tak jauh berbeda dengan yang biasa dilakukan oleh tim sepak bola putra, setelah seleksi selesai dilakukan, para pemain akan diberikan tes medis dan tes psikologi.
Sementara ini, jadwal seleksi yang tersisa ialah tanggal 23, 27, dan 30 Desember. Seleksi akan dilakukan di Lapangan Gelora Joko Samudro mulai pukul 8:00 pagi. Gatot menuturkan tidak memiliki syarat khusus untuk mengikuti seleksi tim Persegres Putri. Syarat utama hanyalah sehat jasmani dan rohani. Ia juga mengingatkan agar pemain yang akan mengikuti seleksi tidak lupa langsung memakai sepatu bola dan pelindung tulang kering.
Pembentukan tim Persegres Putri disambut optimis banyak pihak, baik dari Askab Gresik sendiri maupun masyarakat. Predikat sebagai Kota Santri memang tak seharusnya menghalangi mereka yang berbakat untuk dapat berjuang dan berkarier sebagai pesepak bola putri. Gita sendiri juga mengungkapkan bahwa pembentukan tim ini sekaligus untuk memfasilitasi mereka-mereka yang memiliki bakat dan menyukai sepak bola agar dapat membawa nama Gresik dan tidak perlu harus pergi ke daerah lain.
Sebelumnya, memang Gresik sempat memberikan perwakilannya dalam skuat Timnas Putri pada tahun 2015 lalu. Lila Puspita tercatat sebagai perwakilan Gresik dan Jawa Timur untuk tergabung dalam skuat yang diproyeksikan mengikuti ajang AFF Women’s Championship 2015 di Ho Chi Minh City, Vietnam. Saat itu, Rully Nere yang menjadi pelatih sempat mengungkapkan bahwa pesepak bola putri yang masuk dalam skuat timnas memiliki kemampuan cukup baik, bahkan di antaranya justru berawal dari cabang olahraga lain.
Sepak bola putri mungkin masih terdengar asing bagi pencinta sepak bola Indonesia, padahal jika melihat kiprah sepak bola putri di kancah internasional justru tak kalah seru dengan sepak bola putra. Munculnya Persegres Putri juga akan menambah daya saing tim-tim putri daerah lain yang sudah lebih dulu terbentuk, misalnya seperti di Surabaya, Malang, dan Jombang. Jadi, sudah seharusnya publik tak pesimis dulu apalagi terlalu membandingkan dengan sepak bola putra yang sarat persaingan.
Author: Dianita Iuschinta Sepda (@siiemak)
Mahasiswi program magister psikologi di Universitas Airlangga Surabaya. Pencinta kajian psikologi olahraga dan Juventus.