Situasi Gianluigi Donnarumma bersama AC Milan semakin pelik saja. Baru-baru ini, kiper belia berusia 18 tahun tersebut mendapat perlakuan tak menyenangkan dari suporter klubnya sendiri. Dalam laga Coppa Italia melawan Hellas Verona, terbentang banner yang bertuliskan, “Tak memiliki moral yang baik, enam juta (euro) per tahun, dan perekrutan saudara laki-lakinya yang parasit? Silakan minggat saja, kesabaran kami sudah habis!”
https://twitter.com/UNILADFooty/status/941428838525014016
Tribes tentu paham ditujukan kepada siapa tulisan tersebut. Pascalaga usai, yang berakhir dengan kemenangan sempurna dengan skor 3-0 bagi Il Rossonerri, suasana ruang ganti Milan justru mencekam. Mengapa? Karena ada bocah berusia 18 tahun yang sedang menangis tersedu-sedan.
Footage of Bonucci with Donnarumma inside the locker room ahead of #MilanVeronahttps://t.co/BVWFzccdCW
— Milan Eye (@MilanEye) December 13, 2017
Tangisan Donnarumma tentunya dapat dimengerti. Menyakitkan tentunya, mendapat hinaan dari pendukung sendiri, terlebih ketika ia sudah berusaha untuk tetap setia kepada klubnya. Bagi Donnarumma yang memang pada dasarnya adalah pendukung Milan sejati, mendapat perlakuan seperti itu sangatlah mengejutkan. Ditambah lagi, di usianya yang belum mencapai 20 tahun, mentalnya tentu belum kuat sepenuhnya. Dari video tersebut, terlihat bahkan sang kapten tim, Leonardo Bonucci, tampak kesulitan untuk menenangkan juniornya tersebut.
Berdasarkan penjelasan Gattuso, kiper asuhannya yang masih sangat muda tersebut terpengaruh protes yang dilayangkan, dan ia akan berusaha sekeras mungkin untuk melindunginya dari segala macam ancaman.
“Ia masih berusia 18 tahun, tentu saja ia terkejut. Anda dapat melihat dari wajahnya bahwa ia tidak bahagia, namun saya tahu bahwa ia adalah atlet muda yang sangat hebat. Ia akan saya lindungi sekeras yang saya bisa berikan,” ungkap Gattuso dikutip dari Bleacherreport.
Meskipun begitu, jika ingin ditelisik lebih jauh, sebenarnya sang kiper yang digadang-gadang sebagai penerus kiper legendaris Italia, Gianluigi Buffon ini, tak seharusnya mendapat protes yang begitu keras. Milanisti sepertinya salah alamat, karena yang sesungguhnya layak untuk mendapatkan cacian adalah agen dari Donnarumma, yaitu Mino Raiola.
There's a lot of disinformation and rumours about Donnarumma's contract situation. So I reviewed what's been said and written, and here's the gist of it: pic.twitter.com/b30zHd5CPK
— Anthony Lopopolo (@sportscaddy) December 13, 2017
Situasi Donnarumma ini dirangkum dengan baik oleh Anthony Lopopolo, jurnalis dan editor dari The Score. Berdasarkan twitnya di atas, Raiola ingin memanfaatkan situasi Milan yang sedang terpuruk, dan meraup banyak untung dari penjualan Donnarumma. Sang agen memang terkenal doyan memanfaatkan kliennya demi mendapatkan keuntungan untuk kantongnya sendiri, dan dengan aset seperti Donnarumma yang tentunya memiliki harga jual tinggi, ia ingin mengeksploitasi nilai Donnarumma, tanpa memikirkan efek psikologis bagi kliennya.
Baca juga: Harapan Itu Berada di Tangan Gianluigi Donnarumma
Salah satu cara Raiola untuk menambah daya tarik Donnarumma adalah dengan memasukkan klausul penebusan (release clause) dalam kontrak terbarunya. Seperti yang sudah kita ketahui, bahwa Donnarumma memiliki klausa penebusan senilai 100 juta euro dalam kontraknya, yang nilainya akan turun setengahnya ke angka 50 juta euro apabila Milan gagal tembus ke Liga Champions musim depan.
Ternyata, berdasarkan tulisan yang dibeberkan Lopopolo, Donnarumma dan keluarganya tak menginginkan adanya release clause semacam itu di kontrak terbarunya yang baru diteken di awal musim ini. Bagi Raiola, situasi tersebut tak baik baginya, karena Milan pasti tak akan melepas kiper mudanya yang bahkan bercita-cita untuk jadi kapten tim di masa depan berapapun harga yang ditawarkan.
Saat ini, situasi tentunya tak menguntungkan bagi kubu Milan, namun klub-klub besar lain di Eropa sudah seharusnya memanfaatkan tangisan Donnarumma untuk keperluan mereka. Banyak tim yang tentunya mampu untuk mendapatkan Donnarumma, namun menurut opini penulis pribadi, Real Madrid dan Paris Saint-Germain (PSG)-lah yang paling besar peluangnya untuk mendapatkan Donnarumma.
Madrid saat ini tengah mengincar beberapa kiper baru untuk menggantikan Keylor Navas setelah mereka gagal mendapatkan David de Gea. Beberapa nama yang diincar adalah kiper Chelsea asal Belgia, Thibaut Courtois, dan kiper muda Spanyol yang baru naik daun milik Athletic Bilbao, Kepa Arrizabalaga.
Meskipun begitu, mengakuisisi Donnarumma tentunya menjadi opsi yang juga menarik bagi Los Blancos. Potensi Donnarumma tentu tak kalah, bahkan lebih baik ketimbang Kepa, dan kemampuan Courtois pun bisa ia lewati dengan mudah di kemudian hari merujuk pada performanya yang sudah hebat saat ini. Donnarumma tentunya bisa menjadi ikon Madrid ke depannya, yang mungkin akan setara dengan sang kiper legendaris, Iker Casillas.
Untuk PSG, klub kaya ini tentunya bisa dengan mudah menebus klausul Donnarumma di bursa transfer Januari nanti. Tak dapat dipungkiri, bahwa sektor terlemah dari skuat PSG saat ini adalah penjaga gawang mereka. Kevin Trapp adalah kiper yang ternyata medioker, kiper yang terlalu sering melakukan kesalahan ganjil, sementara Alphonse Areola tentunya tak termasuk ke dalam jajaran kiper elite.
Untuk menaikkan peringkat skuatnya, merekrut Donnarumma bisa menjadi pilihan yang cerdas, karena di usia muda seperti ini, ia sudah masuk ke dalam daftar salah satu kiper terbaik di dunia, dan FourFourTwo bahkan menempatkannya di daftar teratas pesepak bola remaja terbaik di dunia, di atas pemain muda mereka yang terbaru, Kylian Mbappe.
Ke depannya, kiper yang baru berusia 19 tahun tanggal 25 Februari tahun depan ini hanya akan menjadi lebih baik lagi, dan PSG bisa menjadi klub yang tepat untuk perkembangannya.
Tentunya, selain dua klub ini, klub-klub besar lainnya juga berpeluang untuk memanfaatkan situasi Donnarumma. Ada Manchester United, yang harus berjaga-jaga apabila de Gea benar-benar hengkang, Chelsea yang sedang dilanda isu bahwa Courtois ingin kembali ke Spanyol, Arsenal yang harus menerima fakta bahwa Petr Cech yang mulai menua membutuhkan pengganti secepatnya, atau bahkan Juventus yang membutuhkan Donnarumma sebagai penerus takhta Buffon di klub.
Satu yang harus dipahami suporter Milan, bahwa mengejek Donnarumma begitu keras tentu akan merugikan diri mereka sendiri karena ada kemungkinan mereka kehilangan calon kapten sekaligus ikon mereka di masa depan, dan membiarkan Raiola tertawa di akhir cerita.
Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket