Nasional Bola

Best XI Liga 1 Pekan ke-34: Tangis Dramatis dan Tawa Ceria

Sebuah tim merayakan gelar juara yang diraihnya, lalu tim lain juga menggelar perayaan bertajuk “The Real Champions”, kemudian ada tim yang menangis tersedu karena harus turun kasta musim depan, yang berarti ada tawa ceria yang lepas dari tim lainnya karena berhasil bertahan di Liga 1.

Itulah sedikit rangkuman tentang hasil dari pekan terakhir Go-Jek Traveloka Liga 1. Tidak semua berakhir bahagia, tidak semua mencapai target, tapi semua pemain tetap bermain maksimal memberikan yang terbaik untuk pertandingan terakhir mereka musim ini.

Ingin tahu siapa saja yang termasuk dalam susunan Best XI Liga 1 kami pekan ini? Berikut adalah ulasannya:

Adhitya Harlan

Kiper: Aditya Harlan

Mengusung misi untuk menjadi tim terbaik di Kalimantan musim ini, Barito Putera layak berterima kasih pada kiper mereka, karena berkat penampilan primanya mereka bisa menyelesaikan misi dengan sempurna. Sepanjang laga, Aditya Harlan memberikan rasa aman bagi lini belakang tuan rumah, dan hanya kebobolan sekali oleh penalti Samsul Arif.

Liga 1
Ricky Fajrin (Bali United). Kredit: Ricky Fajrin Instagram

Bek: Ricky Fajrin, Gunawan Dwi Cahyo, Diego Michiels

Nama mereka bertiga jarang didengungkan musim ini, namun ketiganya sukses memberikan kontribusi besar di pekan ke-34, dengan cara yang berbeda satu sama lain.

Diego Michiels lebih dulu beraksi dengan mencetak gol pertamanya musim ini saat melawan Arema FC, kemudian disusul oleh Ricky Fajrin yang mengakhiri laga dengan clean sheet plus sumbangan satu asis. Terakhir, block krusial Gunawan Dwi Cahyo dari peluang emas Dendy Sulistyawan mengawali gol kemenangan Persija yang dicetak Ramdani Lestaluhu.

Perseru Serui melawan Persipura Jayapura

Gelandang: Muhammad Rahmat, Ryutaro Karube, Ramdani Lestaluhu, Wiljan Pluim

Komposisi empat gelandang yang terpilih di pekan ini terasa sangat spesial karena terdiri dari dua pemain yang menjadi bagian dari pesta setengah lusin gol, lalu satu pemain yang berjasa besar meloloskan timnya dari jerat degradasi, dan satu gelandang mungil yang membawa timnya naik ke peringkat empat setelah sekian lama mendekam di posisi enam.

Muhammad Rahmat dan Wiljan Pluim termasuk dalam kelompok pertama. Tiga gol plus satu asis dari Rahmat dan satu gol serta dua asis dari Pluim membuat Madura United merasakan pembantaian di Stadion Mattoanging dengan skor 6-1. Kemudian, Ryutaro tak diragukan lagi adalah aktor kunci dalam kemenangan Perseru di kandang Persib, yang membuat Cenderawasih Jingga tetap bertahan di Liga 1.

Lalu untuk Ramdani Lestaluhu, dua golnya membuat Persija sebagai satu dari tiga tim yang tak mampu ditaklukkan Bhayangkara FC pada kedua pertemuan di musim ini. Skor 2-1 membawa Persija mengakhiri kompetisi di empat besar, sekaligus memberi noda dalam perayaan gelar juara Bhayangkara FC.

Boaz Solossa

Penyerang: Boaz Solossa, Sylvano Comvalius, Bijahil Chalwa

Apa persamaan ketiganya musim ini? Mereka semua adalah penyelamat dengan caranya masing-masing.

Boaz, meskipun tak terlalu produktif musim ini, terbukti masih bertaji dengan satu gol dan satu asis yang membawa Persipura menyamakan kedudukan setelah tertinggal dua gol dari Sriwijaya FC. Kemudian untuk Comvalius, dua golnya ke gawang Persegres membuat ia sukses mengemas 37 gol, yang merupakan 48 persen dari total gol Bali United.

Terakhir, Bijahil Chalwa semakin menegaskan peran krusialnya bagi Persiba di derbi Kalimantan. Saat melawan Mitra Kukar, satu gol dan satu asisnya membuat Laskar Beruang Madu mengakhiri perjalanan 12 tahun mereka di kasta tertinggi sepak bola Indonesia dengan kemenangan. Sebuah kado perpisahan yang manis, di musim yang berjalan tragis bagi Persiba.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.