Musim ini, Valencia seperti beruang yang baru bangun dari hibernasi. Ia lantas lapar, membabat buruan yang masuk dalam dekapan cakar tajam. Valencia mengoyak daging musuhnya, mencabiknya menjadi bagian-bagian kecil supaya mudah dikunyah. Dan keganasan itu bukan berarti tanpa masalah di kemudian hari.
Kira-kira, masalah apa yang sering menghinggapi sebuah tim yang tengah berada dalam performa terbaik? Betul sekali, ketertarikan klub-klub besar kepada pemain yang tengah menojol. Dan bagi Valencia, performa apik yang mereka tunjukkan mengandung risiko bakal kehilangan salah satu pemain masa depan.
Ia adalah Carlos Soler, yang performanya tengah menanjak, dan Manchester United berdiri di kejauhan, memanggul mahar siap meminang. Mahar yang dibawa United konon bernilai sekitar 30 juta paun demi servis memikat pemain timnas Spanyol U-21 tersebut, sementara ada buy-out clause 75 juta paun yang sudah disematkan Valencia.
Namun, meski terdapat klausul penjualan dalam kontrak Soler, Valencia kemungkinan tak bisa mematok harga jual terlalu tinggi. Masalah keuangan berpotensi “memaksa” Valencia merestui perkawinan Soler dengan United. Jika kesepakatan memang akan terjalin, kemungkinan nilai transfer Soler tak akan lebih dari 40 juta paun.
Lantas, mengapa sebenarnya United ingin meminang Soler? Padahal, lini tengah United, ketika para gelandangnya terbebas dari cedera, sudah cukup ideal. Apakah Setan Merah tengah mempersiapkan masa depan tanpa Michael Carrick yang semakin menua? Atau, apakah Jose Mourinho cukup sulit mempercayai Henrikh Mkhitaryan yang tak selalu bisa konsisten?
Posisi ideal Soler adalah gelandang tengah, dengan kemampuan dasar yang mendukungnya apabila hendak bermain di belakang penyerang. Pemain berusia 19 tahun ini bahkan sudah mendapat label “The Next David Silva”. Pelabelan tersebut sudah cukup banyak menggambarkan kelebihan yang dapat ia tawarkan.
Selain ketenangan sekokoh kristal, Soler bisa bermain di tiga posisi. Posisi aslinya ketika bermain di akademi adalah penyerang. Namun, ia juga bisa bermain sebagai gelandang serang atau gelandang tengah. Satu hal lagi yang luar biasa, ia bisa bermain sama baiknya di tiga posisi tersebut. Bahkan ketika ia harus bermain melebar dalam pola 4-4-2 ala Marcelino, pelatih Valencia saat ini.
Marcelino, mengindikasikan akan menggunakan skema 4-4-2 dengan Soler berada di kiri. Ia bukan pemain sayap. Soler akan bermain seperti David Silva di Manchester City, seorang playmaker yang bermain dari sisi lapangan dan bergerak ke tengah.
Dengan kelebihan seperti itu, nampaknya bukan hanya Carrick dan Mkhiratyan yang kariernya terancam. Di depan, di belakang penyerang, Juan Mata, hingga Anthony Martial bisa tergusur. Apalagi, Martial sudah santer dikabarkan menjadi buruan Barcelona di Januari mendatang. Maka, meminang Carlos Soler menjadi aksi yang masuk akal.
Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen