Eropa Inggris

Langkah Gontai Manchester United Ketika Berburu Bek Sayap Baru

Sudah dua musim Jose Mourinho menukangi Manchester United. Artinya, sudah empat jendela transfer yang sudah dan akan dilewati pelatih asal Portugal tersebut. Beberapa nama besar dan potensial sudah ia boyong ke Old Trafford. Namun, di semua jendela transfer tersebut, Mourinho tak kunjung jua mendapatkan bek sayap yang mumpuni.

Semua bek sayap baru yang dimiliki United adalah hasil pembelian Louis van Gaal. Mulai dari Luke Shaw, Daley Blind, dan Matteo Darmian. Anda juga bisa memasukkan nama Marcos Rojo ke dalam daftar ini. Bek asal Argentina yang badannya penuh tato ini bisa dimainkan sebagai bek kiri, meski berposisi asli sebagai bek tengah.

Keempat nama di atas bukan bek yang buruk. Hanya saja, keempatnya tidak mampu mencapai level konsistensi yang diharapkan. Khusus untuk Rojo, nampaknya Mourinho lebih suka menggunakan mantan bek Sporting Lisbon tersebut sebagai bek tengah. Maka, setidaknya, kita bisa mengeluarkan namanya dari daftar ini.

Luka shaw, namanya sudah diprediksi akan menjadi bek kiri masa depan United, dan tentu saja timnas Inggris. Di usia yang masih muda, Shaw sudah menjadi bagian dari tim inti Southampton sebelum akhirnya diboyong Setan Merah. Shaw menunjukkan ciri bek sayap modern. Ia tangguh ketika ikut membangun serangan, punya akselerasi yang menarik, dan teknik mumpuni.

Namun sayang, dan kita semua tahu, cedera seperti merenggut semua kelebiannya itu. Selama berkarier bersama United, setidaknya ada dua berita dominan yang menyebut nama Shaw, yaitu soal cedera dan kemungkinan akan dilepas. United, dalam hal ini Jose Mourinho, tentu tak bisa menunggu Shaw untuk sembuh.

Baca juga: Menakar Masa Depan Luke Shaw yang Rumit

Mourinho bahkan sempat menyebut Shaw sudah kehilangan fokus, komitmen, ambisi, bahkan kecerdasannya. Cedera begitu panjang, ditambah proses integrasi ke dalam skuat pasca-cedera, memang tak berjalan dengan baik. Ketika bebas dari cedera dan mendapatkan kesempatan bermain, Shaw justru tampil mengecewakan. Sampai-sampai membuat Mourinho berkata kasar seperti itu.

Bagaimana dengan dua nama selanjutnya? Daley Blind bukan bek sayap agresif yang diinginkan Mourinho. Bek asal Belanda ini punya teknik dasar yang sangat baik. Namun, Blind tak pernah benar-benar konsisten di satu posisi untuk waktu yang lama.

Blind memang bisa bermain, setidaknya di tiga posisi, yaitu bek tengah, kiri, dan gelandang bertahan. Namun, seperti yang sudah disebut sebelumnya, ia tak pernah benar-benar konsisten. Apalagi, untuk bek tengah, misalnya, rekrutan anyar, Victor Lindelof, sudah beradaptasi dengan baik. Untuk sektor gelandang, United sudah punya Nemanja Matic dan Paul Pogba.

Darmian? Mantan bek Torino ini sebenarnya bek kanan. Namun, ketika Shaw dan Ashley Young cedera, van Gaal sempat memainkannya sebagai bek kiri. Penampilannya tidak istimewa, bahkan boleh dikata di bawah standar yang diinginkan. Pun jika dikembalikan ke posisi ideal, Darmian kalah bersaing dengan Antonio Valencia.

Menyitir catatan di atas, maka untuk pos bek kiri, United hanya punya Ashley Young saja. Bahkan, sebenarnya, United tak benar-benar punya bek sayap murni yang bisa diandalkan. Posisi asli Young dan Valencia sebenarnya penyerang dan gelandang sayap. Kedunya sudah “hijrah” ke posisi bek sayap sejak era kepelatihan Sir Alex Ferguson. Dan ironisnya, keduanya bermain jauh lebih baik ketimbang semua bek sayap yang United miliki.

Oleh sebab itu, United akan memasuki sebuah kerja panjang dan melelahkan, untuk menjual dan membeli bek sayap berkualitas di, setidaknya, dua jendela transfer, yaitu musim dingin dan musim panas. Misi ini sebenarnya berat dan akan membuat langkah United menjadi gontai apabila tak menemukan solusi.

 

Berbagai tantangan

Tantangan? Tentu saja.

Langkah awal United adalah menentukan target, tentu yang realistis dan bisa dibeli dengan murah dan cepat di jendela transfer Januari. Langkah kedua, dan ini yang justru paling sulit, menjual Shaw, Blind, dan Darmian. Sulit karena performa yang menurun setelah cedera, riwayat cedera itu sendiri, dan kemungkinan ketidakmampuan United menurunkan harga ketiganya.

Jendela transfer Januari bukan jendela transfer yang mudah. Selain durasi yang terbatas, jumlah klub yang terlibat di dalamnya tidak berkurang, bahkan bisa lebih banyak ketimbang jendela transfer musim panas karena kepentingan memperbaiki skuat dengan instan, yaitu membeli. Akibatnya? Harga pemain akan meroket.

Di tengah harga pemain yang pada dasarnya memang sudah makin gila, bisa dibayangkan harga pemain di Januari nanti ketika peminat bertambah namun persediaan terbatas. Apalagi kita berbicara pemain yang spesifik, yaitu berkualitas.

Apakah pembaca tahu, bek sayap modern adalah salah satu komoditi paling panas di jendela transfer yang lalu? Tengok fokus kerja yang dilakukan klub-klub besar seperti Manchester City, Chelsea, Arsenal, Juventus, AC Milan, AS Roma, Barcelona, dan Real Madrid. Semuanya mendatangkan bek sayap baru dengan spesifikasi tertentu: berkualitas dan modern. City bahkan membeli tiga bek sayap modern, dan Arsenal yang terkenal jarang belanja banyak, juga ikut merekrut bek sayap baru dalam sosok Sead Kolasinac.

Baca juga: Begitu Mudah Mencintai Sead Kolasinac

Bagaimana dengan United? United fokus memperkuat lini depan setelah Zlatan Ibrahimovic cedera dan kontraknya selesai. United gagal mendapatkan satu bek sayap, salah satunya karena gagal melepas stok yang sudah ada.

Di pengujung November ini, United dikabarkan kembali melakukan pendekatan dengan Tottenham Hotspur. Tujuannya adalah misi United mendapatkan tanda tangan Dany Rose, buruan lama mereka. Aksi ini dilakukan setelah Rose bebas dari cedera panjang.

Tantangan United untuk mendapatkan Rose, kemungkinan hanya dua, yaitu keengganan Spurs melepas pemain andalannya di pertengahan kompetisi dan banderol yang akan dikatrol setinggi mungkin oleh manajemen Bunga Lili Putih.

Spurs tentu punya kepentingan tampil dengan kekuatan penuh. Apalagi, performa mereka di Liga Primer Inggris belum sepenuhnya konsisten. Tenaga dan kualitas semua pemain terbaik tentu akan dibutuhkan. Jika sudah begitu dan United bersikeras untuk menawar, banderol Rose bisa melonjak, dari sekitar 40 juta paun menjadi lebih dari 60 juta paun.

Jika hendak membeli bek sayap lebih dari satu di jendela transfer Januari, tentu United harus bijak membagi bujet. Namun, jika ingin fokus menjual dan membeli satu saja, maka United bisa all-out untuk mendapatkan Rose.

Yang pasti, semua pilihan yang tersedia bukan pilihan yang mudah. Intinya adalah kerja cepat dan sebaiknya, dan mungkin sudah, United memulai misi ini sejak November. Jika terlalu lama mengulur waktu, langkah United akan makin berat, makin banyak variabel negatif yang mengikat kaki mereka.

Langkah mereka akan gontai, terhuyung-huyung, menahan terpaan kenyataan yang tak kunjung memihak.

Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen