Pekan ke-9 kasta tertinggi sepak bola Italia telah rampung dimainkan, dan menghasilkan beberapa momen yang saling bertolak belakang. Sejumlah tim papan atas berhasil membawa tiga poin plus clean sheet di pertandingan akhir pekan lalu, sedangkan tiga tim terbawah tidak ada satu pun yang dapat mencetak gol.
Giornata ketiga di bulan Oktober ini dibuka dengan kemenangan telak Sampdoria atas Crotone. Lima gol yang dicetak anak asuh Marco Giampaolo menempatkan mereka sebagai tim kedua dengan produktivitas tertinggi di kandang. Sejauh ini, Sampdoria telah menghasilkan 12 gol di Luigi Ferraris. Hanya Lazio yang memiliki peroleh gol kandang lebih banyak dari Il Samp, yakni 14 gol.
Setelah dibuka dengan pesta Sampdoria, Serie A kemudian mementaskan partai akbar antara dua klub di pucuk klasemen sementara. Sama-sama belum terkalahkan, Napoli dan Internazionale Milano juga sama-sama kesulitan membongkar pertahanan alot lawannya, dan pertandingan pun berakhir imbang dengan skor kacamata.
Meski gagal mencetak gol, tapi Inter layak berbangga dengan clean sheet yang mereka peroleh di San Paolo. Melawan Napoli yang selalu memang di delapan laga awal plus sangat produktif di kandang dengan 12 gol dan hanya sekali kebobolan, I Nerazzurri dapat memaksakan hasil imbang sekaligus mengamankan posisi mereka dari kejaran Lazio.
Clean sheet sebenarnya juga didapat oleh saudara sekota Inter, yaitu AC Milan, tetapi makna dari keperawanan gawang mereka pekan ini berbanding terbalik dengan apa yang diperoleh Inter. Skor 0-0 yang didapat Milan saat menjamu Genoa membuat paceklik kemenangan mereka berlanjut ke empat pertandingan, dan posisi I Rossoneri pun merosot ke peringkat 11.
Jika ikut menghitung hasil di Liga Europa, maka kegagalan Milan mencetak gol di laga ini adalah yang kedua kalinya secara beruntun. Di laga malam Jumat, papan skor di San Siro juga menunjukkan angka 0-0 saat melawan AEK Athens. Dengan dana 43 juta euro yang telah digelontorkan untuk mempercantik lini depan, situasi ini jelas sangat jauh dari apa yang diharapkan.
Tripletta Sami Khedira
Jika Inter, Milan, dan Napoli mengalami kebuntuan malam ini, Juventus justru berpesta dengan mencetak setengah lusin gol ke gawang Udinese. Sempat tertinggal dua kali bahkan Mario Mandžukić diberi kartu merah pada menit ke-26, La Vecchia Signora justru semakin tampil beringas di Dacia Arena, kandang Udinese.
Sami Khedira menjadi bintang di pertandingan ini dengan mencetak tiga gol. Ya, tiga gol! Seorang gelandang bertahan dengan catatan hattrick, dan ini adalah torehan trigol pertama sepanjang kariernya. Selain itu, Khedira juga berhasil memasukkan namanya ke daftar pemain Jerman yang mencetak tripletta di Serie A, bersanding dengan para legenda seperti Oliver Bierhoff, Miroslav Klose, dan Jürgen Klinsmann.
Dengan enam gol yang mereka derita, Udinese menjadi kesebelasan dengan produktivitas gol yang cukup tinggi (15 gol), tetapi juga kemasukan sangat banyak (21 gol). Sejauh ini, Il Zebrette hanya lebih baik dari Benevento yang sudah kemasukan 22 gol.
https://www.youtube.com/watch?v=vFhJLmtQe5A
Ciro Immobile separuh jiwa Lazio
Jelang laga kontra Cagliari, Lazio dihadapkan pada situasi berat, karena para pesaing di atas dan dua tim di bawahnya sukses menambah poin mereka. Jika kalah, Lazio akan lengser dari posisi tiga besar dan poin mereka akan didekati AS Roma yang menang 1-0 di kandang Torino. Namun, I Biancocelesti tetap bermain tenang dan memetik kemenangan 3-0 lawan Cagliari.
Seperti biasa, Ciro Immobile kembali menegaskan peran pentingnya di Lazio. Di laga dini hari tadi ia berselebrasi dua kali, yang membuat rekening golnya menggemuk dengan tabungan 13 gol dari 9 penampilan. Artinya, Immobile telah mencetak 54 persen gol Lazio. Lebih dari separuh!
Gol pertama Immobile didapat melalui sepakan titik putih di menit ketujuh, sedangkan gol keduanya datang empat menit sebelum turun minum, dengan sundulan memanfaatkan asis Adam Marušić. Dengan 13 golnya, Immobile menjadi yang tersubur di lima liga top Eropa sejauh ini.
Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.