Eropa Inggris

Memetakan Potensi Leroy Sane dan Raheem Sterling

Komposisi lini depan Manchester City sangat beragam, pun menjanjikan. Aman untuk dikata bahwa lini depan City adalah perpaduan antara kreativitas, determinasi, kecepatan, kecerdasan, dan ketajaman. Di tangan Pep Guardiola, skuat berwarna tersebut tengah menunjukkan performa menanjak, seperti potensi yang terlihat dari sosok Leroy Sane dan Raheem Sterling.

Baik Sane maupun Sterling adalah dua pemain muda yang sebelumnya tidak diperkirakan akan memberi dampak siginifikan untuk tim utama Manchester Biru. Sane, yang masih berusia 21 tahun adalah pemain baru yang bergabung musim lalu dan masih berusia 21 tahun. Sane didatangkan Manchester City dari FC Schalke 04 dengan mahar mencapai 44 juta paun.

Sementara itu, Sterling sudah dua musim berseragam kaos biru muda Manchester City. Pemain asal Inggris ini diboyong City dari Liverpool dengan dana lebih dari 50 juta paun. Sebagai salah satu pemain muda asli Inggris, Sterling diharapkan bisa menjadi tulang punggung tim nasional, dengan cara menjadi pemain yang lebih baik bersama City.

Kedua pemain ini diperkirakan akan kesulitan mengganggu dominasi David Silva, Kevin De Bruyne, dan Sergio Aguero di lini depan. Boleh dikata, baik Sane maupun Sterling hanyalah pilihan kedua ketika salah satu dari ketiga pemain di atas tengah berhalangan hadir. Atau, setidaknya, Sane dan Sterling dimaksimalkan untuk keperluan rotasi.

Namun, Sane dan Sterling justru mempu berbicara banyak ketika menit bermain cukup terbatas. Keduanya mendapatkan banyak kesempatan ketika pemain inti cedera. Sterling yang lebih sering bermain sejak menit pertama, dengan Sane masih banyak dimaksimalkan sebagai pemain demi kebutuhan perubahan taktik Pep Guardiola.

Baca juga: Pep Guardiola: Manchester City Sudah Menunjukkan Perkembangan

Ketika kesempatan yang ditunggu datang, Sane dan Sterling menunjukkan bahwa mereka bukan pemain pilihan kedua. Keduanya punya kualitas untuk mengawal lini depan City. Bersama Gabriel Jesus, Sane dan Sterling membuat lini depan The Citizens tetap tajam ketika Aguero absen karena masalah cedera tulang rusuk.

Sane, misalya. Dari tujuh penampilan di Liga Primer Inggris sejauh ini, sudah berhasil mencetak enam gol dan empat asis. Bagaimana dengan Sterling? Sejauh ini, dari delapan pertandingan Liga Primer Inggris yang sudah dilewati, Sterling mencetak tujuh gol dan dua asis. Satu hal yang perlu dicatat adalah keduanya tak selalu bermain sejak menit awal.

Dari penampilan Sane, kita bisa merasakan tingkat kepercayaan diri yang sangat baik dari pemain berusia 21 tahun. Ia bisa bermain di hampir semua posisi menyerang, terutama di sisi lapangan. Kecepatan dan kemampuan olah bolanya di atas rata-rata. Tak hanya penciptaan peluang, Sane juga bisa diandalkan untuk menyelesaikannya.

Seperti gol yang ia cetak ke gawang West Bromwich Albion (WBA) minggu lalu. Ketika jalur tembakannya tertutup, Sane memanfaatkan tubuh bagian atas untuk mengecoh bek WBA. Ketika posisi bek WBA sedikit bergeser, Sane langsung melepaskan tembakan akurat ke tiang jauh, melewati celah sempit tersebut.

Dibutuhkan kepercayaan diri untuk menguasai bola di dalam kotak penalti, terutama ketika ditekan oleh bek lawan. Pun, dibutuhkan teknik menggiring dan menedang bola yang prima untuk bisa mencetak gol seperti itu. Jika diperhatikan, gol-gol Sane terkadang tidak lahir dari sutuasi yang mudah. Kebisaannya mencetak dari banyak situasi akan menjadi senjata berbahaya apabila dipertajam.

Cara bermain Sterling sendiri tidak jauh berbeda dengan cara bermain Sane. Mereka berdua sama-sama punya kemampuan lari jarak pendek yang sangat baik. Ketika masih memperkuat Liverpool, ciri tersebut sangat terlihat, terutama ketika menyisir sisi kanan atau di tengah situasi serangan balik. Kecepatannya adalah kelebihan yang menarik.

Ketika sudah dilatih Guardiola, cara bermain Sterling sedikit berubah. Ia tak lagi boros menguasai bola di depan kotak penalti. Sterling banyak menggunakan kecepatannya untuk menghindari marker lawan di dalam kotak penalti. Terutama, untuk menyambut umpan silang mendatar (cut back) yang banyak dilepas oleh bek-bek sayap Manchester City.

Dari cara bermainnya yang semakin efisien, Sterling bisa mendapatkan banyak waktu dan ruang untuk menerima bola di dalam kotak penalti.

Meski sudah semakin baik, di mata Guardiola, keduanya masih bisa berkembang lebih jauh lagi. “Sane adalah laki-laki dengan talenta yang spesial. Ia bisa mencari ruang di belakang bek lawan, menyerang hingga garis tepi, dan membuat gol-gol luar biasa. Saya selalu berkata kepadanya dan juga kepada Raheem Sterling bahwa ruang untuk berkembang masih sangat luas. Mereka berdua harus lebih tenang.”

“Mencetak gol dan bermain baik memang penting, namun mereka berdua masih bisa lebih baik lagi. Saya tidak meragukan hal itu. Mereka masih sangat muda dan kami akan memanfaatkan kesempatan ini untuk membantu mereka berkembang. Mereka bisa memperbaiki hal-hal kecil, misalnya jangan mudah kehilangan bola. Saya tidak menuntut mereka menunjukkan giringan bola, umpan silang, atau tembakan ke gawang yang bagus. Saya ingin mereka memperbaiki hal-hal sederhana saja,” tegas Guardiola.

Membayangkan Sane dan Sterling menjalankan nasihat Guardiola, adalah membayangkan pemain yang sudah bagus menjadi lebih sempurna. Potensi besar mereka menjadi tidak terpetakan. Ketika konsistensi kelak tercapai, Sane dan Saterling tak hanya memberi dimensi yang berbeda, namun memberi kepastian gol setiap minggunya.

Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen