Pada pertengahan November 2017 lalu, Beşiktaş merayakan keberhasilan mereka lolos dari fase grup Liga Champions. Ini adalah buah dari kerja keras klub yang berdiri pada tahun 1903 tersebut dalam merestrukturisasi semua aspek manajemennya.
Kita masih ingat ketika seluruh dunia dibuat terhibur oleh video penyambutan pemain baru yang dilakukan oleh Beşiktaş, pada musim panas 2017 lalu. Meskipun terlihat kocak, video tersebut menunjukkan keseriusan klub kota Istanbul ini dalam mendatangkan pemain-pemain kelas dunia. Benar saja, pada bulan November 2017, mereka akhirnya merayakan kesuksesan lolos ke babak 16 besar Liga Champions Eropa.
Prestasi ini adalah yang pertama kalinya dalam 31 tahun terakhir. Ini juga menjadi kelolosan pertama Besiktas dari fase grup selama Liga Champions menganut format baru sejak tahun 1992. Akhirnya pergerakan mereka di bursa transfer musim panas 2017 terbayar dengan hasil manis.
Pada awal musim 2017/2018, Besiktas mendatangkan Jeremain Lens, Alvaro Negredo, Gary Medel, dan yang paling penting, Kepler Lima Ferreira alias Pepe. Para rekrutan baru ini bergabung dengan skuat mentereng yang lebih dulu berisikan Ryan Babel, Adriano Correia, Ricardo Quaresma, dan Cenk Tosun. Skuat kelas berat ini kemudian diarahkan pelatih berkualitas yang sukses membawa tim nasional Turki meraih peringkat tiga Piala Dunia 2002, Şenol Güneş.
Güneş sendiri ingin meneruskan kesuksesannya yang telah memimpin Besiktas mendominasi Liga Super Turki dalam dua tahun terakhir. Setelah merebut takhta kompetisi domestik dari Galatasaray dan Fenerbahce, memang sudah saatnya Besiktas menggeliat di Eropa.
Sepak terjang Beşiktaş ini tak lepas dari visi hebat presiden klub mereka, Fikret Orman. Sebelum kedatangan Orman, Liga Turki hanya dikuasai duo Galatasaray dan Fenerbahce. Besiktas pada saat itu sempat dinyatakan terlilit utang hampir 300 juta euro. Namun, masa-masa sulit itu sudah berlalu, digantikan rezim yang penuh optimisme.
Selain menargetkan prestasi di lapangan hijau, pria yang terpilih sebagai presiden pada tahun 2012 ini membidik pertumbuhan brand Besiktas menjadi sebuah brand global, bersaing dengan Barcelona, Real Madrid, dan Bayern München. Salah satu langkah awal adalah dengan membangun sebuah stadion mewah di sekitar istana megah Dolmabahce dan Selat Bosphorus. Stadion berkapasitas 40 ribu penonton itu kini dikenal sebagai Vodafone Arena.
Beşiktaş juga menargetkan pertumbuhan suporter secara virtual. “Kami sudah memiliki sekitar 30 juta pendukung di dunia. Target kami adalah 100 juta orang,” kata Orman, seperti dikutip Guardian. Acuan utama sang presiden adalah kepopuleran Tim Elang Hitam di media sosial.
Target yang terdengar sedikit ambisius itu setidaknya sudah berada di jalur yang tepat. Kedatangan pemain-pemain kelas dunia seperti Pepe dan Negredo, plus keberhasilan menembus enam belas besar Liga Champions, dipastikan akan membuat Besiktas menjadi salah satu pusat perhatian di Eropa. Meski demikian, sepertinya target realistis bagi mereka adalah menggeser kepopuleran Galatasaray dan Fenerbahce terlebih dahulu.
“Menjadi sebuah klub terkenal secara global memang tak akan terjadi dalam semalam saja,” sambung Orman. “Namun, kami sudah menentukan visi jangka panjang dan sedikit demi sedikit kami menetapkan jejak sebagai fondasi bagi masa depan.”
Dengan berani, Beşiktaş juga telah melakukan upaya memperluas pasar ke Cina, dengan melaksanakan beberapa pertandingan persahabatan pada musim panas 2017 lalu. Dengan posisi di klasemen sementara yang stabil di tiga besar serta kesuksesan di Liga Champions, Beşiktaş sepertinya akan terus tumbuh.
Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.