Pada ajang Piala Dunia 2014 yang lalu, salah satu kesebelasan yang memunculkan performa menakjubkan adalah wakil Afrika, Aljazair. Tanpa diduga-duga, pemenang Piala Afrika 1990 ini berhasil melaju ke babak perdelapan-final usai lolos sebagai runner up Grup H di bawah Belgia.
Nahasnya, kampanye mereka di Brasil juga mesti berakhir di fase tersebut lantaran harus mengakui kedigdayaan Jerman dengan skor tipis 2-1. Akan tetapi, ada banyak pujian yang dialamatkan kepada Aljazair saat itu karena Manuel Neuer dan kolega meraihnya dengan susah payah, bermain hingga 120 menit!
Beberapa nama penggawa Les Fennecs seperti Nabil Bentaleb, Yacine Brahimi, Sofiane Feghouli, Faouzi Ghoulam, Riyad Mahrez, dan Islam Slimani pun terkatrol berkat performa ciamik yang mereka suguhkan kala itu.
Khusus nama pertama yang merupakan pemain termuda, aksi-aksi gemilang yang ditunjukkannya bareng Aljazair membuat dirinya semakin diperhitungkan di dalam skuat Tottenham Hotspur, klub yang jadi pemiliknya saat itu.
Benar saja, di sepanjang musim kompetisi 2014/2015, Bentaleb seringkali diturunkan oleh manajer The Lilywhites, Mauricio Pochettino, sebagai starter baik di ajang Liga Primer Inggris, Piala FA, maupun Piala Liga.
Secara keseluruhan, Bentaleb bermain di 35 pertandingan dan mencetak 1 gol serta 3 buah asis di musim tersebut. Namanya pun semakin melambung sebagai pemain belia dengan prospek cerah di tanah Britania. Pada Juli 2015, Tottenham bahkan memberinya perpanjangan kontrak selama lima tahun.
Sial buat Bentaleb, di saat kariernya mulai menanjak bersama Tottenham dan Aljazair, cedera lutut parah datang menganggu. Alhasil, pada musim berikut 2015/2016 ia lebih akrab dengan meja perawatan ketimbang lapangan. Situasi itu pula yang kemudian bikin posisi dari sosok kelahiran 24 November 1994 ini di lini tengah Tottenham direbut oleh pemain lainnya.
Menyadari bahwa Pochettino semakin nyaman dengan nama-nama yang mengisi lini tengahnya, Bentaleb pun meminta pihak klub agar meminjamkannya ke klub lain guna mendapat kesempatan bermain yang lebih tinggi di awal musim 2016/2017 lalu. Beruntung, kesebelasan yang bermain di Bundesliga, Schalke 04, menjadi pihak yang paling getol untuk menampungnya.
Baca juga: Veltins Arena: Rumah Baru Nabil Bentaleb
Di bawah asuhan Markus Weinzierl, Bentaleb langsung dipercaya sebagai salah satu dinamo di ruang permainan Die Königsblauen. Kemampuan Bentaleb mengisi beberapa posisi berbeda semisal gelandang bertahan dan gelandang serang, membuatnya jadi opsi yang sangat fleksibel bagi sang pelatih.
Kepercayaan yang diberikan Weinzierl itu sendiri dijawab dengan cara yang sempurna oleh Bentaleb. Turun di 44 partai (di ajang Bundesliga, Piala Jerman dan Liga Europa), Bentaleb sukses menggelontorkan 7 gol dan 5 asis. Sayangnya, tak ada gelar yang sukses dibawa pulang oleh klub yang jadi rival bebuyutan Borussia Dortmund di Lembah Ruhr tersebut.
Penampilan eksotis yang dipertontonkan Bentaleb dalam masa peminjaman itu malah bikin manajemen Die Königsblauen kepincut. Mahar senilai 17 juta euro lantas dikucurkan demi mempermanenkan tenaga Bentaleb di Stadion Veltins Arena.
Ditukangi oleh manajer baru, Domenico Tedesco, posisi Bentaleb sebagai salah satu penggawa inti justru semakin sulit digeser. Pemain berpostur 187 sentimeter ini selalu menjadi pilihan utama di lini tengah bersama gelandang muda lain kepunyaan Schalke, Max Meyer.
Namun seperti beberapa musim lalu di Tottenham, nasib kurang mujur kembali menimpa Bentaleb musim ini karena sejumlah gangguan otot memaksanya untuk menepi sementara waktu dari lapangan hijau. Hingga Bundesliga menyelesaikan spieltag ke-12 akhir pekan lalu, Bentaleb baru bermain sebanyak enam kali dan menyumbang 3 buah gol.
Pemain berusia 22 tahun ini pun tampak ingin segera pulih agar dapat membantu Schalke menampilkan performa yang lebih baik ketimbang musim kemarin. Sejauh ini, Die Königsblauen masih bertengger di peringkat dua klasemen sementara berbekal 23 angka alias tertinggal enam poin saja dari pemuncak klasemen, Bayern München.
Tedesco sendiri mengungkapkan jika peran Bentaleb begitu krusial di dalam skuat dan skema permainan yang dikembangkannya. Oleh karena itu, sang pelatih amat berharap supaya salah satu penggawa andalannya ini bisa segera sembuh.
Selain Schalke, timnas Aljazair juga pasti menaruh harapan kepada Bentaleb karena seperti yang kita ketahui, Les Fennecs kini sedang berada di situasi amburadul akibat gagal lolos ke Piala Dunia 2018. Bersama Brahimi, Ghoulam, Mahrez dan Slimani, Bentaleb masih dianggap sebagai juru selamat yang dapat membangkitkan performa Aljazair di masa yang akan datang.
Mengingat usianya yang masih begitu muda berikut potensi besar yang ada pada dirinya, harapan tersebut sama sekali tidak salah. Bentaleb memiliki banyak kesempatan guna membuktikan diri, baik untuk Schalke maupun Aljazair, bahwa dirinya memang layak diandalkan demi meraih kesuksesan di masa kini ataupun nanti.
Allez gute zum geburtstag, Nabil.
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional