Romelu Lukaku berhasil mengawali musim 2017/2018 dengan solid bersama Manchester United (MU). Ditebus dengan mahar mencapai 75 juta paun, penyerang asal Belgia ini langsung membuktikan harga mahalnya melalui serentetan performa bagus dan tentu saja gelontoran gol. Meski sempat diduga akan kesulitan bermain bagi Jose Mourinho, manajer yang membuangnya ketika masih bermain di Chelsea, ternyata Lukaku berhasil mematahkan dugaan tersebut. Dari tujuh pertandingan pertama di Liga Primer Inggris, Lukaku berhasil mencetak tujuh gol.
Sayangnya, sesudah itu, ketajaman Lukaku di depan gawang tiba-tiba menumpul dengan drastis. Di tujuh laga berikutnya di Liga Primer Inggris, pemuda berusia 24 tahun ini hanya mampu mencetak satu gol! Mengejutkan tentunya, mengingat betapa mematikannya Lukaku di tujuh laga awal, lalu tujuh laga selanjutnya berbanding terbalik 180 derajat. Oleh karena itu, mulai didengungkan permintaan bagi Mourinho untuk membangkucadangkan penyerang anyarnya tersebut. Pertanyaannya adalah, haruskah hal itu Mourinho lakukan?
Namun sebelum itu, ada baiknya kita membahas mengapa raihan gol Lukaku bisa menukik sebegitu tajamnya. Sebenarnya, memang ada waktunya bagi seorang striker untuk mengalami goal drought atau kering gol, setidaknya begitu menurut Gary Neville, legenda MU yang kini menjabat sebagai pelatih sekaligus pundit ternama.
Meskipun begitu, ada ekspektasi besar yang melanda Lukaku, terlebih karena harganya yang mahal, untuk terus mencetak gol. Bagaimana pun, sulit memang rasanya untuk memaklumi raihan satu gol dalam tujuh laga untuk seorang penyerang dengan harga mencapai 75 juta paun.
Meskipun begitu, menurunnya catatan gol juga dipengaruhi oleh pemain MU lainnya. Cederanya Paul Pogba yang menjadi tandem sempurna bagi Lukaku tentu menjadi faktor utama di sini. Ketika gelandang asal Prancis itu mulai absen, Lukaku kehilangan suplai yang cukup untuk mencetak gol. Berbicara mengenai suplai, meredupnya permainan dari playmaker utama MU, Henrikh Mkhitaryan, juga memiliki andil atas keringnya gol Lukaku.
Baca juga: Akar Permasalahan Memburuknya Penampilan Henrikh Mkhitaryan
Mkhitaryan yang juga sempat menggila di awal musim dengan catatan asisnya yang mencapai lima asis dari tiga laga awal, kini tak mampu mempertahankan performa apiknya tersebut, dan tentu Lukaku yang merupakan tipe penyerang oportunis sebab butuh suapan dari rekannya, merana karenanya.
Meskipun begitu, disinyalir kembalinya Zlatan Ibrahimovic dari cedera menjadi penyebab utama masalah yang terjadi pada Lukaku. Menurut legenda MU lainnya, Rio Ferdinand, dilansir dari Goal, kehadiran penyerang legendaris Swedia tersebut memberikan tekanan tersendiri
“Ketika ada seorang penyerang dengan nama besar menanti menit bermain di belakang Anda, itu adalah tekanan yang besar dan bagi sebagian orang hal tersebut sulit untuk ditangani.”
Apabila apa yang diucapkan Ferdinand benar, maka wacana untuk membangkucadangkan Lukaku sebaiknya segera direalisasikan Mourinho. Mentalitas Lukaku sebagai pemain besar tentunya harus dipertanyakan apabila kehadiran Zlatan malah mengganggunya.
Sebagai pesepak bola, adanya pesaing justru seharusnya dijadikan pemicu untuk tampil lebih baik lagi, dan hal inilah yang dilakukan oleh pemain-pemain dengan mental juara. Lukaku telah lama disebut-sebut sebagai pemain yang ‘menghilang’ di laga besar, dan sayangnya, anggapan itu terbukti benar kala ia absen mencetak gol dalam laga-laga melawan klub top six di Liga Primer Inggris seperti Chelsea, Tottenham Hotspur, dan Liverpool. Mourinho tentunya harus membenahi sisi mental dari penyerang mahalnya yang satu ini apabila ingin pemainnya kembali tampil moncer.
Dengan mempertimbangkan hal ini, sepertinya ada baiknya bagi MU untuk memainkan Zlatan yang sudah mulai bugar dan meminggirkan Lukaku untuk sementara. Hal ini rasanya akan baik bagi semua pihak, mulai dari Setan Merah sendiri, Zlatan, dan tentunya Lukaku. Bagi MU, rasanya sia-sia memainkan pemain yang sedang tidak dalam form terbaiknya. Selain itu, mereka masih bisa memainkan skema yang sama, mengingat tipe Zlatan dan Lukaku hampir sama, seorang penyerang komplet dengan keunggulan fisik namun juga memiliki skill olah bola yang mumpuni. Mourinho tentu tak perlu mengubah taktiknya karena pada dasarnya ia memainkan penyerang yang tipenya sama. Meskipun begitu, memainkan Zlatan yang sedang memiliki determinasi tinggi pasca-cedera tentunya akan memberi dampak positif ketimbang memaksakan Lukaku.
Bagi Zlatan, momen ini dapat ia manfaatkan untuk menunjukkan bahwa cedera parah tak mampu mengikis kebolehannya. Mantan penyerang Internazionale Milano ini tentu paham bahwa perannya kini tak lebih dari sekadar pelapis, namun tentu kita semua paham seperti apa Zlatan. Ia tentu ingin membuktikan sesuatu kepada dunia bahwa tak peduli peran apapun yang diembannya sekarang, kemampuannya tetaplah menjadi yang nomor satu.
Di lain pihak, mengistirahatkan Lukaku di bangku cadangan bisa sedikit mengurangi tekanan yang datang kepadanya. Terlebih lagi, MU akan menghadapi Arsenal di laga berikutnya, yang lini belakangnya sedang solid-solidnya. Apabila Lukaku gagal mencetak gol lagi, bisa dipastikan ia makin terbebani dengan tekanan-tekanan yang tak perlu, dan apabila berkaca dari kasus yang diungkapkan Ferdinand sebelumnya, tekanan menjadi sesuatu yang tak membuat Lukaku nyaman untuk mencetak gol.
Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket